Share

Bab 83

"Halo, Fir? Kok diam? Mana Mas Helminya?"

Aku semakin bingung saat mendengar Mbak Ambar menanyakan Mas Helmi. Tak apakah jika aku memberitahunya?

"Mbak, tolong pikirkan lagi soal perceraian itu," ucapku pada akhirnya.

Terdengar helaan napas panjang dari arah seberang telepon. Mungkin, ini berat bagi Mbak Ambar.

"Berat, Fir. Apalagi kakakmu kasusnya sudah sampai menikahi orang lain dan tak memberitahuku. Apa kamu yakin, bakal diam saja kalau Lian nikah lagi? Apa kamu yakin, bakal menerima semuanya meski itu hanyalah masa lalu?"

Lagi-lagi aku terdiam. Benar, beban setiap orang itu berbeda. Aku yakin, yang ditimpa Mbak Ambar sekarang ini begitu berat. Apalagi ini menyangkut mental.

"Mana Mas Helminya? Biar Mbak suruh untuk menandatangi dan mengirimkannya sekarang juga."

"Mas Helmi, ada di rumh sakit."

"Rumah sakit? Apa Naura sakit? Atau, Ibu?"

"Mbak, apa kamu pikir, Mas Helmi tidak bisa sakit sehingga yang kamu tanyakan hanyalah mertuamu dan anakmu sendiri. Mas Helmi, kecelakaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status