Home / Horor / Vila Melati / Menaiki Kereta Kencana

Share

Menaiki Kereta Kencana

Author: Uwa Mia
last update Last Updated: 2023-07-25 06:19:29

Bab 6

Setelah menyaksikan suasana kerajaan laut selatan, Nyi Roro Kidul menuntunku pulang dengan menaiki kereta kencana. Kupikir akan ada kusir khusus yang bertugas melajukan kendaraan jadul ini, tak disangka Nyi Roro Kidul sendiri yang mengemudikannya.

Ragu bercampur kagum, aku pun menaiki kereta. Duduk di depan, bersebelahan dengan Nyi Roro Kidul, terasa seperti berada pada abad 19 di mana hanya kaum ningrat yang bertengger di atas kendaraan ini.

Di bawah payung kencana yang melindungi kepalanya, Nyi Roro Kidul menghentak tali kemudi. Tiga ekor kuda putih bergerak membawa kereta terbang meninggalkan istana.

Ada yang berbeda saat meninggalkan gerbang utama. Kulihat dua ekor naga raksasa berjaga di kedua sisi gerbang. Fenomena ini tidak kujumpai saat datang tadi. Apa mungkin mata batinku semakin tajam sekarang?

Kedua naga itu, masing-masing berdiameter 1 kilometer. Panjangnya mencapai 7 kilometer. Mereka berwarna merah dengan dua tanduk pendek di kepala dan bertugas menjagai gerbang utama.

Naga penjaga ini tidak mirip dengan naga di siaran televisi. Kepala mereka cenderung runcing. Barisan duri tajam tumbuh berdekatan pada punggungnya.

"Semua yang kamu lihat di sini, bisa saja berbeda dengan penglihatan orang lain," jelas Nyi Roro Kidul padaku.

"Kok bisa gitu?" tanyaku heran.

"Tergantung kekuatan supranatural seseorang," jelasnya lembut. "Makin kompleks kekuatannya, makin banyak yang terlihat."

"Arini, ada banyak hal belum bisa kamu lihat saat ini. Jika memaksimalkan diri, kamu berkesempatan menyaksikan semuanya nanti."

Aku mengangguk pelan tanpa bersuara. Daripada bicara yang hanya menunjukkan ketidaktahuan di alam lelembut ini, mending diam saja. Cukup dengar dan menyimpan rapi semuanya di relung hati.

***

Beberapa saat kemudian, kami tiba kembali di danau yang merupakan akses rahasia ke kerajaan laut selatan.

Sebelum berpamitan, Nyi Roro Kidul mengusap kelopak mataku menggunakan telapak tangannya. Saat membuka mata, kurasakan mata batinku telah sempurna diaktifkan. Aku pun segera kembali ke vila karena jam kerja belum selesai.

Tiba di vila dan menengok jam dinding, kuperkirakan ada sekitar 10 menit diriku dibawa ke kerajaan laut selatan.

Waktu yang singkat. Padahal, kebersamaanku bersama Nyi Roro Kidul terasa begitu panjang. Ternyata, waktu di dunia fana bertolak belakang dengan waktu di dimensi supranatural. Pantas saja, pernah kejadian bocah disembunyikan dedemit selama seminggu. Saat ditemukan kembali, si bocah mengaku cuman sesaat berada di dimensi lain.

"Kak Arini dari mana aja?" tanya petugas cleaning service, membuatku terkejut dari lamunan.

"Eh, baru aja dari toilet," jawabku tak nyaman. "Kamu mencari aku, ya?"

"Iya, sepuluh menit loh aku cariin. Soalnya bingung kok kakak tiba-tiba hilang dari kamar 15, padahal aku masih berdiri di luar." Ia terkekeh renyah. "Udah aku tutup kembali kamarnya, nih kuncinya." Ia menyodorkan kunci kamar nomor 15.

Segera kuterima kemudian menyimpannya ke rak kunci. Teringat kembali saat Nyi Roro Kidul membawaku terbang dari kamar 15. Melayang melewati pintu, tapi bisa-bisanya petugas cleaning service tak melihat kami. Ternyata sesakti itu kemampuan lelembut kelas atas.

"Nama kamu siapa sih?" tanyaku basa-basi.

"Melur," jawabnya sembari menarik sebuah kursi, lalu duduk berdekatan denganku.

"Loh, uda selesai bersih-bersihnya? Kok malah duduk di mari?"

