Bella benar-benar ingin membalaskan dendamnya, tapi apakah dengan cara seperti ini, pikirnya. Bella mendengar kalau Brian meminta dia untuk membalaskan dendamnya kepada mereka berdua. Brian juga tahu kalau dia dan kedua orang ini ada masalah jadi setelah melakukan itu, Bella terpaku.
"Bagaimana bisa dia tahu permasalahan aku? Siapa dia," pikir Bella yang membuat Brian tersenyum karena Bella menatapnya. "Bagaimana? Kalian setuju, jika saya angkat Bella sebagai penanggung jawab proyek ini. Jika setuju, segera kerjakan proyeknya. Saya mau kalian mengikuti apa yang saya katakan. Jika kalian tidak mau, maka kalian bisa pergi. Saya tidak butuh perusahaan yang mematuhi peraturan di dalam perusahaan yang saya dirikan," jawab Brian yang segera duduk dan menatap ke dua orang yang wajahnya merah padam. Sherin dan Mark hanya terdiam dan tidak sedikitpun membantah. Perusahaan mereka butuh dana dan tender saat ini membuat perusahaan miliknya mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa. "Bagaimana, Sayang. Apa kamu terima, kita tidak mungkin menolaknya. Sudah sampai sejauh ini, untuk bertemu dia langsung saja juga sulit. Sekarang kita diberikan kesempatan yang sangat langka. Kamu ingat, kita mendapatkan telepon langsung darinya dan mereka mengatakan kalau pemilik perusahaan ini ingin bertemu dengan kita dan inilah kesempatan kita satu-satunya. Biarkan saja wanita tidak tahu malu itu yang menjadi penanggung jawabnya, nanti kita atur strategi untuk menghancurkannya," bisik Sherin di telinga Mark dengan cukup pelan. Mark sebenarnya tidak ingin berhubungan dengan Bella lagi. Namun karena kebutuhan di perusahaannya dan perusahaan milik Mark menginginkan dana yang cukup besar agar tidak bangkrut akhirnya mau tidak mau dia bekerja sama dengan Mark. Akan tetapi, mereka tidak menyangka kalau Bella bekerja di sini dan dia yang akan bertanggung jawab. Sherin masih menunggu jawaban dari Mark karena Sherin yakin kalau saat ini, Mark akan menyetujui apa yang dia katakan. Kebimbangan hati Mark semakin besar terlebih lagi dia melihat Bella yang menatapnya dengan tajam. Mark sangat membenci wanita ini. Dan akhirnya, dia setuju demi menunjukkan kalau dia mampu dan akan menghancurkan Bella. "Baiklah, tidak masalah, Tuan. Kalau memang dia bertanggung jawab atas semuanya, tapi jika terjadi sesuatu maka saya akan menuntutnya. Dan juga Anda tentunya," jawab Mark yang membuat Brian menyeringai mendengar apa yang dikatakan oleh Mark. "Saat ini, kamu tidak perlu menuntut saya. Karena saya tidak mungkin membuat kerjasama ini hancur karena saya yakin kalau perusahaanmu hancur, itu akan berimbas dengan perusahaan saya juga. Saya tidak ingin citra perusahaan saya jelek hanya karena perusahaan kecil seperti kalian," ucap Brian yang menyombongkan diri kalau perusahaan milik Mark dan Sherin itu adalah perusahaan kecil tidak seperti perusahaannya. Mark terdiam mendengar perkataan dari Brian yang mengatakan kalau perusahaannya kecil. Memang benar dibandingkan perusahaan milik Brian perusahaannya lebih kecil dari perusahaan Brian. Namun, dia tidak suka jika direndahkan seperti ini. "Kalau begitu kami permisi dulu. Kami tunggu kontrak kerjasama itu," ucap Sherin yang segera menarik Mark untuk pergi. Dia pun kecewa karena Brian menghina perusahaan milik Mark. Walaupun kecil, tapi perusahaan itu bisa memiliki keuntungan yang cukup besar. Namun, karena perusahaan sedang goyah jadi keduanya memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan Brian. Tidak ada sahutan dari Brian, dia hanya memandang datar ke arah Sherin dan juga Mark yang saat ini memandang tajam ke arah Bella. Sedangkan Bella menatap ke arah keduanya dengan cukup tajam juga. Dia tidak takut walaupun keduanya mengintimidasi dia ataupun mengancamnya. Sepeninggalan Mark dan Sherin, Bela masih tetap berada di ruangan Brian. Dia belum mendengar intruksi dari tuannya untuk pergi. Sebenarnya dia mau pergi dan dia juga ingin bertanya dari mana sang CEO mengetahui permasalahannya dengan kedua orang tersebut. "Katakan saja, Bella. Apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku. Apakah