Share

Empat

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2022-09-04 22:25:35

WARISAN ISTRIKU (4)

(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)

"Mas Danu! Mas ... ."

Bu Sonia nyelonong masuk dan memanggil Mas Danu yang tadi kulihat ada dalam kamar.

Entah apa yang dikerjakan laki-laki itu di sana tetapi sejak aku beranjak ke depan televisi tadi, Mas Danu memang belum keluar kamar.

Namun, mendengar panggilan dan suara Bu Sonia yang bergema di seantero rumah, lelaki itu akhirnya keluar juga.

Melihat sosok Bu Sonia, lelaki itu terlihat kaget.

"Sonia! Ngapain kamu ke sini?" tanya Mas Danu dengan alis terangkat dan pandangan tak suka. Aneh!

"Habis aku telpon-telpon, Mas nggak ngangkat! Tumben? Mas lagi ngapain sebenarnya? Emang nggak denger aku nelpon dari aku?" tanya Bu Sonia dengan nada menyelidik.

Mendengar pertanyaan itu, Mas Danu menghela nafas.

"Mas kan nggak selalu pegang hp, Son. Lagipula mau apa? Hari sudah malam. Mas mau istirahat karena besok mau kerja lagi. Tapi ... belum tahu juga sih besok kerja atau nggak soalnya Laras mau pulang ke Jawa dan rencananya mas mau nganterin," sahutnya tiba-tiba tanpa kusangka-sangka.

Apa? Mau nganterin aku pulang? Enak saja! Siapa yang minta dianter pulang? Batinku tidak terima mendengar jawabannya pada Bu Sonia.

"Apa? Mau nganterin Laras pulang ke Jawa? Nggak salah? Bukannya Mas sama dia sudah bercerai? Kok malah mau nganterin dia pulang kampung segala? Lagian aku kan sudah bilang kalau malam ini mau ngajak kamu makan bareng anak-anak di rumah, supaya kalian akrab sebelum kita menikah. Kok Mas bisa lupa? Bukannya tadi siang sudah janjian?" sergah Bu Sonia tak suka.

"Hmm, iya, Son. Mas mau nganterin Laras pulang, sebab bapak dan ibunya nyuruh mas pulang sama-sama dengan dia. Dan mas nggak mau mengecewakan mertua. Masa disuruh nganterin anak perempuannya pulang, nggak mau? Lagipula ini sudah malam, Son. Apa kata orang kalau mas makan di rumah kamu sementara mas ada rumah sendiri?" kilah Mas Danu, entah dengan maksud apa.

"Mas jangan aneh-aneh deh! Mas katanya setuju nikah sama aku dan nerima syarat yang kuajukan, nyeraikan Laras dan ngusir dia dari rumah mas, kok sekarang malah mau nganterin dia pulang. Apa maksudnya ini?"

"Hmm, mas minta maaf, Son. Kayaknya kita harus bicarakan ini lagi. Nggak boleh gegabah dalam mengambil keputusan karena status mas juga ... masih punya istri. Mas masih berstatus suami sah Laras. Jadi soal pernikahan itu, nanti kita bicarakan lagi ya. Mas takut kalau buru-buru memutuskan, nanti akhirnya nggak bagus buat ke depannya."

"Tapi, mas. Kenapa tiba-tiba kamu jadi berubah begini? Bukannya kemarin kamu yang janji sama aku kalau kamu mau secepatnya nyuruh Laras pergi supaya kamu bisa ikrar talak di pengadilan dan setelah keluar keputusan pengadilan, kita mau menikah secepatnya? Kok sekarang jadi berubah gini? 

Nggak! Pokoknya aku nggak mau kalau pernikahan kita sampai gagal. Aku udah kadung bilang sama orang tua dan keluarga besarku kalau kita bakalan menikah. Aku nggak mau nanggung malu, Mas. Pokoknya sekarang juga aku mau kamu ke rumah karena ibu, bapak dan keluarga besarku sudah menunggu dan mau ketemu sama kamu buat bahas pernikahan kita. Ayo, Mas! Aku nggak mau mereka nunggu lama dan marah sama aku!"

Bu Sonia menarik lengan Mas Danu tetapi lelaki itu hanya bergeming.dan terlihat bingung.

Melihat itu aku buru-buru menimpali.

