Share

Telephone

Aвтор: Sirius Star
last update Последнее обновление: 2021-10-20 20:28:02

Karena insiden sore kemarin di penginapan tempat mereka berlibur, Aera dan teman-temannya memutuskan kembali ke Jakarta pukul 06.00 pagi hari agar tidak terjebak macet selama diperjalanan. Sejak saat itu pula, Aera jatuh sakit karna shock menerima paket bangkai hewan disaat mereka sedang berlibur.

“Siapakah dia? Apa yang dia inginkan? Kenapa dia mengincar Aera?”, Pertanyaan itu terus menguasai pikiran Aaron yang tengah mengemudi saat ini. Pikirannya terbagi fokus antara harus tetap mengemudi sama memikirkan keadaan Aera yang sudah tidak baik-baik saja. Karena fikirannya yang semakin kalut, ditambah Aera yang tertidur di kursi samping kemudi dengan keringat yang bercucuran, Aaron memutuskan untuk memberhentikan mobilnya dan diikuti mobil Dimas dibelakangnya.

“Kenapa berenti Aaron?” Tanya Gabriel khawatir.

“James gantiin gue nyetir dong bro, pikiran gue kalut. Ditambah Aera makin gak baik-baik aja, gue mau mindahin dia ke kursi belakang”. Jelas Aaron to the point.

James pun menyanggupi dan pindah ke mobil Aaron untuk menggantikan Aaron mengemudi, sedangkan Aaron dan Aera pindah ke kursi belakang, dan Dimas berdua dengan Gabriel. Selesai pindah posisi, mereka pun melanjutkan perjalanan.

“Gimana keadaan Aera?” Tanya James dari kursi kemudi ke Aaron.

“Makin demam, dari tadi keringat nya nyucur terus. Kita langsung ke Rumah Sakit aja kali ya?” jawab Aaron khawatir.

“Oke, kita langsung ke Rumah Sakit aja.” Lanjut James.

Setelah mengambil keputusan untuk ke rumah sakit, Aaron pun mengirim pesan ke Gabriel untuk memberitahu bahwa mereka akan langsung ke Rumah Sakit Family dan meminta Gabriel untuk langsung ke rumah Aera saja dan memberitahukan ke orang tuanya Aera terkait keadaannya saat ini. Aaron pun meminta Gabriel untuk bertemu di Rumah Sakit saja bersama orang tua Aera nanti.

Sesampainya di Rumah Sakit, Aera langsung masuk ke ruang UGD dan langsung ditangani oleh dokter. Karena demamnya yang sangat tinggi dan terus mengeluarkan keringat sehingga Aera harus di pasang infus dan diberi obat penurun panas, sesaat setelah perawat memasang infus ke Aera, dokter menanyakan keluhan yang Aera rasakan sehingga Aaron pun memberitahukan semua insiden kejadian yang menyebabkan Aera seperti ini kepada dokter.

Selagi Aaron sibuk mengurus Aera di dalam ruang UGD, James berinisiatif menunggu kedatangan Gabriel bersama orang tua Aera di ruang tunggu depan UGD.

Tak lama kemudian, Gabriel dan orang tua Aera datang bersama Dimas dan segera menghampiri James yang sudah menunggu di depan UGD.

“Bagaimana keadaan anak tante James?” Tanya mama Aera dengan sangat khawatir.

“Masih ditangani dokter tante di dalam, ada Aaron yang nemenin.” Jawab James cepat. Setelah mendengar itu, mama Aera langsung masuk ke dalam UGD ditemani oleh papa Aera, sedangkan James, Dimas dan Gabriel menunggu di ruang tunggu.

“Om, tante” sapa Aaron saat melihat orang tua kekasihnya itu masuk ke ruang UGD.

“Aera mana nak Aaron?” kali ini papa Aera yang buka suara menanyakan keadaan putri semata wayangnya itu.

“Habis ditangani dokter om. Kata dokter Aera hanya shock dan panik jadi dia langsung down kaya gini. Hanya butuh waktu untuk istirahat beberapa hari setelah itu jangan sampai merasa tertekan agar Aera cepat pulih. Dokter pun menyarankan Aera untuk dirawat selama beberapa hari karna keadaannya yang masih membutuhkan perawatan lebih lanjut.” Jelas Aaron panjang menyampaikan apa yang disampaikan oleh dokter tadi.

“Ya Tuhaan… Sebenarnya apa yang terjadi nak?” kali ini mama Aera sudah sangat penasaran atas apa yang menimpa putrinya secara tiba-tiba.

“Kita bicara saja di luar ya om, tante.. gimana?” tawar Aaron ke orang tua Aera, karena mereka sedang di dalam UGD dan tidak enak jika harus membicarakan hal ini di dalam karena takut mengganggu pasien lain yang sedang ditangani.

“Boleh, ayuk kita ke ruang tunggu depan saja. Sekalian minta Gabriel untuk menjaga Aera di dalam.” Ajak papa Aera ke Aaron dan istrinya. Akhirnya mereka pergi ke ruang tunggu dan menghampiri Gabriel, Dimas dan James lalu mama Aera meminta Gabriel untuk masuk kedalam menemani Aera.

