Share

Kekhawatiran Daniel

Plakkkkkkk

Cinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi.

"Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral .

"Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan 

"Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral.

"Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobil 

Tapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.

Cinta semakin ketakutan .

"Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai.

"Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh.

"Sayangku … malam itu saya sengaja memasukkan obat ini dengan dosis normal. Karena saya tidak rela jika Daniel mendapat pelayanan extra dari anda. Sekarang saatnya saya yang memiliki anda," Paparazy itu memegang mulut Cinta dan akan meminumkan air tersebut.

Cinta menutup mulutnya,dan menggelangkan kepalanya.

"Ayooo … diminum sayang. Setelah ini, aku akan membuat mu sangat berbahagia. Bukankah kamu sudah lama tidak mendapatkan kehangatan, hhhhhh?"

Paparazi semakin kesal karena Cinta terus menggelengkan kepalanya dan menutup rapat mulutnya. 

Cinta semakin tertusuk hatinya mendengar perkataan paparazi. Dia merasa terhina. karena walaupun sudah 2 tahun menjanda. Cinta buka tipe perempuan yang haus akan belaian laki-laki.

Paparazi terus memaksa.

Cinta mencoba meraih sesuatu untuk memukul paparazi. Tapi gagal.

Akhirnya Cinta mengarahkan jari-nya dan mencolok mata paparazi yang melotot memaksanya minum.

Paparazi kaget dan mundur sambil memegangi matanya yang sakit.

Kesempatan itu digunakan Cinta untuk kabur.

Cinta meraih handle pintu mobil. Dan berhasil melarikan diri.

Cinta melupakan sepeda motornya dan melarikan diri ke arah penjual buah potong.

Tapi ketika hendak menyebarang, sebuah kendaraan melintas dengan cepat.

Dan.

"Aaaaaaaaaaaa ..." teriak Cinta.

Pengendara sepeda motor tidak bisa mengendalikan kemudi, dan Cinta pun terserempet.

Melihat kejadian itu. Paparazi melajukan mobilnya dan melarikan diri.

Cinta mencoba bangun. Tapi tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Yang didengarnya hanya teriakan seseorang meminta tolong.

***********

"Andi ... Percepat laju mobil ini. Saya curiga terjadi sesuatu pada Cinta!" Daniel memerintahkan Andi untuk melaju mobil dengan cepat

"Ini sudah kecepatan tertinggi boss!" Andi memperhatikan bosnya yang terlihat gelisah 

Tadi ketika dikantor.

Daniel mengecek keberadaan sepeda motor Cinta.

Dia tersenyum ketika melihat sepeda motor Cinta melewati jalur menuju kota Muara Bulian. Dan menyeberangi sungai. Dia tau, pasti Cinta akan ke kota.

Entah. Setiap melihat keberadaan Cinta melalui GPS , Daniel selalu tersenyum sendiri.

Daniel meminta Andi untuk mengantarkannya ke kota yang Cinta tuju.

Daniel terus fokus menatap layar handphone nya. Dan kaget ketika tiba -tiba sepeda motor Cinta berhenti ditempat sepi dalam waktu yang cukup lama.

Perasaan Daniel menjadi kalut sehingga meminta Andi melajukan mobil dengan cepat

"Kita sudah sampai bo …" Andi belum selesai berbicara. Daniel langsung keluar dari mobil 

Daniel menemukan motor Cinta terparkir di pinggir jalan. Tapi, tidak ada Cinta disana.

"Maisya … Maisya ..."

Daniel memanggil nama Cinta berulang kali.

"Cinta … kamu dimana?" Daniel mencari ke sekitar, namun tidak menemukan Cinta.

Tiba -tiba seseorang menghampiri mereka.

"Ada apa pak?" tanya seorang lelaki paruh baya.

"Saya mencari Cinta. Hmm …maksud saya pemilik sepeda motor ini," ujar Daniel manatapa ke arah lelaki tersebut.

