Share

Terror

Menikmati pagi yang disambut dengan suara ombak serta matahari yang mulai menampakkan sinarnya membuat Aera tenggelam dalam imajinasinya di depan penginapan mereka. Pagi ini Aera bangun lebih cepat dari pada yang lain untuk menghirup udara pantai yang sejuk dan segar sambil menikmati segelas susu coklat hangat yang ia buat.

Berbeda dengan Aera yang sudah bersantai didepan penginapan sambil meminum susu coklat hangat, teman-temannya yang lain masih asik tertidur pulas dibalik selimut karna kelelahan akibat perjalanan panjang yang harus mereka tempuh kemarin.

Aera sangat bersyukur karena selama tinggal di Indonesia ia mendapat teman-teman yang begitu peduli dan asik, sehingga ia tidak terlalu begitu merindukan teman-teman masa sekolahnya yang ada di Korea.

Saat sedang melamun, Aera dikagetkan dengan kedatangan Aaron yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. “Kamu udah bangun dari tadi hmm?” Tanya Aaron saat baru tiba.

“Eh kamu, ngagetin aja ih… aku udah dari jam 06.00 tadi bangunnya”, jelas Aera sambil membalas rangkulan kekasihnya itu. Aaron pun mengubah posisinya menjadi duduk disamping Aera dan membiarkan Aera bersandar dipundaknya sambil menikmati pagi dengan suara desiran ombak didepan penginapan. Aera yang merasa sangat nyaman dengan kehadiran Aaron makin merapatkan dirinya ke badan Aaron untuk memeluk erat lelakinya itu sambil menghirup aroma tubuh kekasihnya yang sangat menenangkan bagi Aera.

“Terimakasih.” Ucap Aera tiba-tiba di dalam pelukannya.

“Untuk apa sayang?” balas Aaron yang tidak paham akan ucapan kekasihnya itu.

“Terimakasih karna udah always stay disaat aku butuh, terimakasih udah mau jadi sandaran aku setelah papa dan mama aku, terimakasih udah mau hadir di hidup aku dan ngebuat hari-hari aku selama di Indo jadi semakin berwarna. I love you Aaron, so much.” Jelas Aera panjang sambil menatap mata kekasihnya itu.

“I love you more mel, apapun situasi dan kondisinya aku gak bakal ninggalin kamu. Kamu tau kan gimana besarnya rasa sayang dan cinta aku ke kamu? Kamu gak ada kabar sehari aja aku bisa kelimpungan, jadi gak mungkin aku pergi ninggalin kamu. So, I will stay with you.” Aaron pun membalas ucapan manis kekasihnya itu sambil mencium kening Aera dan mengusap-usap lengan Aera untuk menenangkan. Aaron tau Aera sedang merasa tertekan dan ketakutan akibat terror yang sedang ia terima akhir-akhir ini. Hal itu sangat membuat Aaron cemas dan ingin mencari tau siapa dalang dibalik semua ini.

“Are you oke?” tiba-tiba Aaron menanyakan keadaan kekasihnya itu untuk memastikan apakah Aera baik-baik saja dalam segi mental atau tidak.

“Hmm, aku sedikit takut sebenernya. Cuma untuk saat ini, aku cuma mau nikmatin liburan aku sama kamu dan anak-anak. Aku bisa ngatasin ini kok, it’s oke.” Jawab Aera dengan senyuman meyakinkannya.

“Inget yah, sekarang harus bilang langsung ke aku kalo ada apa-apa. Jangan ditahan sendirian. Kalo kamu gak bilang apa-apa ke aku malah buat aku makin khawatir.” Aaron pun memperingati kekasihnya yang sedikit keras kepala itu.

“Iya siap komandan.” Jawab Aera tersenyum.

Saat sedang asik berbincang, Gabriel yang baru bangun dari tidurnya itupun menghampiri dua sejoli yang sedang bermesra-mesraan di depan penginapan. “Udah bangun aja kalian,” sapa Gabriel ke Aera dan Aaron.

“Eeeh baru bangun lu? Sayang banget baru bangun tadi cantik banget sunset nya tau..” jelas Aera.

“Bangun jam berapa lo Ra? Tumben-tumbenan udah bangun, biasanya aja dirumah lo masih tidur.” Ejek Gabriel ke Aera.

“Jam setengah 6, terus cuci muka, sikat gigi, buat susu, ngaso deh di depan dari jam 06.00 sampe sekarang. Sayang tau kalo liburan ke tempat begini cuma dipake tidur doang, kalo dirumah kan beda suasana hahaha” Jelas Aera santai.

“Yang lain belum bangun Briel?” Tanya Aaron ke Gabriel menanyakan James dan Dimas yang belum keluar dari penginapan mereka.

“Masih selimutan mereka tadi gue cek ke kamar, masih pada ngedengkur noh” jawab Gabriel.

“Eh gue laper, bikin sarapan yuk Ra.” Gabriel pun mengajak Aera untuk buat sarapan karna perutnya yang sudah bunyi dari awal ia bangun tidur. Akhirnya Aera pun mengiyakan dan mereka pergi ke dapur untuk masak sarapan pagi ini.

