Share

BAB 20

Lian menerawang ke kejauhan dari balkon rumahnya. Kelap kelip lampu malam bertambah banyak karena kilatan di matanya berubah menjadi bendungan menyesakkan. Lian menahan tangis karena ia rasa sudah cukup menangis hari ini. Tetapi, ternyata matanya belum juga puas.

Yang menyesakkan hati Lian bukan hanya tamparan Jinhee siang tadi, bukan pula bentakan Dokter Kim untuk pertama kalinya. Akan tetapi, karena kecerobohan yang ia lakukan. Kecerobohan kecil yang mengakibatkan dua nyawa melayang. Kenyataan itu lebih menyakitkan daripada keputusan rumah sakit yang hampir memecatnya sebelum kontraknya benar-benar habis.

“Jiwoo-ya, kau di mana?” tanya Lian. Ia sedang menelpon Jiwoo. Ia ingin mengungkapkan kekacauannya malam ini pada sahabat terbaiknya itu.

Aku masih di kantor, kenapa? Apa terjadi sesuatu?”  tanya Jiwoo mendapatkan suara Lian yang tidak sesegar biasanya.

Lian menggeleng meski Jiwoo tak mel

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status