"Kau cari mati, ya?!" semprot Nancy ketika mereka sudah tiba di belakang gudang yang sepi hingga Nancy lebih leluasa menyemprot Chloe dengan kata-kata yang sudah ia rangkai di otaknya.
Chloe merunduk diam. Si cantik sudah tahu kemana arah pembicaraan Nancy, ia tidak berani menyela. Setidaknya, sampai Chloe sudah mengeluarkan uneg-unegnya.
"Apa Dave tahu soal ini?" Chloe menggeleng seraya memainkan ujung kukunya.
"Oh, astaga, Chloe! Bagaimana jika Dave sampai tahu?!" pekik Nancy tertahan, ia dibuat gemas dengan pola pikir Chloe yang tidak melihat segala resiko ke depannya.
Nancy Steel Muffler, gadis asal Canada itu sangat mengetahui bagaimana hubungan Chloe dengan Dave. Bagaimana bisa? Nancy hanyalah gadis rantau yang awalnya hanya berniat mengunjungi pamannya, namun karena suatu hal ia terpaksa harus menetap di sini.
Demi memenuhi segala kebutuhannya yang semakin hari semakin bertambah, Nancy harus bekerja di sela-sela aktivitasnya sebagai mahasiswi. Maka dari itu, Nancy menerima tawaran Dave agar menjadi asisten pribadi Chloe.
Asisten pribadi yang dalam artian selalu memenuhi segala kepuasan Dave yang ada di diri Chloe. Mulai dari mendandani Chloe ketika Dave menginginkannya. Pria arogan berparas tampan itu ingin Chloe-nya terlihat segar, cantik, menggairahkan, dan juga seksi hingga Dave bersemangat menyentuhnya.
Nancy tidak perlu merias Chloe setiap hari. Hanya ketika Dave selepas pergi dari suatu tempat, seperti kemarin dan jika pria itu pulang Nancy mulai bekerja.
Tak hanya mendandani, segala pakaian Chloe juga diurus olehnya. Bukan pakaian semacam kaos dan celana biasa, Nancy harus membelikan pakaian yang ketat hingga membentuk lekukan tubuh Chloe yang menggoda. Tak hanya itu, sesuai dengan perintah Dave, ia harus membelikan sebuah kaos tipis, menerawang dan juga mudah disobek. Dan juga, lingerie jika Dave ingin.
Intinya, segala pekerjaan Nancy untuk Chloe selalu berbau dengan hal-hal dewasa. Bahkan, setiap minggunya Nancy harus melatih Chloe senam kegel. Senam yang sudah dilansir dapat merapatkan area kewanitaan. Tentu saja, itu semua demi kepuasan Dave ketika menginginkan Chloe di ranjang.
Maka dari itu, Nancy sudah tidak heran jika hidup Chloe sepenuhnya berada dalam kungkungan Dave. Chloe seolah ada di dalam sel penjara yang tidak boleh keluar sama sekali tanpa seijin Dave.
Nancy juga mengetahui jika hubungan itu tanpa di dasari cinta. Bahkan, terkesan memaksa. Tak ada yang Nancy tahu secara signifikan, tapi dari yang ia lihat Chloe hanya diperalat oleh Dave untuk kepuasan balas dendamnya pada Garvin.
Sudah acap kali, Nancy mendapati kilatan kebencian Dave pada Garvin dan sesekali ia merasakan aura permusuhan yang sangat kental di kedua pria itu. Meski begitu, Nancy tetap tidak mengetahui latar belakang di balik semua ini terjadi.
Namun, Nancy hanya mengamati tanpa berniat ikut campur. Ia juga tidak terlalu yakin dengan yang dilihatnya, takut-takut jika itu cuma perasaannya saja. Nancy di sini hanya sekedar menjalan tugas dan pekerjaannya menjadi asisten rumah tangga dari istri pria kaya raya seperti Dave sangat menguntungkan baginya.
Gaji yang diluar ekspektasi membuat Nancy langsung mengiyakan tawaran Dave. Pada awalnya, ia cukup terkejut jika Chloe yang akan menjadi istri Dave. Namun, ia tetap menjalankan tugasnya. Bersikap profesional.
Selain bayaran yang fantastis untuk sekedar mendandani seseorang, Nancy juga dapat memudahkan mimpinya yang sangat menyenangi make up dan dunia fashion. Untung saja, Chloe cukup sempurna untuk dijadikan rol modelnya sekaligus mengasah skill yang ia punya. Dengan tubuh yang bagus dan wajah yang cantik membuat Chloe selalu pas dipakaikan dengan jenis pakaian apa saja.
