Share

Tiga

Author: Aura_Aziiz16
last update Huling Na-update: 2022-09-04 22:25:03

WARISAN ISTRIKU (3)

(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)

"Nggak usah, Mas. Makasih. Biar aku pulang sendiri aja. Mas kan udah talak tiga aku di depan saksi. Nggak pantas rasanya kalau kita masih pergi berdua. Apa kata tetangga nanti, Mas? Pak Brahma dan Pak Dicky pasti sudah bilang ke mana-mana kalau kita sudah bercerai. Aku punya perasaan, Mas. Nggak enak sama orang-orang," sahutku sambil meneruskan kesibukanku memasukkan pakaian yang masih bisa dipakai ke dalam tas besar yang akan kubawa pulang ke kampung halaman nanti.

"Tapi Jawa Timur itu jauh, Ras. Mas khawatir ...," ujarnya lagi.

"Ngapain Mas khawatir? Tadi waktu nalak aku Mas nggak kelihatan khawatir kok. Kenapa sekarang tiba-tiba cemas aku kenapa-kenapa di jalan?" sahutku dengan tatapan tajam ke arahnya.

Mendengar jawabanku, Mas Danu terlihat kikuk.

"Ya ... khawatir juga dong, Ras. Tapi tadi kan belum sempat ngomong. Sekarang aja baru sempat ngomong kalau perempuan itu sebenarnya nggak boleh pergi jauh-jauh sendirian," kilahnya.

Aku menggelengkan kepala.

"Nggak usah, Mas. Lagian aku udah sering kan pulang sendiri? Dua kali aku pulang nggak Mas temani karena Mas lagi sibuk kerja. Jadi, biarkan besok aku pulang sendiri. Oke!"

Mas Danu terlihat kecewa mendengar penolakanku, tetapi akhirnya ia kelihatan pasrah.

"Ya, sudah kalau gitu. Terserah kamu saja. Kalau nggak mau dianterin, ya udah. Tapi malam ini kamu masih tidur di kamar ini kan? Kita ... masih bisa tidur bersama satu kamar, kan?"

Aku menggeleng.

"Nggak, Mas. Aku tidur di depan TV aja sambil nonton drama Korea. Udah ya, Mas. Aku solat dulu. Habis itu aku mau nonton TV," pungkasku lagi.

"Ya, udah," sahutnya pasrah.

****

Aku sedang asyik menonton drama Korea di televisi saat pintu rumah diketuk pelan dari luar.

Dengan malas kutinggalkan benda segiempat di depanku untuk menuju pintu dan membukanya.

Begitu terbuka, kulihat sosok Bu Sonia, wanita yang katanya sudah melamar Mas Danu untuk menjadi suaminya itu tegak di luar dengan dandanan menor seperti biasanya.

Bibirnya yang tebal dipoles lipstik warna merah menyala dan tubuhnya yang gemuk tampak membentuk gelombang di sana sini karena dress ketat yang membalut tubuhnya hampir kesulitan menyembunyikan lemak yang bertebaran di mana-mana itu.

Melihatku ada di sana, wanita itu tampak kaget.

"Laras? Kok kamu masih ada di sini? Gimana sih, bukannya Mas Danu sudah ngusir kamu?" tanyanya dengan nada kaget dan tak suka.

Mendengar pertanyaannya, aku memaksakan senyum.

"Benar, Bu. Mas Danu memang sudah mengusir dan mentalak tiga saya. Tapi saya minta waktu sampai besok pagi untuk pulang karena Jawa itu jauh, Bu. Harus pesan tiket bus minimal sehari sebelum berangkat. Tapi ibu tenang saja karena besok pagi saya bakalan pergi kok. Oh ya, Bu. Ibu mau apa? Mau ketemu Mas Danu?"