Aaron yang ditinggalkan untuk memasak oleh dua wanita cantik itu akhirnya memilih mandi dan bersiap untuk pergi diving yang sudah dijadwalkan jam 09.00 pagi ini, ia pun pergi ke kamarnya yang sekamar dengan James dan Dimas lalu membangunkan dua temannya itu untuk ikut bersiap-siap.

Selesai Aaron mandi, James dan Dimas pun akhirnya menyusul Aaron mandi dan selesainya mereka pergi ke dapur untuk makan sarapan yang sudah dibuatkan oleh Aera dan Gabriel.

“Wiihh wanginya, masak apa nona-nona cantik?” sapa Dimas ke Aera dan Gabriel saat sampai di dapur.

“Nasi goreng seafood dong, karna kita mau diving jadi gue sama Aera milih masak nasi biar kenyang terus kita bisa diving sepuasnya tanpa kelaperan wkwkwk” jawab Gabriel semangat.

James yang baru datang akhirnya langsung ikut nimbrung dalam obrolan teman-temannya itu, “Emang jadi diving?” Tanya nya polos ke teman-temannya.

“Jadi lah, masa gak jadi.” Jawab Gabriel dengan nada yang naik satu oktaf.

“Ih ya biasa aja bu, jangan ngegas elah marah-marah mulu masih pagi juga.” Dimas pun menimpali respon Gabriel yang selalu naik satu oktaf dari kemarin siang.

“Yaudah gue telpon dulu orang kapalnya ya.. buat jemput kita disini.” Tawar James ke teman-temannya. Karena James yang kenal dengan pemilik kapal yang akan mereka sewa pagi ini.

“Oke” jawab yang lain serempak.

----

Selesai sarapan, mereka pun tengah bersiap berganti baju renang dan kamera untuk dipakai saat diving nanti. Tak lama kemudian jemputan kapal pun datang ke penginapan mereka dan mereka berangkat ke sebrang pulau yang akan mereka jadikan tempat diving kali ini.

“Sudah siap semua den?” Tanya pak Amin si pemilik kapal kepada James.

James pun langsung mengecek semua perlengkapan dan teman-temannya yang akan berangkat diving pagi ini. Setelah semuanya pas, James pun menjawab pak Amin bahwa mereka sudah siap berangkat. “Sudah pak, yuk berangkat” Jawab James singkat.

“Yeeeyy berangkaaattt!!” jawab Aera dan Gabriel sangat antusias.

Mereka akhirnya menaiki kapal dan berangkat menuju pulau karang, karna konon katanya dipulang ini dijadikan tempat para wisatawan untuk melakukan diving karna banyaknya terumbu karang dan ikan-ikan yang cantik. Pulau karang juga sangat bersih dan tak ada sampah sama sekali karna wisatawan yang datang sangat menjaga kebersihan di pulau ini agar bisa dinikmati dengan nyaman.

Sesampainya di pulau karang, mereka pun ke titik tempat diving bisa dilakukan. Dan itu berada 200 meter dari pulau karang. Aera dan Gabriel yang sangat antusias akhirnya menyelam lebih dulu dan disusul oleh Aaron, James dan Dimas. Sedangkan pak Amin stand by di atas kapal. Selama menyelam, Dimas tidak pernah berhenti mengabadikan kehidupan di bawah laut dengan merekam dan memfoto karang-karang serta ikan-ikan kecil yang sangat cantik.

Hampir dua jam mereka menyelam, dan selesai sudah acara diving hari ini. Mereka  akhirnya kembali ke penginapan saat sore hari. Saat sampai penginapan, para laki-laki langsung membereskan alat diving yang habis mereka pakai ke dalam mobil Dimas agar tidak tertinggal saat pulang besok. Lalu Aera dan Gabriel langsung masuk ke kamar mereka untuk membersihkan badan. Saat baru masuk kamar, Aera melihat ada kotak besar yang diletakkan di atas kasur mereka. Aera yang merasa tidak memiliki kotak itu akhirnya menanyakan ke Gabriel yang menyusul Aera di belakang.

“Briel, lo belanja olshop dikirim kesini?” Tanya Aera to the point.

“Ya kagak lah, eh itu kotak siapa?” jawab Gabriel spontan saat melihat kotak besar yang ada di kasur mereka.

“Punya anak cowok kali ya Ra? Coba kita Tanya mereka.” Gabriel pun menawarkan Aera untuk bertanya ke anak laki apakah mereka memesan paket atau tidak. Karena Gabriel masih berfikir positif bahwa itu paket yang meletakkan di kamar mereka adalah pengurus penginapan pantai ini, bisa saja kan saat mereka diving tadi bapak itu yang menerima paket nya lalu menaruh dikamar dia dan Aera.

Akhirnya Aera pun menyetuji dan membawa kotak besar itu keruang tamu dan memanggil teman-temannya yang lain yang masih merapihkan alat diving ke mobil Dimas di depan.

