Share

Menaiki Kereta Kencana

Bab 6

Setelah menyaksikan suasana kerajaan laut selatan, Nyi Roro Kidul menuntunku pulang dengan menaiki kereta kencana. Kupikir akan ada kusir khusus yang bertugas melajukan kendaraan jadul ini, tak disangka Nyi Roro Kidul sendiri yang mengemudikannya.

Ragu bercampur kagum, aku pun menaiki kereta. Duduk di depan, bersebelahan dengan Nyi Roro Kidul, terasa seperti berada pada abad 19 di mana hanya kaum ningrat yang bertengger di atas kendaraan ini.

Di bawah payung kencana yang melindungi kepalanya, Nyi Roro Kidul menghentak tali kemudi. Tiga ekor kuda putih bergerak membawa kereta terbang meninggalkan istana.

Ada yang berbeda saat meninggalkan gerbang utama. Kulihat dua ekor naga raksasa berjaga di kedua sisi gerbang. Fenomena ini tidak kujumpai saat datang tadi. Apa mungkin mata batinku semakin tajam sekarang?

Kedua naga itu, masing-masing berdiameter 1 kilometer. Panjangnya mencapai 7 kilometer. Mereka berwarna merah dengan dua tanduk pendek di kepala dan bertugas menjagai gerbang utama.

Naga penjaga ini tidak mirip dengan naga di siaran televisi. Kepala mereka cenderung runcing. Barisan duri tajam tumbuh berdekatan pada punggungnya.

"Semua yang kamu lihat di sini, bisa saja berbeda dengan penglihatan orang lain," jelas Nyi Roro Kidul padaku.

"Kok bisa gitu?" tanyaku heran.

"Tergantung kekuatan supranatural seseorang," jelasnya lembut. "Makin kompleks kekuatannya, makin banyak yang terlihat."

"Arini, ada banyak hal belum bisa kamu lihat saat ini. Jika memaksimalkan diri, kamu berkesempatan menyaksikan semuanya nanti."

Aku mengangguk pelan tanpa bersuara. Daripada bicara yang hanya menunjukkan ketidaktahuan di alam lelembut ini, mending diam saja. Cukup dengar dan menyimpan rapi semuanya di relung hati.

***

Beberapa saat kemudian, kami tiba kembali di danau yang merupakan akses rahasia ke kerajaan laut selatan.

Sebelum berpamitan, Nyi Roro Kidul mengusap kelopak mataku menggunakan telapak tangannya. Saat membuka mata, kurasakan mata batinku telah sempurna diaktifkan. Aku pun segera kembali ke vila karena jam kerja belum selesai.

Tiba di vila dan menengok jam dinding, kuperkirakan ada sekitar 10 menit diriku dibawa ke kerajaan laut selatan.

Waktu yang singkat. Padahal, kebersamaanku bersama Nyi Roro Kidul terasa begitu panjang. Ternyata, waktu di dunia fana bertolak belakang dengan waktu di dimensi supranatural. Pantas saja, pernah kejadian bocah disembunyikan dedemit selama seminggu. Saat ditemukan kembali, si bocah mengaku cuman sesaat berada di dimensi lain.

"Kak Arini dari mana aja?" tanya petugas cleaning service, membuatku terkejut dari lamunan.

"Eh, baru aja dari toilet," jawabku tak nyaman. "Kamu mencari aku, ya?"

"Iya, sepuluh menit loh aku cariin. Soalnya bingung kok kakak tiba-tiba hilang dari kamar 15, padahal aku masih berdiri di luar." Ia terkekeh renyah. "Udah aku tutup kembali kamarnya, nih kuncinya." Ia menyodorkan kunci kamar nomor 15.

Segera kuterima kemudian menyimpannya ke rak kunci. Teringat kembali saat Nyi Roro Kidul membawaku terbang dari kamar 15. Melayang melewati pintu, tapi bisa-bisanya petugas cleaning service tak melihat kami. Ternyata sesakti itu kemampuan lelembut kelas atas.

"Nama kamu siapa sih?" tanyaku basa-basi.

"Melur," jawabnya sembari menarik sebuah kursi, lalu duduk berdekatan denganku.

"Loh, uda selesai bersih-bersihnya? Kok malah duduk di mari?"

"Uda beres, Kak." Melur tertawa kecil. "Biasanya kalau tugas malam begini dan pekerjaan uda beres, aku ke sini ngobrol sama petugas resepsionis."

"Ya, baguslah. Itung-itung ada yang nemenin aku." Aku tertawa. "Melur, kamar kamu yang nomor berapa di mess?"

"Nomor dua belas. Kalau kamar Kakak?"

"Tiga belas," jawabku datar.

"Berarti deket kita." Ia kembali tertawa. "Ntar pagi pas selesei tugas, kita bisa pulang bareng dong!"

"Baiklah. Kita pulang bareng," ucapku sambil menepuk pundaknya.

Malam pun merangkak ke titik paling pekat. Aku dan Melur duduk bercerita sepanjang malam sebab tak ada tamu check in. Jam berlalu tanpa hal aneh terjadi. Semoga Yang Maha Kuasa selalu melindungiku di vila ini.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status