"Iya. Ada? Saya mau ajak dia makan malam di rumah karena saya udah masak makanan kesukaan dia. Tapi, ditelpon telpon kok nggak diangkat-angkat, makanya saya buru-buru ke sini. Nggak biasa-biasanya Mas Danu nolak telepon dari saya soalnya," sahut wanita itu sambil masuk dan memanggil-manggil Mas Danu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ardi Ningrum
Halloooo..knp bab ini ngulang dr bab sebelumnya?
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Lima (ENDING)

    WARISAN ISTRIKU (45)"Gimana, Pak? Apa kata Pak Susanto? Apa beliau bersedia aku menjadi donor ginjal beliau?" tanya Danu saat Pak Harisman masuk ke dalam rumah usai mengunjungi Pak Susanto yang katanya saat ini tengah berada di rumah sakit, menunggu pendonor yang bersedia mendonorkan ginjal untuknya.Pak Harisman tersenyum kecut lalu menghembuskan nafasnya."Beliau mau sih, Nu. Cuma Bapak salah dengar. Bapak kira dia mau ngasih lima ratus juta untuk yang bersedia donor ginjal buat dia, tapi ternyata cuma lima puluh juta.""Kalau cuma lima puluh juta, buat apa, Nu? Rugi! Ginjal tinggal satu, kamu pasti sudah nggak bisa kerja berat lagi. Mana kata dokter, habis donor, harus benar benar jaga kesehatan. Gimana mau jaga kesehatan, kalau hidup kita morat marit, Nu?""Jadi kalau menurut Bapak sih nggak usahlah, Nu. Mending kita jualan es di pinggir jalan aja dari pada donor ginjal. Berat konsekuensinya. Cuma masalahnya kita nggak punya modal buat jualan. Yang nggak perlu modal cuma ngemis a

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Empat

    WARISAN ISTRIKU (44)"Cie ... ini ya calon istri Mas Dicky? Wah cantik banget, Mas ... calonnya ... kapan nih diresmikan?" ujar seorang gadis muda berusia dua puluh tahunan yang ada di hadapan Dicky dan Laras saat laki laki itu memperkenalkan Laras pada keluarga besarnya yang tengah berkumpul di meja tamu pada acara pesta pernikahan mewah yang diselenggarakan oleh sepupu Dicky di sebuah hotel bintang lima tersebut.Mendengar perkataan gadis muda itu, yang lain pun ikut menimpali dengan nada menggoda."Iya, nih. Kapan dihalalkan? Udahan dong jomblonya. Udah kaya juga. Perusahaan udah dua. Kantor pengacara laris job. Aset ada di mana mana. Rumah, mobil, tabungan, semua ada. Tunggu apalagi, Mas Dicky? Mau nyari apa lagi? Emang nggak pengen kayak Mahesa tuh yang akhirnya nikah juga setelah sekian lama jomblo?" sambut yang lain pula hingga membuat baik Dicky mau pun Laras merah mukanya karena menahan jengah."Apa sih, Rasty! Laras ini cuma teman. Nggak usah menggoda deh. Nanti dia nggak ma

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Tiga

    WARISAN ISTRIKU (43)Bu Risma menatap putrinya saat Laras tengah mengerjakan laporan keuangan usaha miliknya sembari menyantap sarapan pagi dengan wajah terlihat lelah. Betapa dia melihat putrinya itu telah bekerja keras membanting tulang sedemikian rupa demi kemajuan usaha minimarket miliknya, sehingga hari harinya begitu sibuk dan melelahkan.Ah, andai saja Laras memiliki suami, yang tentu saja sifat dan tindak tanduknya tak seperti Danu, mantan menantunya kemarin, Laras pasti tak perlu secapek ini mengerjakan semuanya sendirian.Sekarang meski pun ada Dicky dan Reno yang tak pernah lepas membantu putrinya itu membangun dan membesarkan usaha, akan tetapi tetap saja beda bila Laras didampingi oleh seorang suami, yang berada di depan menghandle semuanya.Berpikir begitu, Bu Risma pun akhirnya membuka mulutnya, berusaha mengajak Laras bicara soal mencari pendamping hidup yang baru."Ras ... hmm ... apa kamu belum berpikir untuk ... untuk mencari pengganti Danu, Ras? Sekarang kamu kan s