“Guys, kalian ada yang abis mesen barang online dan dikirim ke alamat sini gak?” Tanya Gabriel dengan berteriak dari teras penginapan.

Aaron yang ternyata muncul dari arah dapur itupun  menanyakan maksud dari ucapan Gabriel barusan. “ada apa Briel?” Tanya Aaron santai. “Ini kotak apaan gede banget, punya kalian?” tanyanya lagi ke Aera dan Gabriel dengan heran.

“Ini bukan punya kamu?” Tanya Aera bingung ke Aaron.

“Ya bukan, emang aku bawa apaan sampe segede itu kotaknya.” Jawab Aaron santai.

Lalu, Dimas, James dan Gabriel pun menyusul dari depan. Gabriel pun langsung to the point menanyakan kotak itu milik James atau Dimas, karena Aaron sudah memberitahu bahwa itu bukan kotak miliknya.

“Ini punya kalian bukan? apa kalian abis belanja olshop dikirim ke alamat sini gitu?” Tanya Gabriel tak sabar.

“Bukan punya gue,” jawab Dimas santai

“Sama, bukan punya gue juga. Lagian ngapain gue belanja kirim ke alamat sini. Besok aja kita udah balik” jelas James menimpali.

“Terus punya siapa dong?” Tanya Aera bingung.

“Emang apa isinya?” Dimas pun menanyakan ke Aera dan Gabriel.

“Kagak tau belum kami buka, kami kira ini punya kalian makanya gak kami buka dulu, kan gak sopan kalo kami buka barang yang bukan milik kami pak Dimas yang terhormat.” Jawab Gabriel santai.

“Yaudah buka aja dulu.” Kini Aaron pun memberi interupsi.

“Iya deh aku buka.” Jawab Aera santai tanpa berfikir yang macam-macam terkait isi kotak itu.

Saat Aera membuka kotak itu, spontan Aera pun menjerit dan melempar tutup kotak yang ia pegang, Aera pun hampir terjatuh karna tidak bisa menjaga keseimbangan badannya kalau saja tidak ditangkap oleh Aaron dari belakang.

Karna reaksi Aera yang terkejut, yang lainpun melihat apa isi kotak itu dan sama terkejutnya. Gabriel yang sudah melihat langsung memeluk Aera dan menenangkan Aera.

“Siapa orang yang berani mengirim ini di saat seperti ini?” gumam Gabriel dengan kesal.

Hadiah untuk mu hari ini my sweat heart. Choi Aera.’ James mengambil kertas yang ada di atas bangkai anjing itu pun membacanya dan menyerahkannya ke Aaron, sontak Dimas dan Gabriel ikut mendekat dan membaca kertas itu.

“Ini udah gak bisa didiemin Aaron, Aera bisa tertekan kalo kaya gini. Gue minta kalian usut siapa dalang dibalik terror ini.” Pinta Gabriel sedikit memohon ke Aaron dan dua teman laki-lakinya itu.

Aaron menatap James dan Dimas dengan tatapan tak terbaca. “Kita harus balik besok subuh. Aera udah gak aman disini.” Perintah Aaron telak ke teman-temannya. Yang lain menyetujui hal itu dan bergegas bersiap-siap agar besok pagi bisa langsung pulang.

“Kamu istirahat ya sekarang, jangan difikirin oke? Kamu aman kok, kan ada kami hmm?” perintah Aaron ke kekasihnya itu.

“Hmm..” Aera hanya bisa merespon dengan mengangguk karna ia sudah sangat lemas karena terkejut dan wajahnya pun sudah pucat pasi. Akhirnya Aaron mencium kening kekasihnya itu sambil memberikan pelukan untuk menenangkan Aera sebelum Aera masuk ke kamarnya.

“Dim, bisa minta tolong buatin bubur buat Aera gak? Mukanya pucet banget apalagi kita kan belum makan abis diving.” Pinta Aaron ke Dimas.

“Aman, gue masak dulu. Lo temenin Aera dulu sana.. sekalian panggilin Gabriel buat bantuin gue ya.” Jawab Dimas.

“Oke,” Aaron akhirnya menyusul Aera ke kamarnya dan memberitahukan Gabriel bahwa ia dipanggil oleh Dimas untuk membantunya membuat bubur. Gabriel yang sudah diberitahu itu langsung menyusul Dimas ke dapur dan membantu Dimas memasak bubur untuk Aera. Sedangkan James sedang membersihkan diri di kamar nya.

Tidak lama kemudian, Gabriel dan Dimas menghampiri kamar Aera untuk membawakan bubur dan memberikan bubur itu ke Aaron, Aera yang sudah tidak ada tenaga lagi akhirnya menurut saja saat Aaron menyodorkan sendok yang berisi bubur buatan Dimas ke mulutnya. Selesai makan, Aaron pun masih setia menemani Aera hingga Aera tertidur lelap, tidak lama kemudian Aaron akhirnya ikut tertidur di samping kekasihnya.  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status