"Ooooo … pemilik motor ini dilarikan ke rumah sakit, karena terserempet motor ketika berlari keluar dari sebuah mobil!"

Bapak tersebut menjelaskan

"Apa maksud anda?" tanya Daniel dengan wajah semakin cemas.

"Tadi saya melihat dari kejauhan. Sepeda motor ini diberhentikan sebuah mobil. Pengendaranya Seorang perempuan cantik dengan berambut panjang." bapak itu mulai bercerita.

"Mereka terlihat berbicara serius. Setelah itu mereka masuk kedalam mobil. Cukup lama mereka didalam mobil. Lalu perempuan itu berlari keluar dari mobil dan sepertinya meminta pertolongan. ketika dia akan menyeberangi jalan, sebuah sepeda motor melintas. Dan perempuan itu pun terserempet ." terang bapak itu, lagi.

"Lalu. Mobil itu kemana? bapak tau bagaimana wajahnya?" Andi menanyai bapak tersebut .

"Saya tidak melihat wajahnya. Tapi laki-laki itu membawa kamera besar yang dikalungkan dilehernya." Jawab bapak tersebut.

"Paparazi." Daniel mengepalkan tangannya.

"Lalu, bagaimana dengan Cinta?" tanya Daniel dengan raut wajah semakin gelisah 

"Saya langsung kesini. Saya lihat perempuan itu pingsan. Pengendara motor yang menabrak juga luka-luka. Saya langsung memberhentikan kendaraan yang lewat dan meminta mengantar mereka kerumah sakit!" Bapak itu menerangkan lagi.

"Rumah sakit mana pak?" tanya Daniel memegang pundak lelaki tua tersebut

"Rumah sakit mitra Medika." Jawab lelaki itu.

"Terimakasih sudah membantu Cinta, Andi, Ayooo!"

Daniel menepuk pundak penjual buah potong tersebut dan langsung menuju rumah sakit.

Sepanjang perjalanan, Daniel semakin gelisah.

"Andi, tak bisakah kamu melakukan mobil ini dengan cepat? Kenapa jalannya seperti keong?" Daniel berbicara kepada Andi dengan gusar.

"Saya sudah berusaha cepat,Pak. Tapi, jalanan sedang padat oleh anak-anak sekolah yang membawa motor dengan bergerombol." Andi menatap Daniel dari kaca spion.

"Saya tidak akan memaafkan diri sendiri, jika terjadi hal buruk pada Cinta." Daniel mengusap kasar wajahnya.

***********

Andi melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Andi tidak ingin Daniel terus gelisah karena memikirkan Cinta.

"Aku akan membuat perhitungan dengan paparazi itu, jika terjadi sesuatu pada Cinta." Daniel mengepalkan kedua tangannya. 

Andi memarkir mobil di halaman rumah sakit. Daniel langsung berhambur turun dari mobil dan langsung menuju ke meja perawat.

"Suster, bisakah anda memberitahu saya, di mana pasien korban kecelakaan tadi siang dirawat?" Daniel terburu - buru menanyakan keberadaan Cinta kepada perawat jaga 

Suster tersebut terlihat bingung

"Ehem. Maksud saya pasien atas nama Cinta, dirawat diruang mana?" Daniel menjelaskan maksud perkataannya kepada perawat jaga.

"Ooo … Nona Cinta? yang mengalami kecelakaan di jalan Sultan ya, Pak?" tanya suster tersebut.

"Iya, benar!" jawab Daniel 

"Di ruang mahoni, kamar no 3 ya, Pak … " suster tersebut menunjuk arah kamar Cinta.

"Terimakasih suster." Daniel langsung melangkah ke arah kamar yang di tunjuk.

Daniel berlari-lari kecil menelusuri lorong rumah sakit, raut wajahnya menampakkan kecemasan yang teramat sangat.

Andi hanya menggelengkan kepala melihat sikap bosnya. Karena, sebelumnya Daniel tidak pernah bersikap seperti itu kepada siapapun.

