Sementara itu di tempat lain, pak Johan melajukan mobilnya pelan ketika sudah memasuki halaman rumah mewah, tempatnya selama ini mengabdi kepada keluarga Carson, dan sekarang menjadi tangan kanan dari Nick.
Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang seharusnya, kini pak Johan langsung masuk ke dalam rumah, dan tujuannya adalah menemui penguasa rumah mewah tersebut."Selamat malam," sapa pak Johan ketika baru memasuki salah satu kamar di dalam rumah mewah tersebut, yang besarnya melebihi lapangan tenis lapangan, dengan semua fasilitas yang ada, kemudian pak Johan mendekati wanita paruh baya yang sedang duduk bersandar di atas kasur sambil melihat majalah fashion."Malam, bagaimana?" tanya mami Julia, yang tak lain dan tak bukan adalah mami dari Nick.Yang sudah puluhan kali menyuruh pak Johan, mencari wanita untuk meniduri sang putra yang mengalami impoten, setelah mengalami kecelakaan beberapa tahun silamSetelah segala pengobatan sudah ia tempuh, tapi tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya mami Julia mempunyai ide gila, menyuruh wanita untuk meniduri sang putra.Namun, tidak sama sekali membantu, dan tetap saja mami Julia tidak menyerah untuk menyembuhkan sang putra dengan jalan tersebut, yang menurutnya sangat efektif.Karena tidak lama lagi, Nick sang putra akan menjalani perjodohan dengan putri seorang konglongmerat. Dan mami Julia tidak ingin keluarga dari putri konglongmerat itu, mengetahui Nick impoten, yang akan merugikannya, mengingat lagi perjodohan yang akan dilakukan, tidak lain dan tidak bukan, untuk mempertahankan perusahaan keluarga yang sekarang di pegang oleh Nick."Sesuai yang Nyonya inginkan," jawab pak Johan, mengikuti perintah dari mami Julia."Bagus, apa wanita itu sudah memberi tahumu, dia bisa melakukannya atau tidak?""Belum ada kabar darinya, Nya,""Beri tahu aku, setelah wanita itu mengabari kamu,""Baik,""Dan ya, beri tahu Nick, jika besok ada acara makan malam bersama dengan keluarga Valen, dan dia harus datang," kata mami Julia, menyebut nama wanita yang akan di jodohkan dengan Nick sang putra."Baik, Nya,""Baiklah, sekarang kamu boleh pergi,"Namun, ketika pak Johan ingin meninggalkan kamar tersebut. Ia langsung menghentikan langkahnya, saat mami Julia memanggilnya. "Iya Nya, ada yang bisa aku bantu?" tanya pak Johan."Apa kamu tidak memasang kamera tersembunyi di kamar hotel itu, seperti biasanya?" tanya mami Julia karena biasanya pak Johan akan memasang kamera tersembunyi di dalam kamar hotel dimana ada wanita yang di suruh untuk menggoda Nick, agar mami Julia mengetahui apakah sang putra tergoda atau tidak dengan wanita tersebut.Pak Johan baru menyadari, jika ia tadi sudah memasang kamera tersembunyi di kamar dimana Nick dan juga Mela berada.Membuatnya langsung mengambil ponselnya yang ia tautkan dengan kamera tersembunyi di dalam kamar hotel itu.Pak Johan langsung menautkan keningnya ketika baru saja membuka kamera tersembunyi yang ada di kamar hotel dimana Nick dan juga Mela berada.Setelah ia mendapati pemandangan yang tidak biasanya."Apa yang kamu lihat?" tanya Mami Julia, yang sudah turun dari atas tempat tidurnya, dan berjalan mendekati pak Johan, lalu ia mengambil ponsel yang ada di tangan pak Johan.Senyum mengembang dari kedua sudut bibir mami Julia, ketika melihat kamera tersembunyi yang di tautkan ke ponsel pak Johan.Karena ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Nick sang putra dan juga wanita yang bersamanya, sedang melakukan hubungan badan. Dan itu artinya, Nick sudah terbebas dari impoten yang selama ini dialaminya."Berapa uang yang kamu janjikan pada wanita itu?" tanya mami Julia dengan tatapan terus tertuju pada layar ponsel pak Johan, dimana