kamu penasaran dari mana aku mengetahui masalahmu dengan keduanya?" tanya Brian yang to the point kepada Bella hingga membuat Bella terdiam. "Iya, dari mana Anda tahu. Bukankah Anda tidak pernah datang ke kantor ini, tapi kenapa Anda bisa mengetahuinya. Apakah seluruh perusahaan harus mencari tahu pribadi dari karyawannya?" tanya Bella yang kesal karena Brian mengatakan itu. Bisikan yang Brian katakan kepadanya tadi membuat dirinya harus menerima tugas itu. Karena dia ingin membalaskan dendam kepada keduanya dengan cara ikut terlibat dalam kerjasama antara keduanya dengan perusahaan tempat dia bekerja. "Bella-Bella, saya itu sudah tahu semuanya, bukan hanya masalah pribadimu, tapi seluruh yang ada di dalam dirimu dan yang ditutupi oleh pakaian itu juga sudah saya tahu dan sudah saya lihat, ya walaupun sayang saat itu saya terpengaruh oleh obat perangsang, tapi saya masih bisa merasakan setiap inci dari tubuhmu. Sekarang tawaran saya masih sama, yaitu saya ingin menikah denganmu. Kamu terima atau tidak, lamaran saya?" tanya Brian kembali. Brian tidak menyerah untuk melamar Bella karena Bella merupakan obat untuk dirinya yang alergi terhadap wanita dan dia tidak akan melepaskan Bella seperti saat ini, dia membantu Bella membalaskan dendamnya terhadap mantan tunangan yang sudah berkhianat walaupun Bella tidak minta tapi dia tahu jika Bella menginginkannya. Intinya apapun yang berhubungan dengan Bella dia akan membantunya karena Brian sudah kecanduan dengan Bella. Bella hanya bisa diam mendengar apa yang dikatakan oleh Brian, dia malu mendengar jika sang CEO mengatakan itu. Brian yang masih belum mendapatkan jawaban dari Bella menghela nafas, dia segera berdiri dan mendekati Bella. "Apalagi yang kamu ragukan. Apa kamu tidak ingin menikah denganku. Baiklah, tidak perlu menikah kita pacaran saja dulu mungkin kamu ingin mengenalku lebih dalam tidak apa, aku sangat menghargai itu, tapi aku yakin benihku akan terus berkembang di sana dan mau tidak mau kamu akan menikahiku," jawab Brian yang membuat Bella terkejut. "Apa maksudmu aku menikahimu, bukannya terbalik kamu yang menikahiku. Lagi pula, jika aku hamil anakmu tentu aku akan pergi, aku tidak akan mengganggumu dan aku tidak akan menuntut Anda Tuan karena ini adalah kesalahanku," jawab Bella dengan tegas jika dia hamil, maka dia akan pergi dari hadapan Brian. Mendengar hal itu, Brian tidak terima, Bella tidak boleh pergi darinya. "Kamu tidak akan pernah pergi dari saya, Bella. Karena saya akan mencari kamu sampai ke lubang semut. Kamu jangan meremehkan saya jadi saya kasih waktu kamu dua kali 24 jam untuk menerima lamaran saya, jika kamu tidak menerimanya maka kamu tahu sendiri konsekuensinya," ucap Brian yang sudah mulai kesal karena lagi-lagi Bella menolaknya. Padahal dia punya niat baik dan dia sudah jatuh cinta dengan Bella, wanita yang bisa mengobati alerginya terhadap wanita. Tapi, kenapa Bella terus menolaknya, dia tampan, dia kaya, berkarisma banyak yang menyukainya, tapi kenapa Bella tidak menerima dirinya, apa kekurangannya. Apa dia masih trauma jika nanti dirinya akan berkhianat? Itu tidak akan mungkin, dekat dengan wanita saja dia sudah mual dan benci lebih tepatnya alergi, apalagi berkhianat. Hanya Bella satu-satunya wanita yang membuat dirinya terbebas dari kutukan alergi itu. Bella menatap ke arah Brian, dia mencari apakah Brian serius dengan dirinya atau tidak, dia tidak mau sampai dihina untuk kedua kalinya. Keluarga dari Mark sudah menghinanya dan mengatakan dia miskin. Dan kini, sang CEO yang sangat terkenal dan juga keturunannya tidaklah sembarangan mau menikahi dia karena dia obat alerginya, bagaimana mungkin. Dan juga, apakah pantas dia menjadi istri dari sang Billionaire ini. Tiba-tiba saja, Bella kembali mengingat bagaimana Mark berkhianat kepadanya dan dirinya ingin membalaskan dendam atas rasa sakit hati dan penghinaan yang keduanya lakukan kepadanya dan pada akhirnya, Bella memutuskan sesuatu yang besar dalam hidupnya. "Apakah Anda yakin mau menjadikan saya istri Anda. Dan apakah Anda bisa membantu saya jika saya memintanya. Jika memang