Didepan kamar mahoni no 3, Daniel mencoba mengatur napasnya. Daniel meraih handle pintu dan masuk .

Daniel melihat Cinta terbaring dengan mata terpejam. Tangan dan pelipisnya diperban. Daniel duduk di samping Cinta, ada rasa nyeri saat dia melihat Cinta terbaring tak berdaya seperti itu. Daniel mengusap pipi Cinta dengan lembut.

"Andi, urus perpindahan ruangan Cinta. Aku ingin dia dirawat di ruang VIP." Daniel memandang Andi yang berdiri dibelakangnya.

"Baik bos!" Andi meninggalkan ruangan tersebut dan menuju ruang administrasi.

"Sepertinya bos benar-benar jatuh cinta pada perempuan itu," gumam Andi di dalam hati.

Daniel masih terus membelai pipi Cinta. Daniel merasa teramat sangat bahagia setiap kali berada di samping Cinta.

Beberapa perawat masuk dan ingin memindahkan Cinta ke ruang VIP 

"Permisi pak, benarkah pasien akan dipindahkan ke ruang VIP?" tanya salah seorang perawat kepada Daniel.

"benar suster. Silahkan!" Daniel menjauhkan diri dari ranjang Cinta, dan membiarkan kedua perawat tersebut mengurus segala keperluan pemindahan Cinta.

2 perawat tersebut menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka membawa Cinta keluar ruangan, diikuti Daniel dibelakang.

Setelah sampai diruangan VIP yang dituju, Daniel merasa lega. Karena diruangan sebelumnya, Daniel merasa tidak nyaman dan terlalu sempit. Daniel tidak ingin, ketika Cinta sadar, Cinta merasa tidak nyaman dan ingin segera pulang.

Daniel kembali duduk disamping Cinta.

Menatap wajah perempuan tersebut dengan seksama. Entah mengapa, sejak kejadian malam itu, Daniel tidak pernah sedikitpun melupakan wajah Cinta.

Daniel mendekatkan wajahnya, berniat mencium kening Cinta. Tapi kemudian dia urungkan. Dan menarik kembali wajahnya.

Daniel tidak ingin, Cinta terbangun dan kembali berontak jika melihat wajah Daniel.

Tokkkkkk … tokkkkkk ... tokkkk ...

Seseorang mengetuk pintu kamar rawat Cinta.

"Masuk!" Sahut Daniel.

"Bos, sebaiknya anda makan dahulu. Ini sudah lewat jam makan siang." Andi mengingatkan Daniel untuk mengisi perutnya. Karena Andi tau, sejak menuju ke kota ini, Daniel tidak makan apa pun, dikarenakan terlalu mengkhawatirkan Cinta.

"Nanti saja!" jawab Daniel, masih terus menatap wajah Cinta.

"Bos, Nona Cinta aman berada di sini. Bos harus menjaga kesehatan, karena bos akan menjaga Nona Cinta dari Paparazi. Bukankah yang menjaga harus kuat, dan tidak boleh ikut sakit, kan Bos?" Andi membujuk Daniel agar segera makan siang.

Daniel terdiam dan memikirkan perkataan Andi, benar saja. Daniel tidak boleh sakit, agar bisa menjada Cinta dari incaran Paparazi yang menginginkan yang Daniel.

"Oke. Kita makan dikantin rumah sakit ini saja. Keluarlah dahulu. Aku menyusul!"

ujar Daniel sambil berdiri dan memperbaiki selimut Cinta.

"Baik bos!" Andi melangkah keluar ruangan.

Daniel kembali menatap wajah Cinta yang terlihat damai. Daniel mendekatkan wajahnya, dan melabuhkan kecupan manis di kening Cinta. Dadanya bergemuruh saat mencium Cinta. Ada getaran-getaran yang mejalar di seluruh tubuhnya.

Daniel lalu tersenyum dan meninggalkan Cinta.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status