Nancy mengendus sebal melihat Chloe yang sedari tadi hanya bisa diam merunduk. Jujur saja, sebagai sosok yang sudah lama mengenal Chloe, Nancy sungguh menyayangi gadis itu seperti keluarganya sendiri. Chloe selalu peduli dan baik padanya sejak dulu.
"Apa kau bersama Garvin ke sini?" Chloe mengangguk dan kali ini mendongak menatap Nancy.
"Dave sedang pergi, jadi tidak ada yang perlu aku khawatirkan."
Tak ada sahutan, Nancy hanya diam. Chloe kembali membuka suaranya.
"Aku sudah memikirkan semuanya matang-matang. Aku hanya kuliah sampai jam tiga sore dan langsung pulang sebelum jam delapan ketika Dave pulang."
"Bukannya, banyak pasang mata yang mengawasimu?" Chloe mengangguk. Ia sangat tahu, jika Dave pergi akan ada banyak pasang mata yang mengintai pergerakannya.
Namun sepertinya, Dave tidak peduli dengan segala urusan Chloe. Selama kepuasan ia terima, maka Chloe dapat melakukan segala apapun sesuka hati, termasuk kuliah. Toh, Chloe tidak meminta uang sepeser pun pada Dave.
Nancy melihat jam melingkar di tangannya. "Sebentar lagi, aku ada kelas. Kau bisa segera pergi menuju kelasmu. Kita bertemu lagi selepas pulang nanti."
Chloe mengangguk dan mereka berpisah.
***"Chloe, lihat! Ada banyak kupu-kupu di sebelah sana.""Oh ya? Dimana? Aku tidak melihatnya."
Arthur menangis keras di dalam kamarnya. Masa bodo jika ia akan dikatakan cengeng sebagai pria. Semua akan merasa sensitif jika hati sudah terlibat.
Setelah makan siang tadi, Arthur sama sekali tidak membuka suara padahal Maria sudah acap kali menanyakan kenapa ia seperti ini, terlihat sangat kacau dengan lingkaran hitam di bawah matanya.
Bukan ia menolak cerita pada ibunya, Arthur hanya belum siap, takut jika Maria merasa terbebani pikirannya. Biarlah, biar dirinya saja yang menikmati rasa perih ini yang teramat menyakitkan.
Kamar bernuansa monokrom itu terlihat sangat berantakan. Tampak jelas, barang-barang berhamburan di lantai, rusak dan hancur. Seolah baru saja dilanda gempa. Huh.
Dalam hatinya yang paling dalam, Arthur sangat merindukan sosok Chloe. Gadisnya yang sangat cantik dan menggemaskan. Gadisnya yang memiliki senyuman secerah mentari pagi. Gadisnya yang berhasil memecahkan benteng kokoh di hatinya.
"Coba kau berpose di sebelah sana. Aku akan mengabadikannya. Segeralah!"
Arthur mengarahkan kameranya pada Chloe yang tengah berpose di anak tangga. Sesuai dengan kemauan Arthur, Chloe tersenyum lebar hingga matanya tertutup membuat lengkungan bulan sabit, begitu cerah.
"1 2 3!" Cekrek.
Chloe segera berlari ke arah Arthur, melihat hasil jepretan Arthur yang mengambil foto dirinya.
Kekehan kecil Chloe membuat Arthur ikut tertawa. "Fotonya bagus! Aku suka. Terimakasih, Arthur."
Arthur tersenyum dan mengangguk. Tangannya mengusak surai hitam milik Chloe lalu mencubit pipi berisi itu, ia gemas.
"Arthur!"
Tawa Arthur semakin keras ketika Chloe melayangkan sebuah pukulan yang sama sekali tidak ada pengaruhnya. Meski begitu, Chloe tetap memukul dan mencubit Arthur hingga mereka berdua jatuh tersungkur di atas lantai dengan Chloe yang berada di atas Arthur.
Cukup lama mereka berada di posisi itu, hingga Chloe tersadar dan segera membagi jarak antara Arthur. Kentara sekali jika keduanya tengah gugup sampai tidak tahu harus berbuat apa.
"Chloe."
"Hm?"
"Kau cantik."