sang putra sangat menikmati permainan dari wanita yang bersamanya."Dua ratus hingga lima ratus juta, Nya,""Berikan dia dua kali lipat, karena dia sudah membuat putraku sembuh,""Baik Nya,"***Mela tersenyum senang karena misinya berjalan dengan lancar. Dan bisa membuat pria impoten, kini tidak impoten lagi.Ia yang masih berada di atas ranjang, langsung menoleh pada Nick yang sudah memejamkan matanya setelah melakukan hubungan suami istri, dengan durasi yang cukup lama.Lalu Mela menarik selimut untuk menutupi tubuh Nick yang polos. Dan bersiap untuk turun dari atas ranjang, tapi ia urungkan ketika satu tangannya di cekal oleh Nick."Terima kasih," ucap Nick tentu sambil memejamkan matanya.Baru kali ini selama melayani pria hidung belang di atas ranjang, Mela mendengar ucapan terima kasih dari pria yang baru saja ia layani, karena biasanya pria yang sudah dilayaninya, langsung terlelap atau pun pergi meninggalkannya, setelah mendapat apa yang diinginkannya.Mela menatap sekilas pada Nick yang baru saja melepas tangannya. Kemudian mengenakan pakaian miliknya yang tercecar di atas lantai, sambil mengirim pesan pada pak Johan jika misinya berhasil.Namun, bukannya mendapat balasan dari pesan yang dikirim. Yang ada, ponsel Mela bergetar ketika ada notifikasi pesan masuk, yang memberi tahu bahwa ada uang masuk ke dalam rekeningnya dengan jumlah yang cukup besar, yaitu tujuh ratus juta.Berbarengan dengan balasan pesan dari pak Johan yang mengatakan jika sudah mengirim uang imbalan pada Mela.Membuat Mela langsung menelan ludahnya sendiri, karena baru kali ini ia mendapat uang yang cukup banyak dalam semalam.Dan setelah mengenakan pakaian, Mela segera meninggalkan kamar hotel tersebut dengan perasaan janggal.Tentu saja Mela merasa ada yang janggal, setelah melakukan hubungan badan dengan Nick, tapi itu apa, Mela tidak tahu.Hingga akhirnya Mela yang sudah berada di dalam kamarnya, saat tadi ia memutuskan untuk pulang setelah melayani Nick, menyadari apa yang membuatnya janggal. "Sial!" gerutu Mela, yang baru menyadari jika tadi Nick tidak menggunakan pengaman ketika melakukan hubungan badan dengannya, karena biasanya pria yang mencicipi tubuhnya akan selalu menggunakan pengaman.Pantas saja tadi Mela merasakan kenikmatan yang lain ketika melakukan hubungan badan dengan Nick, kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya dengan pria lain. "Sial, apa dia mengeluarkannya di dalam," kata Mela mengingat lagi saat berhubungan badan dengan Nick tadi. "Sial!" ucap kesal Mela, yang mengingat, saat Nick melenguh panjang, bersamaan dengan ia mencapai puncak kenikmatan.Membuat Mela yakin, jika Nick mengeluarkannya di dalam. Dan Mela yang sedang duduk di pinggiran tempat tidur, langsung membuka laci meja nakas tidak jauh darinya, untuk mengambil pil kontrasepsi, lalu meminumnya, berhadapan apa yang di pikirkannya tidak terjadi, meskipun percuma ia minum pil kontrasepsi, setelah ia melakukan hubungan badan.***Untuk pertama kalinya dalam hidup, Nick membuka kedua bola matanya dan mengakhiri tidur nyenyaknya, ketika jam di kamar hotel dimana dirinya berada sudah menunjukkan pukul dua belas siang.Kemudian Nick beranjak dari tidurnya, bukan karena pekerjaan yang ia ingat saat bangun tidur, melainkan kejadian semalam dimana ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, jika senjata miliknya yang sudah lama tertidur pulas, semalam bisa berdiri, dan bisa digunakan dengan semestinya.Dan Nick kini membuka selimut yang menutupi tubuhnya, dimana tubuhnya masih polos, dan tatapannya langsung tertuju pada senjata miliknya yang kini bisa merasakan sesuatu, ketika ia coba memegangnya, tidak seperti sebelum sebelumnya, dimana senjata miliknya tidak