Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu

Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu

Oleh:  Yuki NorinBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
100Bab
18Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Enam tahun pernikahan, hanya ada pesta liar di malam hari, tidak ada kehangatan di siang hari. Alyssa mencintai Daniel dengan sepenuh hati sampai menyerahkan dirinya tanpa syarat. Namun, putri kandung mereka dilarang memanggilnya "Papa", sementara anak cinta pertamanya dipeluk di pangkuan dan diajari memanggil "Papa". Seluruh keluarga memperlakukan anak angkat sebagai pewaris berharga, sementara anak kandung dianggap aib yang tak pantas dilihat. Hingga akhirnya, Alyssa dan putrinya meregang nyawa, dan Daniel menandatangani surat kremasi mereka. Setelah itu, Daniel pergi menghadiri pesta penyambutan Sierra yang baru kembali dari luar negeri dengan membawa anak angkat itu. Saat itu, Alyssa baru sadar ketulusan tidak selalu bisa menukar ketulusan. Orang yang dingin dan kejam memang tidak punya hati. Hidup kembali di dunia yang sama, Alyssa memutuskan untuk sepenuhnya melepaskan pernikahan yang hanya penuh dengan penghinaan dan dingin ini! Di kehidupan sebelumnya, dia dengan bodohnya menyerah atas pendidikan dan menjadi ibu rumah tangga yang rela berkorban untuk keluarga. Di kehidupan kali ini, dia dengan tegas menyerahkan surat perceraian, membawa putrinya jauh dari jurang, menata kembali kariernya, dan kembali ke puncak! Saat Alyssa pergi minggu pertama, Daniel hanya menganggap Alyssa sedang mencari perhatian. Saat Alyssa pergi sebulan pertama, Daniel sama sekali tidak peduli, tetap membiarkannya pergi. Namun, suatu hari, dia malah melihat Alyssa di pertemuan elite teratas industri! Alyssa fokus pada karier, sedangkan putrinya fokus mencari ayah baru. Ternyata mereka tidak membutuhkan Daniel lagi! Pria yang selalu dingin dan sombong itu pun kehilangan akal sehatnya. Tanpa peduli pandangan dunia, dia menahan ibu dan anak itu di depan umum, lalu memohon, "Istriku, aku akan berlutut di sini, maukah kamu mencintaiku sekali lagi?"

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Maaf, Bu Alyssa, putri Anda pada 15 Februari pukul 1.13 dini hari, dinyatakan meninggal."

Alyssa Hardiansyah menggenggam sebuah boneka kelinci di tangannya, tatapannya yang kosong tertuju pada ruang operasi. Dia sedang mengantar kepergian putrinya untuk terakhir kalinya.

Di atas ranjang operasi, Alyssa menggenggam tangan kecil putrinya yang kurus kering, dingin tanpa kehangatan.

Dia merapikan rambut putrinya. Di benaknya masih terngiang suara lemah putrinya sebelum dibawa masuk ke ruang gawat darurat.

"Mama, Paman belum datang ya?"

"Paman" yang dimaksud adalah Daniel Arthadika, ayah kandungnya. Dia tidak pernah mengizinkan putrinya memanggilnya "Papa", tetapi membiarkan putra cinta pertamanya memanggilnya begitu.

Harapan terbesar Ziona di hari ulang tahunnya adalah bisa merayakan bersama sang ayah, juga berharap ayahnya mengizinkannya sekali saja memanggilnya "Papa".

Daya tahan tubuh Ziona lemah. Tahun lalu, Ziona menunggu Daniel pulang untuk makan malam. Di tengah terpaan angin dingin, akhirnya dia tertular flu dan terkena pneumonia. Kondisi tubuhnya yang kian hari menurun mengharuskan dia untuk terus dirawat di rumah sakit hingga saat ini.

Hari ini, di musim dingin yang sama, Ziona lagi-lagi menunggu Daniel pulang di depan pintu rumah. Setelah pingsan, Alyssa segera membawanya ke rumah sakit.

Dokter sudah mengeluarkan surat kondisi kritis. Alyssa memohon agar Daniel pulang menemani putrinya merayakan ulang tahun. Daniel berjanji, tetapi janji itu sekali lagi diingkar.

