Share

Bab 16. Abah Marah?

Alya tersenyum dan menyeringai ketika melihat ekspresi Hana yang terkejut. Jika dilihat dari ekspresinya, tentu saja Hana belum menceritakan pernikahan kedua Adam itu kepada abahnya.

"Mas Adam?" lirih Hana. Matanya memandang bergantian antara Abah dan juga suaminya.

"Han, bukankah itu suamimu? Lalu, siapa wanita hamil yang bersama dengan Adam itu?" tanya Abah Hasan ketika mereka belum mendekat.

"Ehm, itu ... dia, itu, Bah, dia ..." Hana sama sekali tidak mampu mengatakannya. Sangat sulit bagi dirinya menjawab pertanyaan Abah Hasan.

"Nduk, kamu kenapa jadi gugup begitu? Siapa perempuan itu?" Lagi, Abah Hasan bertanya dengan suara pelan.

"Assalamualaikum, Bah!" Tepat saat Hana hendak menjawab, Adam mengucap salam. Di belakangnya ada Alya yang selalu mengikuti Adam.

"Waalaikumsalam. Nak Adam, mari silahkan masuk!" jawab Abah Hasan seperti biasanya. Ramah. Abah Hasan selalu ramah dengan siapapun termasuk dengan Adam.

"I—yah, Bah," jawab Adam terbata.

Jika bisa digambarkan, perasaan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status