Setelah Gabriel masuk ke dalam, Aaron langsung membuka pembicaraan dan menceritakan insiden kemarin sore di penginapan setelah mereka pulang dari diving di pulau karang. Mama yang mendengar penjelasan dari Aaron, Dimas dan James akhirnya semakin takut dan khawatir akan keadaan putrinya saat ini.

“Kalian gak tau siapa yang mengirim paket bangkai hewan itu ke penginapan kalian?” Tanya sang papa sambil menenangkan istrinya yang sudah lemas karena shock.

“Kami gak tau om, karena paket itu sudah ada dikamar Aera dan Gabriel saat kami baru sampai dari pulau karang, bahkan pengurus penginapannya saat itu memang sedang tidak ada disana karena ia taunya kami check out dari sana hari ini.” Jelas Aaron panjang.

“Apakah Aera mempunyai musuh dikampusnya?” Tanya mama Aera tiba-tiba. “Bisa saja kan pa, ada yang gak suka dengan Aera lalu mengirim terror kaya gini.” Jelas mama ke suaminya itu.

“Aera di kampus dikenal sebagai mahasiswi yang ramah kok om, te… bahkan ia banyak disukai sama seluruh mahasiswa. Jadi tidak ada yang tidak menyukainya di kampus.” Jawab Dimas menimpali.

“Lalu siapa dong paa… kita gak bisa diem terus-terusan. Ini kedua kalinya putri kita dikirim terror paket seperti ini.” Rengek mama Aera sangat khawatir. Ia sampai tidak bisa berfikir jernih untuk masalah putrinya ini.

“Papa akan selidiki ini, mama tenang aja ya..” jawab papa menenangkan.

Selesai pembicaraan mereka, tiba-tiba Gabriel datang dan memberitahu bahwa Aera sudah siuman. Saat mendengar hal itu, akhirnya papa dan mama Aera menghampiri Aera di ruang UGD, sedangkan Aaron mengurus kamar rawat inap untuk Aera hari ini.

Ditengah kesibukan Aaron saat sedang menyiapkan berkas rawat inap di Rumah Sakit, handphone Aera yang ada di saku Aaron berbunyi menandakan ada telfon masuk. Aaron yang melihat nomor baru yang menelpon nomor kekasihnya itu hanya menatap layar handphone Aera sebentar sebelum mengangkat telfon dari nomor tak dikenal. Setelah berusaha mengingat nomor yang tertera tapi tetap tidak tau itu nomor siapa, akhirnya Aaron memutuskan untuk mengangkat telfonnya.

“Hallo sweet heart, apa kau sudah selesai liburan hahaha” sapa orang diseberang telfon.

“Siapa kau” jawab Aaron sarkas dan menggenggam handphone dengan erat karena menahan emosinya.

“Wait wait wait wait. Ternyata lelaki bodoh yang mengangkat telfon ku hm? Hahaha” jawab orang diseberang telfon dengan mengejek.

“Gue Tanya, lo siapa brengsek!” Tanya Aaron dengan penuh penekanan.

“Gak penting lo tau siapa gue, kalo mau Aera selamat, putusin dia.” Jawab orang diseberang telfon singkat lalu telfon pun terputus.

Saat telfon terputus, Aaron mencoba menghubungi kembali nomor tersebut tetapi tidak bisa terhubung. Akhirnya Aaron menyimpan kembali handphone kekasihnya itu disakunya dan ia akan memberitahukan kepada yang lain terkait telfon yang barusan ia terima.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WHO?   This is The End

    Semua orang terkejut saat mendengar suara peluru yang keluar dari pistol detektif Doni.Dimas terjatuh, ia mengembangkan senyumnya, “hahaha kau payah,”Mendengar celotehan Dimas, semuanya langsung ternganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Mr. Charlos pun langsung memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk memborgol Dimas,“Anda ditangkap karna telah melakukan pembunuhan berantai dan berencana kepada warga Negara Indonesia dan warga Negara Amerika. Anda berhak didampingi pengacara dan berhak diam saat sesi Interogasi nanti.”Kaki Dimas mengucur darah yang cukup banyak, Dizka pun mengikatkan kaki Dimas yang terkena tembakan dengan kain.“Aaahh,” Dimas meringis menahan sakit saat Dizka mengikat kakinya dengan kencang.“Akhirnya kau tertangkap wahai psikopat. Selamat menikmati tidur malam mu beralaskan lantai dingin di dalam sel.” Ucap Dizka dengan penuh nada mengejek setelah