Alyssa menggendong tubuh putrinya yang rapuh sambil bergumam lirih, "Sayang ... kamu sudah bebas."

Bebas dari rasa sakit, bebas dari kebencian ayah kandung, bebas dari kerinduan akan kasih sayang yang tak pernah didapatkan.

"Mama, kenapa Paman nggak izinin aku panggil 'Papa', tapi Kakak boleh ...."

"Mama, apa karena Bibi Sierra suka Kakak, makanya Paman juga suka dia ...."

Pertanyaan polos itu seakan-akan masih terus menggema di telinga Alyssa.

Di usia sekecil itu, Ziona tidak mengerti kenapa ayahnya tidak menyukainya, tidak mengerti kenapa dirinya tidak boleh memanggil "Papa". Dia hanya berpikir bahwa dirinya tidak sebaik kakaknya sehingga ayahnya tidak menyukainya.

Enam tahun lalu, karena sebuah insiden dengan Daniel, Alyssa mengandung Ziona dan akhirnya menikah secara terpaksa.

Saat melahirkan Ziona, dia hampir mati karena pendarahan hebat, tetapi Daniel tidak peduli. Karena saat itu Daniel sedang menemani cinta pertamanya, Sierra, melahirkan putranya.

Setelah melahirkan, Sierra menyerahkan Rafatar kepada Daniel, lalu pergi ke luar negeri dan menghilang tanpa kabar.

Alyssa yang sudah menyukai Daniel bertahun-tahun, demi mendapatkan perhatiannya, menerima anak dari Sierra dan merawatnya dengan sepenuh hati layaknya anak kandung sendiri.

Namun, Daniel tidak mengizinkan Ziona memanggilnya "Papa", sementara kepada anak Sierra dia memperlakukannya bak permata. Itulah perbedaan yang nyata.

Seharusnya Alyssa sudah sadar bahwa sejak hari dia hampir mati saat melahirkan, hati pria itu tidak akan pernah goyah, tanpa peduli seberapa besar dia berkorban.

Padahal Ziona lahir lebih dulu, tetapi Daniel tetap mengangkat anak Sierra sebagai kakak, memberinya status cucu sulung Keluarga Arthadika. Itu sebabnya, semua orang mengira hanya anak itu yang merupakan anak sah Daniel, sedangkan Ziona dianggap sebagai anak haram.

Dokter berdiri di belakangnya, menatap punggung Alyssa yang bergetar. "Ayahnya belum datang juga?"

Sejak Ziona dirawat, Daniel tidak pernah muncul sekali pun.

Tatapan Alyssa mendingin, lalu dia tersenyum sinis. "Ayahnya sedang menemani anak dari wanita simpanannya ke luar negeri. Mereka akan bertemu ibunya dan merayakan ulang tahun bersama."

Setiap tahun selalu seperti itu. Sementara itu, dia hanya bisa dengan bodoh membesarkan anak orang lain selama empat tahun.

Di hari ulang tahun yang sama, Ziona selalu ditelantarkan.

Dokter terdiam, menatap wanita malang itu, tidak tahu bagaimana harus menghibur.

....

Hari pertama setelah Ziona meninggal, Alyssa mengurus semua prosedur. Surat konfirmasi kremasi di Kota Uttar harus ditandatangani kedua orang tua.

Alyssa pulang ke Vila Harbor untuk membereskan barang-barang Ziona. Sementara berkemas, dia mendengar suara mobil dari lantai bawah.

"Papa! Kapan Papa menceraikan Mama dan menikah dengan Bibi Sierra? Aku mau Bibi Sierra jadi mamaku!"

Daniel menaruh jas di lengannya, lalu menunduk dan mencubit pipi anak itu. "Rafa, kamu boleh panggil Bibi Sierra 'Mama'."

Dari atas, Alyssa mendengar semuanya dengan jelas. Jantungnya berdebar kencang, matanya terpejam kuat. Dia menarik napas dalam-dalam.

"Pergi minta Mama mandikan kamu. Ganti baju bersih, lalu kita jemput Bibi Sierra."

Rafatar melonjak kegirangan. "Asyik!"

Namun, sesaat kemudian wajahnya menjadi murung. "Tapi ... kalau Mama tahu, apa Mama akan melarangku pergi? Aku paling benci Mama! Dia selalu melarangku makan makanan luar!"