"Uda beres, Kak." Melur tertawa kecil. "Biasanya kalau tugas malam begini dan pekerjaan uda beres, aku ke sini ngobrol sama petugas resepsionis."

"Ya, baguslah. Itung-itung ada yang nemenin aku." Aku tertawa. "Melur, kamar kamu yang nomor berapa di mess?"

"Nomor dua belas. Kalau kamar Kakak?"

"Tiga belas," jawabku datar.

"Berarti deket kita." Ia kembali tertawa. "Ntar pagi pas selesei tugas, kita bisa pulang bareng dong!"

"Baiklah. Kita pulang bareng," ucapku sambil menepuk pundaknya.

Malam pun merangkak ke titik paling pekat. Aku dan Melur duduk bercerita sepanjang malam sebab tak ada tamu check in. Jam berlalu tanpa hal aneh terjadi. Semoga Yang Maha Kuasa selalu melindungiku di vila ini.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Vila Melati   POV Ndoro Putri

    Bab 32Berdasarkan struktur sosial masyarakat Jawa, keluargaku tergolong ningrat. Sudah menjadi tradisi turun temurun bagi kami untuk menyembah Nyi Roro Kidul. Kami memanggilnya dengan sebutan 'Ibu Ratu'.Beberapa ritual sering dilakukan seperti upacara sedekah laut, tarian Bedaya ketawang, ritual Satu Suro dan penyembahan Jumat Kliwon.Tari Bedaya Ketawang adalah favoritku. Di situ aku menjadi penari yang diberkahi. Saat tarian berlangsung, aku dirasuki ruh Nyi Roro Kidul. Lewat ragaku ia menyampaikan berbagai pesan pada masyarakat.Terobsesi pada sosok Nyi Roro Kidul, kuputuskan melakukan ritual khusus yaitu berpuasa dan bersemedi agar bisa berjumpa langsung dengannya. Senang sekali, dia akhirnya berkenan muncul. Orang lain tentu akan meminta keberhasilan karir, tapi aku beda. Aku bertanya, dengan cara apa aku bisa mengabdi padanya. Ia lalu menyuruhku membangun sebuah vila dengan ketentuan yang ditetapkannya. Bahwa vila itu haruslah berada di puncak, bergaya keraton dan menjadi te

  • Vila Melati   Menghubungi Penulis

    Bab 31Nyi Roro Kidul duduk santai di kursi kebesaran. Aku dan seorang dayang mengipasi tubuhnya menggunakan kipas berukuran besar. Dua dayang lainnya sibuk memijat kaki si wanita iblis. Walau telah menjadi dayang dalam istana gaib ini, hati mengkhawatirkan tubuhku yang tergeletak di loteng rumah. Bagaimana jika Hektor tidak menemukanku? Terbengkalai sudah jasadku itu.Nyi Roro Kidul menyuruh kami berganti tugas. Dari mengipasi beralih memijati, begitu sebaliknya. Aku bersujud lalu memijati betis Nyi Roro Kidul, tapi jiwaku sungguh tak tenang. Dalam dilema jiwa ini, kumendengar suatu lantunan lagu rohani. Semacam puji-pujian kepada Tuhan. Kemudian terdengar suara laki-laki memanjatkan doa.Aku seperti terhisap, lalu hilang dari hadapan Nyi Roro Kidul. Sempat kudengar bagaimana Nyi Roro Kidul memekik keras. Memintaku agar kembali, sayangnya kekuatan yang menarikku jauh lebih kuat.Aku muncul di halaman rumahku. Banyak orang sedang berkumpul termasuk tetangga dan keluarga besarku. Apa

  • Vila Melati   POV Hektor (2)

    Bab 30Dua jam kemudian, aku kembali ke rumah Arini bersama Pastor pembimbing rohaniku. Dibantu oleh para tetangga, Ayah telah menurunkan Arini dari loteng. Ia dipindahkan ke sofa ruang tamu. Lukisan, peti perhiasan dan keris perjanjian juga diturunkan. Bahkan semua benda yang berkaitan dengan penyembahan, telah dikumpulkan. Pastor mendoakan Arini untuk membersihkan kutuk iblis yang mengikatnya. Setelah itu menumpangkan tangan ke seluruh benda yang sebentar akan dikembalikan ke laut selatan. Bertujuan mematahkan kuasa kegelapan yang bersemayam di dalam benda itu."Pastor, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya salah satu tetangga usai berdoa. "Kami sudah curiga kalau Pak Karman dulunya menyembah Nyi Roro Kidul," terangnya sembari bergidik menatap lukisan-lukisan Nyi Roro Kidul yang nampak seram. "Arini ini melanjutkan penyembahan yang dulu dilakukan Bapaknya. Namun bukan atas kemauannya. Dia bertindak dibawah kendali perempuan iblis Nyi Roro Kidul. Tuhan mengasihi Arini dan ingin meny

