"Kamu kenapa?""Mas, itu tadi Mbak Eka lewat dan arahnya ke sana. Kayaknya dia mau ke showroomnya si tonggos deh.""Ah masa sih? Kamu salah lihat kali?""Enggak, Mas, itu beneran Mbak Eka. Ayo, Mas!" tarik Kinan pada tangan Andra mendekati motornya yang terparkir di depan minimarket. "Mau ke mana kita, Dek?""Mau samperin Mbak sama Masmu lah, mau apa lagi memangnya?""Lah … mau ngapain? Ini minuman kita belum habis lho.""Halah kan bisa dibawa. Ya mu lihat mereka lah, aku tuh penasaran tau gak.""Ish, ngapain sih, Sayang, kayak gak ada kerjaan aja.""Halah, kepo aku tuh. Sekalian mau cuci mata liat si tonggos dibikin tonggos sama Badak bercula tiga.""Hih kamu ini orang cuci mata mah lihat yang seger-seger lha ini malahliat orang gotok-gotokan.""Yeee ngeliat si tonggos yang sombongnya bukan main dibikin tonggos lagi itu jauh lebih seru tau gak. Udah ah ayo nanti keburu udahan mereka berantemnya." Alhasil Andra pun menuruti kemauan Kinan untuk kembali ke showroom nya Selena. ***"Ye
Dari situlah Eka sangat yakin kalau dalih Fatih yang mendapatkan pekerjaan hanyalah kamuflase saja agar dirinya tidak curiga jika Farih sering keluar. "Jadi beneran kalau Mas Fatih punya selingkuhan? Katakan, Bu! Katakan siapa gundiknya itu! Biar aku beri dia pelajaran karena sudah berani merebut suamiku! Dasar jalang murahan!""Hey jangan kamu hina calon menantuku! Bahkan, Selena jauh lebih baik dari pada kamu!" Bu Nuri kembali keceplosan. Ia kembali menutup mulutnya karena sudah salah berucap. Ia bahkan berkali-kali menabok bibirnya sendiri karena tidak mampu diam perihal hubungan Selena dan Fatih. "Oh jadi si tonggos itu yang sudah merebut suamiku? Baiklah aku akan kasih dia pelajaran agar dia tau siapa aku yang sebenarnya. Dasar pelakor buluk, buruk rupa! Pantas saja tak ada pria yang mau dengannya. Dia kira dirinya secantik apa sampai-sampai berani menyaingi aku, huh! Biarpun aku gendut tapi aku cantik!""Ah sudahlah sana kamu pergi! Intinya Selena jauh lebih baik daripada kamu
Fatih dan Selena membelalak mendapati kini Eka sudah berdiri tegak di hadapan mereka dengan salah satu tangannya membawa satu gayung. "Eka ….? ""K-kamu kenapa bisa di sini?" tanya Fatih dengan terbata. "Kenapa? Kaget tiba-tiba aku bisa di sini? Bagus ya, pamitnya pergi kerja tapi nyatanya malah pacaran. Mana sama jalang murahan buruk rupa lagi. Pulang gak sekarang!" Eka menghardik Fatih sembari berkacak pinggang. Matanya pun sudah melotot ke arah pria yang sudah beberapa tahun menjadi suaminya itu. "Aku, aku, emm anu ….""Anu itu apa?! Apa yang kamu lihat dari dia, Mas? Udah cantik karena dempulan, tonggos, bau mulut lagi! Cih! Mau muntah aku juga dekat sama dia!" "Tutup mulutmu Eka! Kamu pikir dirimu sebagus apa!" hardik Selena yang meradang mendengar cacian Eka untuknya. "Aku hanya di badan aja yang gede selebihnya aku jauh lebih unggul daripada kamu. Yah, biarpun kamu itu dipermak habis tapi kalau soal bibit pasti lah ya gak akan bisa bohong. " Jangan kurang ajar kamu! Gak i
"Tidak! Tidak sudi aku kamu poligami apalagi sama jigong unta ini, Mas! Apakah tidak ada yang lebih baik darinya ha! Dan lagi aku tidak rela anakku diasuh olehnya. Pasti nanti dia akan mengajari Nayra jadi pelakor juga. Dasar pelakor sialan!" Tiba-tiba saja Eka setengah berlari mendekati Selena yang sejak tadi tersenyum mengejek ke arahnya. Eka secepat kilat dari pandangan mata Fatih menyerang Selena. Ia menarik rambut wanita itu hingga Selena menjerit kesakitan. Bahkan, Eka menampar hingga tiga kali pipi Selena hingga wanita itu mengeluarkan darah dari sudut bibirnya. "Rasakan ini wahai jalang burik! Dasar tak tahu diri! Sudah kukenalkan kau pada adik iparku malah kau menghambat suamiku! Apa maumu ha! Sekarang rasakan ini, rasakan ini!" "Mas Fatih tolong, Mas!" pekik Selena yang akhirnya menyadarkan Fatih yang sejak tadi tergugu melihat kebarbaran istrinya. "Eka cukup hentikan! Hentikan!"Plak! Mendadak hening. Fatih memegangi pipinya yang terkena tamparan dari Eka. Ia tidak men