Dadanya terasa sesak. Relung hatinya terasa kosong dan hampa seakan tak ada kehidupan di sana. Kehilangan orang terkasih seperti pukulan yang meremukkan jiwanya. Untuk sekarang ini, Arthur hanya bisa berserah diri. Jika, ia dan Chloe berjodoh akan disatukan pada waktu yang tepat.
Garvin baru saja menjejakkan kakinya memasuki cafe bernuansa rustic yang terletak di persimpangan jalan. Sejauh mata memandang, tidak ada yang berubah sejak terakhir kali ia datang ke sini. Hanya sedikit tambahan furniture yang terletak di setiap meja.Seorang gadis cantik dengan wajah oriental tengah tersenyum lebar seraya melambaikan tangan menyambut kedatangan Garvin. Tampak jelas, raut antusias yang tercetak di sana.Garvin kembali melanjutkan langkahnya, menghampiri gadis cantik berbalut midi dress berwarna putih dengan motif garis horizontal yang sudah duduk damai di kursinya.Tepat ketika Garvin mendaratkan bokongnya pada kursi kayu itu, mata keduanya bertemu pandang. Gadis itu masih saja memamerkan jejeran gigi putihnya. Cantik! Pria mana yang tidak terpesona dengan paras cantik seorang Celine Stewart? Model ternama dengan segudang prestasi dan lengkungan bibir yang manis.T
Mobil Audy hitam itu melaju kencang membelah jalanan yang tengah ramai. Celine bukan mengurangi laju malah semakin menekan pedal gas lebih dalam. Suara klakson dan umpatan dari pengemudi lain sudah acap kali gadis itu dapatkan.Tangannya yang memegang stir kemudi terkepal kuat, nampak jelas dari kuku jarinya yang memutih. Perlahan, matanya berkabut dan air mata mengalir tanpa bisa ditahan. Rasa nyeri itu masih sangat terasa menghantam hatinya. Kilatan kejadian beberapa waktu lalu masih terngiang di kepalanya."Aku... sepertinya aku tidak bisa menjadi apa yang kau harapkan selama ini. Aku terlalu naif mengatakan aku mencintaimu. Tapi, sekarang semua telah berubah. Nasib kita bertolak belakang."Kalimat Garvin dihadapannya ini seketika melunturkan senyum manis dibibir Celine. Gadis berparas cantik itu tidak menyangka akan disambut dengan kalimat menyakitkan itu. Sedari tadi, ia sudah sangat bersemangat bertemu dengan
Tampak Arthur tengah berdiri di depan sebuah Gedung Kesenian, di mana dulu ia pernah berada di tempat ini untuk melakukan pentas drama bertajuk Putri Salju dengan ia dan Chloe yang menjadi pemeran utama."Aku mencintaimu, Putri Saljuku.""Aku juga mencintaimu, Pangeranku."Gemuruh tepuk tangan di Gedung Kesenian ini seketika terdengar. Beberapa orang berdiri seakan kagum dengan pertunjukan yang dilakukan sekolah ini. Seluruh pemain tersenyum lebar. Ya, mereka telah berhasil menghibur.Para pemain dan pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya acara ini terlihat meninggalkan panggung satu persatu. Tak terkecuali, Arthur yang sontak saja menggenggam tangan Chloe untuk turun bersama."Kau sangat cantik hari ini, Chloe. Aku janji, pernikahan dalam drama ini akan ku wujudkan dalam dunia nyata." bisik Arthur selepas menginjakkan kaki di anak tangga terakhir.