"Iya, Mas, sana pergi! Lagipula nggak ada juga yang minta dianterin pulang kampung sama kamu kok karena aku mau pulang sendiri. Jadi sebaiknya kamu ikut Bu Sonia dan ketemu keluarganya karena mereka mungkin sudah mempersiapkan pernikahan kalian. Nggak boleh mas, tiba-tiba membatalkan janji begini sama perempuan. Nanti kalau keluarga Bu Sonia marah karena merasa dipermainkan gimana? Mas nggak takut? Orang kalau sudah sakit hati, bisa melakukan segala cara lho, Mas untuk membalas. Mas nggak takut keluarga Bu Sonia bikin perhitungan kalau merasa dipermainkan? Gih sana, Mas. Aku juga mau nonton teve lagi, jangan diganggu!"

Lalu setelah mengucapkan itu, aku buru-buru masuk ke ruang tengah lagi untuk melanjutkan nonton drama Korea yang sedang seru-serunya itu. 

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Lima (ENDING)

    WARISAN ISTRIKU (45)"Gimana, Pak? Apa kata Pak Susanto? Apa beliau bersedia aku menjadi donor ginjal beliau?" tanya Danu saat Pak Harisman masuk ke dalam rumah usai mengunjungi Pak Susanto yang katanya saat ini tengah berada di rumah sakit, menunggu pendonor yang bersedia mendonorkan ginjal untuknya.Pak Harisman tersenyum kecut lalu menghembuskan nafasnya."Beliau mau sih, Nu. Cuma Bapak salah dengar. Bapak kira dia mau ngasih lima ratus juta untuk yang bersedia donor ginjal buat dia, tapi ternyata cuma lima puluh juta.""Kalau cuma lima puluh juta, buat apa, Nu? Rugi! Ginjal tinggal satu, kamu pasti sudah nggak bisa kerja berat lagi. Mana kata dokter, habis donor, harus benar benar jaga kesehatan. Gimana mau jaga kesehatan, kalau hidup kita morat marit, Nu?""Jadi kalau menurut Bapak sih nggak usahlah, Nu. Mending kita jualan es di pinggir jalan aja dari pada donor ginjal. Berat konsekuensinya. Cuma masalahnya kita nggak punya modal buat jualan. Yang nggak perlu modal cuma ngemis a

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Empat

    WARISAN ISTRIKU (44)"Cie ... ini ya calon istri Mas Dicky? Wah cantik banget, Mas ... calonnya ... kapan nih diresmikan?" ujar seorang gadis muda berusia dua puluh tahunan yang ada di hadapan Dicky dan Laras saat laki laki itu memperkenalkan Laras pada keluarga besarnya yang tengah berkumpul di meja tamu pada acara pesta pernikahan mewah yang diselenggarakan oleh sepupu Dicky di sebuah hotel bintang lima tersebut.Mendengar perkataan gadis muda itu, yang lain pun ikut menimpali dengan nada menggoda."Iya, nih. Kapan dihalalkan? Udahan dong jomblonya. Udah kaya juga. Perusahaan udah dua. Kantor pengacara laris job. Aset ada di mana mana. Rumah, mobil, tabungan, semua ada. Tunggu apalagi, Mas Dicky? Mau nyari apa lagi? Emang nggak pengen kayak Mahesa tuh yang akhirnya nikah juga setelah sekian lama jomblo?" sambut yang lain pula hingga membuat baik Dicky mau pun Laras merah mukanya karena menahan jengah."Apa sih, Rasty! Laras ini cuma teman. Nggak usah menggoda deh. Nanti dia nggak ma

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Tiga

    WARISAN ISTRIKU (43)Bu Risma menatap putrinya saat Laras tengah mengerjakan laporan keuangan usaha miliknya sembari menyantap sarapan pagi dengan wajah terlihat lelah. Betapa dia melihat putrinya itu telah bekerja keras membanting tulang sedemikian rupa demi kemajuan usaha minimarket miliknya, sehingga hari harinya begitu sibuk dan melelahkan.Ah, andai saja Laras memiliki suami, yang tentu saja sifat dan tindak tanduknya tak seperti Danu, mantan menantunya kemarin, Laras pasti tak perlu secapek ini mengerjakan semuanya sendirian.Sekarang meski pun ada Dicky dan Reno yang tak pernah lepas membantu putrinya itu membangun dan membesarkan usaha, akan tetapi tetap saja beda bila Laras didampingi oleh seorang suami, yang berada di depan menghandle semuanya.Berpikir begitu, Bu Risma pun akhirnya membuka mulutnya, berusaha mengajak Laras bicara soal mencari pendamping hidup yang baru."Ras ... hmm ... apa kamu belum berpikir untuk ... untuk mencari pengganti Danu, Ras? Sekarang kamu kan s