  • WHO?   Terkepung

    01.00 AMSemua tim tengah menyiapkan peralatan yang akan mereka gunakan, mulai dari pakaian serba hitam, anti peluru, pistol, granat asap, dan lain-lain.“Semua sudah ready?” tanya Reynald.Semuanya mengangguk serempak,“Oke, let’s go!”Mereka memasuki mobil yang sudah disiapkan tim FBI dan tim Alex untuk menuju ke hutan pinus tempat lokasi persembunyian Dimas.Butuh waktu satu setengah jam dari tempat penginapan mereka untuk sampai ke lokasi.Anak buah Alex pun sudah siaga di lokasi dan menginfokan kalau Dimas dan anak buahnya tengah beristirahat karna tidak ada pergerakan dari mereka di dalam rumah.“Kita akan sampai jam berapa disana?” tanya Dizka,Reynald melihat jamnya, “Sekarang pukul 01.30, berarti kita akan sampai disana pukul tiga tepat.”Dizka pun mengangguk paham dan kembali terdiam. Ia melihat keluar jendela, matanya d

  • WHO?   Chicago

    O’HARE, BANDAR UDARA INTERNASIONAL CHICAGO, ILLINOISRombongan detektif Doni, Alex, Aaron, Renald, dan Jolie kini telah sampai di Bandar Udara Internasional O’Haro, Chicago pada malam hari.Mereka dijemput langsung oleh anak buah Alex yang memang sudah menunggu mereka tiba.“Welcome, Sir.” Sapa Aaron, anak buah Alex.“Hei, Aaron. Semua sudah siap?”“Yes, Sir. We are ready.”“Good. Antarkan para tim kepolisian Indonesia untuk menemui pihak polisi Amerika. Kita sudah membuat janji untuk itu bukan? mereka juga sudah mengurus perizinan disini.”“Yes, Sir.”“Follow me, Mr…?”“Doni,” ucap Doni memperkenalkan diri.Aaron pun menerima uluran tangannya dengan ramah. Lalu ia mengantarkan detektif Doni untuk menemui pihak kepolisian Amerika Serikat sebelum mereka bertemu pihak FBI.Bebe

  • WHO?   Ketemu

    Dua hari sudah berlalu, tidak hanya detektif Doni yang sangat menginginkan Dimas tertangkap. Melainkan, Alex pun sangat ingin menangkap Dimas dan menghabisinya.Alex dan Reynald masih terus berupaya untuk menemukan lokasi persembunyian Dimas.Entah bersembunyi dibelahan dunia mana Dimas kini berada, yang jelas, jejaknya tidak ditemukan sama sekali.Sampai pada akhirnya, Reynald menemukan petunjuk tentang Dimas yang melakukan perjalanan Luar Negrinya.“Sir, saya menemukan petunjuk Dimas berada dimana,” ucap Reynald kepada Sirnya yang kini tengah memeriksa beberapa dokumen.Alex menghentikan kegiatannya dan membenarkan posisi duduknya, “Where is him?”“Chicago, Illinois. Tiket keberangkatan satu bulan yang lalu.” Ucap Reynald sambil menyodorkan print out bukti tiket pesawat yang ber-atas namakan Dimas.Alex mengambil kertas yang Reynald sodorkan, ia pun langsung memeriksanya dengan detail.&ldq

  • WHO?   Sebuah Bom

    TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA JAKARTA Pagi ini, di Taman Makam Pahlawan tengah dilangsungkannya pemakaman detektif Aldi secara khidmat.Istri dan anak detektif Aldi tampak menahan tangisnya karna menghormati jasa suaminya yang selalu berjuang membela kebenaran dan menangkap para kriminal-kriminal yang selalu membayangkan nyawanya.Para pasukan polisi tengah bersiap melakukan penghormatan senjata sebagai tanda simbolis penurunan peti jenazah detektif Aldi.Sang Bendera Merah Putih pun masih setia menutupi atas peti jenazah detektif Aldi.Komandan upacara pun siap memberikan instruksi hormat senjata kepada para pasukan,“Kepada, arwah almarhum, hormat senjata…… gerak!”Door!!Suara tembakan melayang ke udara, suara terompet langsung mengalun serempak mengiringi penurunan peti jenazah kedalam liang lahat.Istri dan anak detekti Aldi tidak bisa menahan tangisnya lagi,

  • WHO?   The Last Night

    Hari sudah semakin malam. Siang tadi, kasus Adam sudah sampai ke tahap sidang pertama. Sedangkan anak buah Dimas yang lain masih menunggu giliran karna detektif Aldi masih berusaha untuk membuat mereka buka suara.Sudah lebih dari tiga bulan detektif Aldi dan tim nya mengerjakan kasus Aera, tapi masih belum menemukan titik terang dimana Dimas berada.Selama detektif Aldi mengerjakan kasus ini, ia dan timnya jadi jarang pulang kerumah mereka masing-masing. Sehingga, ia memutuskan untuk pulang kerumah nya dan beristirahat dirumah.Entah kenapa, sudah dua hari detektif Aldi merasa tidak fit. Mungkin karena kelelahan.“Saya malam ini ingin tidur dirumah dulu, kalian tetap disini dan terus pantau area apartemen Dimas!”“Baik, Pak.”“Pak, apa kau sedang tidak enak badan?” tanya Dizka.“Kayanya iya deh, gak enak aja rasanya badan saya dari kemaren. Makanya mau istirahat dirumah dulu.&rdqu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status