Dave hanya bisa mendengar rintihan Celine yang menyebut nama Garvin diselingi isakan tangis. Hanya bisa mengepalkan tangannya tanpa bisa melayangkan, melampiaskan amarah pun tidak bisa.Dave hanya bisa memendam. Memendam dalam diam rasa marah dan sakit yang tanpa sadar melukai hatinya. Meski dalam hati, ia mencoba menenangkan diri dengan kalimat aku akan membalasnya nanti.Meski tidak tahu apa yang terjadi pada Celine yang sebenarnya. Namun jelas terlihat jika gadis itu seperti dicampakkan. Terlebih lagi, Celine memiliki rasa cinta yang teramat dalam pada Garvin.Sedari dulu, sudah acap kali Celine melakukan hal yang membahayakan diri sendiri. Mengingat perkataan saksi mata jika mobil Audy hitam yang dikendarai gadis itu melaju sangat kencang sebelum akhirnya terjatuh ke dalam sungai.Dapat disimpulkan, jika telah terjadi sesuatu antara Garvin dan Celine. Mungkin benar, dugaan Dave yang mengata
Chloe masih tertidur dengan lampu kamar yang padam ketika Dave baru saja datang. Kemarin, ia langsung memesan tiket penerbangan malam dan kembali saat jarum jam mengarah pada pukul tiga dini hari.Pulang dengan cara yang tidak benar, tanpa ada salam penutup dan kata pamit pada kedua orang tua Celine. Dan juga, meninggalkan pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan di sana. Namun, semua sudah terkabuti amarah hingga ia memilih mundur.Dan Dave, membutuhkan pelampiasan yang dapat menenangkan hatinya. Tubuh itu menyusup, ikut masuk ke dalam selimut dan mendekap tubuh Chloe yang hangat, menelusupkan kepalanya pada perpotongan leher si cantik dan menghirup aromanya.Hingga kedua matanya mengarah pada belah bibir Chloe yang terbuka sedikit. Dave mendesis merasakan sesuatu bagian bawahnya yang mulai berkedut, mengembang, dan membuatnya sesak. Tubuh Chloe memang sangat menggiurkan, seperti itu saja membuat Dave terangsang.
"Perumahan Katedral, blok A nomor 14."Sedari tadi, hanya kalimat itu yang diucapkan Arthur berulang kali. Tangannya meraih bungkus sereal dan menuangkannya pada mangkuk dilanjut dengan susu putih yang sudah ia siapkan sebelumnya.Tadi sore, ia berhasil menemukan Chloe dan berinisiatif untuk mengikuti langkah gadis itu. Memasuki sebuah mobil Audy merah dan melesat jauh. Hingga akhirnya, mobil itu terhenti pada sebuah komplek perumahan yang tidak terlalu jauh dari kantor Dave.Sepertinya, anak sulung dari keluarga Taylor itu telah mempersiapkan segalanya. Terlihat dari dua penjaga yang selalu mengawasi sekitar di depan rumah.Selepas memantapkan hatinya, Arthur keluar dari mobil dan berjalan mendekat pada rumah bercat putih itu. Langkahnya memelan ketika dua penjaga itu melihatnya dengan penuh intimidasi."Aku adiknya Dave, anak bungsu dari keluarga Taylor." ujar Arthur yang sama sekali t
Tadi, pagi-pagi sekali, Garvin sudah tiba dirumah Dave. Tujuannya hanya satu, mengecek kondisi Chloe yang mungkin saja dalam keadaan tidak baik.Mengingat jelas jika Dave kembali dengan perasaan gusar. Garvin merasakan itu, merasakan tatapan berang Dave yang seolah ingin membunuhnya ditempat. Tanpa bertanya, ia sudah menebak apa yang terjadi. Jawabannya hanya satu, Celine.Dibalik tembok, Garvin memandang dengan tangan terkepal melihat Dave keluar dari kamar Chloe. Melihat dari penampilan dan aura wajah, pasti Dave baru saja menyetubuhi Chloe untuk memuaskan dirinya. Lagi, adiknya yang malang itu harus menanggung segala perbuatannya.Tangan Garvin meraih secangkir kopi hitam hangat yang masih mengepulkan asap di atas meja lalu menyesapnya. Cairan pekat itu sedikit membantunya meringankan beban yang berkecamuk di otak. Meski tak berlangsung lama, kepalanya kembali berdenyut sakit seolah ditimpa batu besar.
Sebuah kejutan yang membuat Chloe benar-benar terkejut, Dave mengantarnya ke universitas dan mengijinkannya untuk kuliah, hal baik yang untuk pertama kali dilakukan Dave padanya. Meski dengan syarat, setelah kuliah selesai Chloe harus segera pulang, tidak boleh terlalu lelah karena setiap malam ia harus melayani Dave ketika ingin. Tentu saja, selalu ada timbal balik dalam kamus Dave."Aku tahu apa yang kau lakukan selama aku tidak dirumah. Tapi, karena semalam kau berhasil menenangkan pikiran dan juga menghangatkan tubuhku dengan sangat memuaskan maka aku mengurungkan niat untuk menghukumu." ujar Dave begitu sensual. Sepertinya, pria itu tidak peduli jika kegiatan malam mereka diketahui banyak orang. Maksud Chloe, ada Nancy dan Garvin di sini."Dan, aku juga telah membayar segala administrasi yang dibutuhkan. Uang yang kau keluarkan, sudah masuk kembali ke dalam rekeningmu."Selain terkejut ini juga sulit dipe