sama sekali merasakan apa pun, meskipun Nick pegang-pegang.Senyum terukir dari kedua sudut bibir Nick, karena senjata miliknya bisa berfungsi.Mamun, senyum itu hilang, ketika Nick mengingat untuk pertama kalinya ia berhubungan badan dengan wanita panggilan. Padahal yang Nick inginkan adalah berhubungan badan dengan wanita yang ia cintai, yang akan ia jadikan pendamping hidupnya.Membuat Nick sekarang membuka selimut dan turun dari atas ranjang, ketika melihat jam berapa sekarang."Selamat Tuan," ucapan dari pak Johan yang memang sedari tadi sudah berada di dalam kamar hotel tersebut, membuat Nick terkejut, dan ia pun kembali menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos."Sejak kapan Pak Johan ada disini?""Sejak pagi," jawab pak Johan."Kenapa tidak membangunkan aku, Pak Johan tahu, hari ini pekerjaan aku banyak,""Aku sengaja tidak membangunkan anda, karena aku tahu Pak Nick pasti kelelahan setelah kegiatan semalam, sekali lagi selamat untuk Pak Nick,"Nick menautkan keningnya mendengar apa yang pak Johan katakan. "Pak Johan tahu...""Ya, aku tahu anda sekarang sudah menjadi lelaki sejati, bukan hanya aku yang tahu, Nyonya juga sudah tahu,""Mami?""Ya, dan Nyonya menyuruh anda untuk pulang dan menemuinya,""Aku tidak mau," tolak Nick, yang tahu sang mami ingin menjodohkannya."Tapi...""Stop Pak Johan, aku tidak mau dijodohkan dengan wanita pilihan Mami, paham!""Liza," ucap Nick ketika melihat seseorang yang Mela tunjuk. Dimana Vian sedang berbicang dengan Eliza, dan sepertinya perbincangan itu tidak seperti perbincangan biasa. "Iya mantan pacar kamu, kan?" "Sayang, jangan bicara tentang masa lalu." "Maaf, refleks Sayang." ucap Mela sambil mengukir senyum. "Kamu yang mengundang dia?" "Tidak." jawab Nick benar adanya. Karena memang dirinya tidak mengundang Eliza. Tapi entah dengan Bara atau sehabatnya yang lain. "Mungkin Bara yang mengundang dia, sayang." Namun, Mela tidak menimpali ucapan dari sang suami. Karena kedua matanya masih menatap pada Vian dan juga Eliza. Dimana keduanya bukan lagi sedang berbincang, tapi beralih mengambil bayi Vera yang sedari tadi bersama dengan sang perawat. Lalu menggodongnya bergantian, sambil memanjakan bayi itu. "Mungkin Vian yang mengundang Liza, sayang." kata Mela. Dirinya masih mengingat beberapa hari lalu, Vian menceritakan jika sedang dekat dengan seorang wanita, setelah mengalami kecelakaan motor
Nick menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bara.Yang menanyakan apakah dirinya mengundang seseorang yang Nick anggap sebagai kakaknya meskipun keduanya lahir dari ibu yang berbeda.Tentu saja Nick tidak mengundang pria tersebut, karena ia telah berkomitmen untuk tidak berurusan dengan Noah lagi.Nick pun juga bingung kenapa Noah menghadiri acara pernikahannya."Ada yang tidak beres Nick," ujar Bara yang terus menatap pada Noah.Dimana pria itu juga berjalan menggunakan dua tongkat, karena memang mengalami patah tulang, dan yang Noah alami lebih serius di banding dengan Sasa sang istri."Kamu tetap berada disini, aku yang akan menghadapinya Nick."Bara segera meninggalkan sahabatnya, dan berjalan menuju dimana Noah berada. Yang datang tidak hanya seorang diri, tapi juga dengan Fred."Acara ini tidak di peruntukan untuk orang yang tidak punya hati sepertimu, lebih baik kamu pergi. Jangan sampai aku memanggil security untuk menarik kalian keluar dari sini." kata Bara ya