Daniel mengusap kepala Rafatar, menenangkannya dengan berkata, "Ada Papa di sini. Dia nggak bakal berani."

Saat berikutnya, pandangan Daniel sejenak beradu dengan Alyssa yang turun dari tangga. Daniel memalingkan mukanya dan bersikap seolah-olah Alyssa tidak ada.

Sementara itu, Rafatar berlari menarik tangan Alyssa. "Mama, mandikan aku. Sebentar lagi aku mau pergi."

Alyssa menarik tangannya, menatap Daniel. "Kamu nggak lupa sesuatu?"

Daniel menoleh sekilas dengan ekspresi datar. "Apa?"

Bertahun-tahun dia selalu bersikap dingin pada Alyssa, pada Ziona. Alyssa hanya bisa mentertawakan dirinya sendiri.

Benar. Bagaimana mungkin dia ingat kalau hari itu juga ulang tahun Ziona? Setiap tahun dia hanya merayakan ulang tahun Rafatar bersama Sierra dengan meriah. Sementara itu, Ziona hanya bisa menunggu ayahnya yang tak akan pernah pulang.

"Ada yang ingin kubahas."

Daniel mendengus. "Hari ini aku sibuk."

"Nggak akan lama. Cuma tanda tangan dua dokumen."

Alyssa memberikan dokumen, menunjukkan tempat tanda tangan. Daniel menandatangani dengan malas, lalu menyodorkannya kembali.

"Malam ini aku dan Rafa nggak pulang. Suruh Ziona minta izin setengah hari untuk Rafa di sekolah besok pagi."

Alyssa menggenggam map erat-erat hingga buku jarinya memutih. Andai Daniel mau melihat lebih teliti, dia akan tahu satu dokumen itu adalah surat cerai dan yang lain adalah surat kremasi Ziona. Sayangnya, dia hanya menandatangani secara asal.

"Oh ya, bilang juga ke dia jangan telepon aku lagi."

Alyssa tersenyum dingin. Ziona tidak akan menelepon lagi, begitu pula dirinya.

Daniel menyadari perubahan sikap Alyssa, tetapi dia tidak peduli. Mereka terburu-buru. Sierra sudah menelepon, menanyakan kapan mereka akan tiba. Jadi, tanpa menunggu Rafatar mandi ataupun berganti pakaian, Daniel langsung membawanya pergi.

"Malam ini, biar mama baruku yang mandikan aku," ucap Rafatar.

Daniel menatapnya penuh kasih. "Ya."

Alyssa berdiri terpaku, menatap punggung mereka yang menjauh. Kemudian, dia membersihkan seluruh barang yang ada hubungannya dengan dirinya dan Ziona, lalu membakarnya.

Setelah itu, dia pergi ke krematorium untuk mengkremasi jasad putrinya. Ketika menerima abu jenazah, air matanya tak terbendung lagi.

"Zizi, tunggu Mama .... Mama akan segera menyusulmu."

....

Di sisi lain, Daniel membawa Rafatar menghadiri pesta penyambutan kepulangan Sierra. Mereka bertiga tampak harmonis seperti keluarga bahagia.

Orang-orang memuji mereka serasi, menuduh Alyssa telah merebut status Nyonya Arthadika serta menghancurkan kebahagiaan keluarga itu.

Tiba-tiba, seseorang bergegas mendekati Daniel. "Pak Daniel, hari ini istri dan putri Bapak dikremasi. Tolong segera pergi untuk menerima abu jenazah."

Alis Daniel tidak sedikit pun berkerut, nadanya dingin. "Dia sudah dewasa, sampai kapan mau main drama cemburu seperti ini?"

"Tapi ini tanda tangan Bapak sendiri di surat kremasi, juga di surat cerai ...."

Jantung Daniel seakan-akan berhenti berdetak. "Apa yang kamu bilang?"

Dia melaju kencang menuju krematorium. Begitu tiba, dia melihat istri dan putrinya didorong masuk ke kotak kremasi. Seketika, hatinya terasa seperti dikoyak.

Petugas krematorium pun melihat sosok pria itu terjatuh ke lantai dengan suara keras ....

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
100 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status