"Mas Fatih brengsek! Dia pikir dia siapa?! Seenaknya saja mentalakki di depan sundal itu. Huh! Awas saja mereka semua, akan kubalas semuanya karena rasa sakit ini akan kubawa sampai aku mati! Pokoknya aku gak terima diperlakukan begini sama mereka!" Eka mengambil sebuah minuman kaleng dari dalam showcase yang ada di minimarket tidak jauh dari showroomnya Selena. Saat Eka selesai membayar dan mencari tempat duduk karena ingin mendinginkan otak sejenak, mata Eka menangkap siluet tubuh seseorang yang sangat dikenalinya. "Andra? Kinan?" Eka bergumam sembari bibir itu menyeruput minuman yang kini dipegangnya. Kinan dan Andra berjalan mendekati Eka yang duduk di pojokn Minimarket. "Kinan? Andra? Sedang apa kalian di sini?""Kami ingin memastikan apakah Mbak Eka baik-baik saja ataukah enggak." Kening Eka berkerut atas ucapan Kinan barusan. "Kenapa memangnya? Memangnya kalian tahu apa masalahku?""Taulah, Mas Fatih sama Selena demenan trus Mbak Eka dicerai." Eka kembali menatap Kinan den
"Ya karena kesalahan Mbak udah banyak sama orang tua. Mbak sanksi mereka masih mau terima Mbak apa enggak.""Mbak, yang namanya orang tua tidak akan pernah tidak memaafkan kesalahan anaknya. Mbak coba deh pulang dan minta maaf sama Mbak. Aku yakin pasti mereka mau terima Mbak. Aku yang udah gak punya orang tua saja pengen banget punya orang tua. Tapi apalah daya mengharap kasih sayang dari Ibu Mas Andra tapi nyatanya yah Mbak tau sendirilah. Saran aku sebaiknya Mbak tinggal lah sama orang tua Mbak. Bawa Nayra tinggal di sana. Aku yakin sejatinya mereka juga merindukan Mbak. Turunkan rasa egoisme yang ada di dalam diri Mbak. Datanglah ke rumah mereka dan meminta maaf. Perbaiki hubungan Mbak dengan orang tua Mbak. Aku yakin mereka akan menerima dengan tangan terbuka. Memangnya kalau bukan ke mereka Mbak mau kemana?" Eka menggeleng menjawab ucapan Kinan. "Makanya itu, Mbak pulang dan rubahlah diri Mbak.""Caranya?""Diet, perawatan. Orang tua Mbak punya usaha kan? Mbak bisa teruskan usa
"Awas kalian semua, akan kubuat kalian mengemis padaku dan saat itu tiba akan kuludahi wajah kalian yang sekarang ini tertawa karena merasa menang atas perbuatan kalian terhadapku."Eka terus saja mengemasi barang-barangnya. Tak lupa juga ia mengemasi barang-barang milik Nayra, anak satu-satunya. Sungguh, Eka sedikit banyaknya menyesal telah membela untuk ikut san setia dengab Fatih sementwra pria itu telah menduakan hatinya hanya demi harta. Hah, Eka menghela napas karena dada yang begitu sesak. Seketika ingatannya terlempar pada saat dirinya dan sang suami juga Ibu mertua begitu gencar menyuruh Andra untuk menikah dengan Selena hanya demi hidup enak. "Jadi beginikah rasanya Kinan waktu itu? Yah, kurasa karma itu sedang menghampiriku. Aku bisa apa? Semua memang atas tuaian perbuatanku pada Kinan dulu. Sekarang aku hanya bisa berpasrah dan menikmati saja rasa sakitnya. Huft, semoga ke depannya kehidupanku dan Nayra jauh lebih baik lagi."Setelah dirasa cukup, Eka pun menggendong Nayr
"Siapa, Bi?!" Suara seorang wanita yang sangat dikenali oleh Eka membuat sorot mata Eka berkaca-kaca. Wanita yang tadi bertanya pada Bi Marni pun membeku di tempatnya berdiri. "Eka? Eka ini beneran kamu, Nak? Ya Allah, Mama rindu. Ayo masuk, kenapa kamu malah berdiri di sana saja? Bi! Ayo buka kan pintu gerbangnya." Bi Marni mengangguk dan mengerjakan perintah sang majikan. Saat pintu gerbang terbuka, Eka langsung menghambur ke pelukan sang Mama. Keduanya menangis antara haru dan sedih. Haru karena sudah cukup lama keduanya tidak berjumpa dan sedih karena mereka harus berpisah sekian tahun lamanya. "Ma, maafkan Eka, Ma, selama ini Eka sudah sah sama Mama dan Papa. Eka mohon maafkan Eka. Sekarang, sekarang rumah tangga Eka sudah hancur, Ma. Ini akibat Eka tidak mendengarkan apa yang Mama dan Papa katakan. Eka mohon ampun, Ma." Eka menangis sesenggukan dan bersimpuh di kaki Bu Ranti. "Nak sudah, Nak, bangunlah. Jangan seperti ini. Mama dan Papa sudah memaafkanmu jauh-jauh hari sebelu