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Dua

    WARISAN ISTRIKU (42)Laras sendiri usai menjawab pertanyaan Ibunya, lantas membuka ponselnya yang bergetar menandakan ada pemberitahuan baru pada akun media sosialnya. Sepertinya itu adalah notifikasi pesan what's app yang baru saja masuk. Dia pun buru buru membuka aplikasi hijau dalam ponselnya tersebut dan sedikit terkejut membaca pesan baru dari Dicky.[Ras, siang ini kamu sibuk nggak? Hmm ... kalau nggak sibuk, bisa temenin aku menghadiri acara pesta pernikahan sepupuku nggak?][Biasanya sih aku pergi sendiri. Tapi kali ini nggak tahu, kok rasanya pengen ngajak kamu sebagai teman ya.][Tapi kalau kamu sibuk, nggak apa apa kok aku pergi sendiri saja.] tulis Dicky di kolom obrolan.Untuk sesaat Laras dilanda bingung. Haruskah dia menerima permintaan Dicky tersebut atau tidak. Bukankah lazimnya seorang laki laki akan mengajak pasangannya untuk hadir di acara pesta seperti itu? Apalagi ini pesta pernikahan keluarga dekatnya. Apa Dicky tak punya teman spesial atau calon istri yang bisa

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Satu

    WARISAN ISTRIKU (41)Bu Risma menatap putrinya saat Laras tengah mengerjakan laporan keuangan usaha miliknya sembari menyantap sarapan pagi dengan wajah terlihat lelah. Betapa dia melihat putrinya itu telah bekerja keras membanting tulang sedemikian rupa demi kemajuan usaha minimarket miliknya, sehingga hari harinya begitu sibuk dan melelahkan.Ah, andai saja Laras memiliki suami, yang tentu saja sifat dan tindak tanduknya tak seperti Danu, mantan menantunya kemarin, Laras pasti tak perlu secapek ini mengerjakan semuanya sendirian.Sekarang meski pun ada Dicky dan Reno yang tak pernah lepas membantu putrinya itu membangun dan membesarkan usaha, akan tetapi tetap saja beda bila Laras didampingi oleh seorang suami, yang berada di depan menghandle semuanya.Berpikir begitu, Bu Risma pun akhirnya membuka mulutnya, berusaha mengajak Laras bicara soal mencari pendamping hidup yang baru."Ras ... hmm ... apa kamu belum berpikir untuk ... untuk mencari pengganti Danu, Ras? Sekarang kamu kan s

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh

    WARISAN ISTRIKU (40)Namun, Yuni yang masih dikuasai oleh amarah, menepis kasar tangan Danu yang berusaha meraih tangannya dan menyentaknya dengan keras."Jangan sentuh aku, Danu! Aku bilang aku nggak sudi memaafkan kamu lagi! Jadi sekarang juga silahkan pergi dari rumah ini karena aku nggak akan pernah lagi memberikan kamu kesempatan kedua! Tidak!" "Sekarang juga, pergi kamu dari sini, Danu! Rudy, tolong bantu paman kamu ini bawa tasnya lagi masuk mobil biar dia bisa balik ke rumah orang tuanya lagi!" seru Yuni pada keponakannya yang berada di dalam toko yang buru buru keluar saat Yuni memanggilnya.Tas itu pun dimasukkan Rudy ke dalam taksi online kembali lalu setelah itu mendorong tubuh Danu supaya mengikuti juga masuk ke dalam mobil."Ayo, Paman masuk ke dalam mobil. Jangan ganggu Tante aku lagi kalau nggak mau berurusan sama aku!" ujar Rudy pula dengan nada mengancam dan tegas yang membuat Danu mau tak mau akhirnya masuk ke dalam mobil juga karena enggan berurusan dengan Rudy ap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status