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Dua

    WARISAN ISTRIKU (42)Laras sendiri usai menjawab pertanyaan Ibunya, lantas membuka ponselnya yang bergetar menandakan ada pemberitahuan baru pada akun media sosialnya. Sepertinya itu adalah notifikasi pesan what's app yang baru saja masuk. Dia pun buru buru membuka aplikasi hijau dalam ponselnya tersebut dan sedikit terkejut membaca pesan baru dari Dicky.[Ras, siang ini kamu sibuk nggak? Hmm ... kalau nggak sibuk, bisa temenin aku menghadiri acara pesta pernikahan sepupuku nggak?][Biasanya sih aku pergi sendiri. Tapi kali ini nggak tahu, kok rasanya pengen ngajak kamu sebagai teman ya.][Tapi kalau kamu sibuk, nggak apa apa kok aku pergi sendiri saja.] tulis Dicky di kolom obrolan.Untuk sesaat Laras dilanda bingung. Haruskah dia menerima permintaan Dicky tersebut atau tidak. Bukankah lazimnya seorang laki laki akan mengajak pasangannya untuk hadir di acara pesta seperti itu? Apalagi ini pesta pernikahan keluarga dekatnya. Apa Dicky tak punya teman spesial atau calon istri yang bisa

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh Satu

    WARISAN ISTRIKU (41)Bu Risma menatap putrinya saat Laras tengah mengerjakan laporan keuangan usaha miliknya sembari menyantap sarapan pagi dengan wajah terlihat lelah. Betapa dia melihat putrinya itu telah bekerja keras membanting tulang sedemikian rupa demi kemajuan usaha minimarket miliknya, sehingga hari harinya begitu sibuk dan melelahkan.Ah, andai saja Laras memiliki suami, yang tentu saja sifat dan tindak tanduknya tak seperti Danu, mantan menantunya kemarin, Laras pasti tak perlu secapek ini mengerjakan semuanya sendirian.Sekarang meski pun ada Dicky dan Reno yang tak pernah lepas membantu putrinya itu membangun dan membesarkan usaha, akan tetapi tetap saja beda bila Laras didampingi oleh seorang suami, yang berada di depan menghandle semuanya.Berpikir begitu, Bu Risma pun akhirnya membuka mulutnya, berusaha mengajak Laras bicara soal mencari pendamping hidup yang baru."Ras ... hmm ... apa kamu belum berpikir untuk ... untuk mencari pengganti Danu, Ras? Sekarang kamu kan s

  • WARISAN ISTRIKU    Empat Puluh

    WARISAN ISTRIKU (40)Namun, Yuni yang masih dikuasai oleh amarah, menepis kasar tangan Danu yang berusaha meraih tangannya dan menyentaknya dengan keras."Jangan sentuh aku, Danu! Aku bilang aku nggak sudi memaafkan kamu lagi! Jadi sekarang juga silahkan pergi dari rumah ini karena aku nggak akan pernah lagi memberikan kamu kesempatan kedua! Tidak!" "Sekarang juga, pergi kamu dari sini, Danu! Rudy, tolong bantu paman kamu ini bawa tasnya lagi masuk mobil biar dia bisa balik ke rumah orang tuanya lagi!" seru Yuni pada keponakannya yang berada di dalam toko yang buru buru keluar saat Yuni memanggilnya.Tas itu pun dimasukkan Rudy ke dalam taksi online kembali lalu setelah itu mendorong tubuh Danu supaya mengikuti juga masuk ke dalam mobil."Ayo, Paman masuk ke dalam mobil. Jangan ganggu Tante aku lagi kalau nggak mau berurusan sama aku!" ujar Rudy pula dengan nada mengancam dan tegas yang membuat Danu mau tak mau akhirnya masuk ke dalam mobil juga karena enggan berurusan dengan Rudy ap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status