Share

Sebuah Alasan

Menjadi bahan pembicaraan orang, dicap bodoh, disebut budak cinta, dianggap tak tahu diri, dipandang kampungan, dan masih banyak lagi stigma buruk yang dilekatkan orang padaku, membuatku tak kaget jika kali ini kembali jadi bahan pembicaraan mereka. Namun, sinyal Caca berbeda. Ia seperti mencurigai sesuatu yang lain.

“Mas Danu enggak akan sengaja mencium Mbak di depan Mister Mike, di tempat umum pula, jika Mbak murni tak ada apa-apa dengan pria itu.” Kali ini senyum Caca terlihat sinis. “Berapa durasi ciuman kalian? Tiga menit, 40 detik. Benar?”

Aku terbeliak kaget. Caca menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak. “Jangan heran. Mbak berciuman di depan kantor. Banyak saksi mata. Dan semua saksi mata itu pegang hape lebih sering dibanding pegang Alquran. Tahu kan akibatnya? Semua orang bisa ikut merekam. Bahkan yang iseng malah ngasih backsound untuk adegan Mbak yang luar biasa. Judulnya pun bombastis, Cinderella diperebutkan dua pangeran bermobil mewah. Tak percaya, cek saja di a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status