Share

Darah segar di kepalaku

Aku pun segera pergi meninggalkan tempat kotor ini. Sepanjang jalan aku terus memikirkan ucapan Rahmat barusan. Semoga saja yang dimaksud Rahmat adalah melayani mereka berdua secara bergantian, bukan dalam waktu yang bersamaan. Aku tidak bisa membayangkan jika harus melayani mereka berdua secara bersamaan. 

Sesampainya di apotek, aku bergegas turun dari motor dan berjalan menuju apoteker untuk membeli salep dan obat anti nyeri untuk Emak. 

Setelah menyebutkan obat yang kuminta apoteker pun dengan gesit menyiapkan obatnya. "Totalnya 250 ribu, Mbak!" ucapnya sambil menyodorkan bungkusan obat yang ku pesan. 

Aku pun segera membayarnya dan membawa obat itu pulang. Emak pasti sudah menunggu di rumah, walaupun ia tidak memintaku untuk membelikan obatnya, tapi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status