  • Vila Melati   POV Hektor (1)

    Bab 29Pernah dengar istilah 'dosa keturunan'? Terkadang kesalahan yang kita lakukan, bukan sepenuhnya milik kita tapi melanjutkan apa yang sudah ada.Aku, Hektor Aleksander. Dengan terpaksa, pernah melanjutkan asmara gaib yang sebelumnya terjalin antara Ayahku dan Nyi Roro Kidul. Tumbuh menjadi pemuda tampan tidak selalu menyenangkan. Ketampananku membuat Nyi Roro Kidul dimabuk kepayang. Ia melepaskan Ayahku, lalu berganti menginginkan diriku. Menentang pun sama saja! Toh aku seperti terhipnotis dan berada di bawah kendali wanita iblis itu. Dia kerap muncul di saat tak terduga. Mengintipku layaknya wanita sedang jatuh cinta. Aktivitas mandi, mengenakan pakaian dan tidur merupakan hal yang disukai Nyi Roro Kidul dari diriku. Menurutku dia tak bisa memilah, yang mana cinta dan yang mana nafsu. Hari paling nahas sekaligus titik balik, terjadi di suatu malam keramat yang sering disebut Malam Satu Suro. Di bawah kendali mistisnya, aku dituntun menuju sebuah vila di daerah Pasuruan. A

  • Vila Melati   Kembali ke Rumah

    Bab 28Aku melangkah menyusuri lorong kecil yang diapit tembok tinggi pertokoan. Lumut hijau tumbuh subur di beberapa bagian dinding. Lorong ini cukup panjang hingga tersambung ke sebuah area sempit di mana terdapat tiga buah rumah. Termasuk rumahku. Rumahku terbilang sederhana, padahal Ayah menyembah Nyi Roro Kidul semasa hidup. Seharusnya kami sukses dan kaya raya seperti para pengikut lain. Mungkin Ayah kurang bijak atau aku salah menilai.Dengan rasa yang sulit dijelaskan, aku memutar gagang pintu. Mendorongnya pelan, hingga nampak jelas isi dalam rumah. Tak ada yang berubah, tetap rapi kecuali debu menempel di sana sini. Melangkah masuk, pertama kuletakkan tas di atas meja kemudian mencolek debuh oleh telunjuk. Sangat tebal, jadi kuputuskan untuk langsung mengepel tanpa menyapu agar debu tak beterbangan. ***Asyik mengepel, hal yang kutakutkan muncul. Terdengar suara tangis yang menyayat hati. Amat pilu bahkan cenderung seram. Aku berusaha bangkit, lalu bersandar pada dinding

  • Vila Melati   Tangisan NYI Roro Kidul

    Bab 27Sabtu.Matahari belum terbit saat Ndoro Putri mendatangi mess karyawan. Kicauan burung-burung di ranting pepohonan menyamarkan bunyi langkahnya.Wajah muram. Bola matanya berkeliaran tak tentu arah. Seperti ada yang tak beres. Kututup kembali gorden jendela yang kusibak saat mengamati kedatangannya. "Sugeng enjing, tulung kumpul. Ono sing pengin tak omongno." Suaranya menggema sempurna di beranda mess.Terdengar pintu-pintu kamar berdecit dibuka. Kami keluar dengan ekspresi entah. Antara masih mengantuk dan rasa takut menghantui. Dalam hati bertanya, apa perhiasannya dicuri lagi atau bagaimana? Seharusnya Ndoro tak boleh mengganggu kami hingga besok. Ia sendiri yang mengatakan bahwa tubuh kami perlu dipulihkan selama beberapa hari, usai ritual meraga sukma kemarin."Maaf, mengganggu istirahat kalian. Apa kalian mendengar tangisan Nyi Roro Kidul?" tanyanya getir.Kami melongo keheranan lalu saling melempar tatapan. Satu per satu mengangkat bahu, kecuali Bang Kutut. "Beneran k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status