Hari bahagia yang di tunggu Nick dan juga Mela akhirnya tiba juga.Hari dimana keduanya akan menjadi sepasang suami istri dalam beberapa menit lagi.Tentu saja bukan hanya keduanya yang bahagia, tapi semua orang yang dekat dengan Nick maupun Mela juga merasakan hal bahagia tersebut.Seperti apa yang ketiga sahabat Nick mau, pernikahan hari ini diadakan cukup megah.Sorakan begitu meriah dari semua yang menghadiri acara tersebut terdengar di setiap sudut diadakan acara, setelah Nick dan juga Mela sama-sama mengikat janji suci sehidup semati, dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri.Tangis haru tidak bisa Nick tahan, untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia saat ini. Setelah perjalanan cinta yang sangat rumit dengan Mela. Akhirnya ia bisa menjadikannya sebagai istrinya.Begitu pun dengan Mela, yang juga menitikan air mata kebahagiaan. Ia tidak pernah membayangkan hidupnya akan sebahagia ini bersama dengan pria yang sangat mencintainya, dan tidak peduli dengan masa lalunya."Hei, in
Kebahagian tidak bisa lagi Bara tutupi, setelah ia menerima dengan ikhlas jika sang istri tidak bisa hamil. Dan ia beserta sang istri sempat berniat untuk mengadopsi anak.Sekarang tanpa mengadopsi anak, Bara ada juga Sasa akan mempunyai anak dan itu darah daging keduanya.Tentu saja kebahagian itu membuat Bara menghujani ciuman pada wajah sang istri. Dimana Sasa kini sudah di pindah ke ruang perawatan.Tentu saja Sasa yang sedang terbaring di ranjang perawatannya. Bingung dengan sikap Bara, meskipun ia tahu suaminya sangat masum."Sayang, aku baik-baik saja. Dokter juga bilang tidak butuh waktu berbulan bulan kakiku bisa normal kembali." ujar Sasa mengira sang suami begitu mengkhuatirkannya. Karena memang, Sasa belum tahu jika dirinya sedang hamil. Dimana usia kandungannya sudah memasuki usia lima minggu.Bara menatap wajah sang istri. " Aku tahu sayang," ucapnya menimpali perkataan sang istri. "Dan terima kasih, sayang." Bara kembali mencium setiap inci wajah sang istri.Ucapan teri
Nick terpaksa mengakhiri perbincangan bersama pihak WO yang akan mengurus acara pernikahannya. Ketika mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Mela calon istrinya.Bergegas Nick menuju rumah sakit, dimana sang kekasih berada."Buruan bodoh!" seru Nick pada Daniel. Salah satu sahabatnya yang hari ini menemaninya."Sabar Nick, tidak lama lagi kita sampai di rumah sakit.""Kamu menyuruh aku sabar, kamu tahu apa yang terjadi pada Mela kan?!" dengan nada emosi Nick mengucapkannya.Diam, hal terbaik yang bisa Daniel lakukan saat ini. Jangan sampai membuat sahabatnya tersebut marah, setelah mendapat kabar buruk tentang sang kekasih.Setibanya di rumah sakit, Nick segera berlari menuju tempat yang di beri tahu Vian. Kakak tiri dari sang kekasih yang memberi tahunya tentang kecelakaan yang meninpa wanita yang sangat dicintainya.Tentu saja Daniel yang tidak ingin tertinggal sang sahabat, segera mengikuti Nick yang berlari terburu-buru.Sampai akhirnya Daniel harus menghentikan langkahnya, mengi
Mela menahan tangan Sasa yang ingin pergi menyusul sang suami.Hingga sahabatnya tersebut menoleh kearahnya."Bicara baik-baik dengan Bara, Sa. Ingat, kamu salah dalam hal ini." ujar Mela.Sasa menganggukkan kepalanya, karena benar dalam hal ini dirinya yang salah. Sudah menyembunyikan kebenaran dari sang suami."Aku pergi dulu, Mel.""Hati-hati."Tek berselang lama setelah kepergian sahabatnya. Mela kedatangan tamu yang tidak ia duga.Siapa lagi jika bukan Wili yang sudah mengetahui jika Vera telah melahirkan dan wanita itu sudah meninggal dunia.Tentu saja kedatangan Wili membuat Mela kuatir, jika pria itu akan membawa bayi Vera. Meskipun seharusnya Wili berhak atas bayi itu."Aku tidak akan membiarkan kamu membawa bayi itu!" seru Mela, setelah Wili berdiri tepat dihadapannya.Namun, setelahnya Mela menautkan keningnya. Karena Wili tidak sama sekali menanggapi ucapannya. Yang ada pria tersebut duduk di sebuah kursi tepat di belakang Mela.Mela menoleh pada Wili yang tidak garang la