bisa, maka saya akan setuju," jawab Bella. "Apapun yang kamu inginkan saya akan lakukan. Kamu ingin saya menghancurkan orang lain. Siapa dia, katakan saja. Apakah kamu ingin menghancurkan kedua orang itu untuk membalaskan dendammu karena sudah dikhianati, tapi kamu harus mengikuti syaratku terlebih dahulu, jika ingin saya membantumu untuk menghancurkan mereka. Bagaimana, tidak sulit bukan," ujar Brian yang membuat Bella terdiam. Bella menatap Brian, dia takut dengan syarat yang akan Brian katakan padanya. Apakah syaratnya menguntungkan baginya atau tidak. "Apa syaratnya ?" tanya Bella singkat.Brian menatap mobil yang membawa Bella. Dirinya sedih tidak bisa mengejar Bella. Anak buahnya yang ikut mengejar mobil penculik juga tidak bisa mengejar karena sudah melaju dan menghilang. "You kejar sana. Jangan risaukan i. I baik-baik saja ayo sana kejar. Bella sendirian itu. Cepat kejar," pinta Ocha ke Brian dengan sisa tenaga yang ada. Brian geleng kepala dan dia tetap bersama Ocha. "Kamu jangan banyak bicara. Kamu terluka. Kalian cepat bawa Ocha. Ayo bantu aku mengangkat Ocha," teriak Brian dengan kencang memanggil anak buahnya untuk membantunya menolong Ocha yang terluka. Anak buah Brian yang dari belakang menghampiri Brian dan Miko yang ikut mengejar bergegas melihat kondisi Ocha yang sudah pingsan. "Ayo, Brian kita bawa ke rumah sakit. Kamu jangan khawatir kita akan mendapatkan Bella. Kamu tenang dulu," ucap Miko ke Brian. Brian menganggukkan kepala dia yakin Bella akan dia temukan. Ocha dibawa ke rumah sakit terdekat, situasi di jalan ramai semua orang melihat Ocha ditem
Ocha segera berdiri untuk mengejar Bella yang dibawa lari. Ocha tidak mau sampai Bella dilukai. Kalau sampai Brian tahu Bella diculik bahaya. Brian akan marah besar dirinya pasti akan menghabisi orang yang sudah menculik Bella. "Kejar Nona Bella. Cepat kejar. Jangan diam saja kalian," teriak Bruno ke anak buahnya untuk mengejar Bella yang saat ini sudah ditarik masuk ke dalam mobil. Tanpa menunggu lama anak buah yang menjaga Bella mengejar orang yang sudah berhasil menangkap Bella. "Lepaskan, dia. Cepat lepaskan dia," teriak rekan Bruno sambil berlari mengejar Bella. Mullen kesakitan menahan peluru yang bersarang di tubuhnya. Nyonya Sherly histeris melihat Bella diculik. "Cepat selamatkan anakku. Tolong dia, selamatkan dia," teriak Nyonya Sherly menangis melihat Bella diseret paksa. Mullen mengambil ponsel untuk menghubungi Brian untuk memberitahukan kalau Bella diculik. Situasi di parkiran ramai. Suara tembakkan juga terdengar. "Aku harus kasih tahu Brian. Kalian cepat sana se
Mullen merasa ada yang memperhatikan mereka tapi saat dia lihat ke segela arah tidak ada satupun yang mencurigakan. Ocha dan Bruno menganggukkan kepala mendengar intruksi dari Mullen. Mereka mengikuti Bella dan nyonya Sherly. Sampai di ruangan yang dituju. Nyonya Sherly melihat Tuan Karl datang dengan sahabatnya yang sudah mengkhianati dirinya. Rasa sakit itu ada tapi Nyonya Sherly berusaha tegar dan tidak lagi peduli. Bella yang tahu mengajak mertuanya duduk. "Mami, duduk dulu. Kita belum dipanggil. Ayo duduk, bersamaku," Pinta Bella ke Nyonya Sherly. Nyonya Sherly menganggukkan kepala dan duduk dengan Bella. Tatapan dari kedua orang tersebut sangat tajam. Akan tetapi, Nyonya Sherly tidak peduli. "Lihat mantan istrimu itu. Dia makin terlihat sombong tidak mau sedikitpun menegurmu. Dan dia makin arogan. Kamu harus temui Brian lagi untuk meminta perusahaan milikmu itu kamu tidak boleh membiarkan perusahaan itu jatuh ke dia. Itu perusahaan kamu yang jalani sampai berhasil jadi reb
"Aku akan meminta anak buah kita untuk berjaga lebih ketat lagi. Kamu jangan khawatir. Tidak akan aku biarkan dia pergi sendiri. Aku akan mencari tahu gerak gerik mereka. Secepatnya aku akan beritahukan ke kamu, Brian," ucap Miko meyakinkan Brian untuk mencari tahu gerak gerik Mark, Sherin dan Elly. "Bagus. Aku akan buat mereka menyesal kalau mereka berani menyentuh atau melukai istriku." Brian bersumpah akan membuat siapapun yang berani mendekati Bella akan dia habisi. Brian bersumpah tidak akan melepaskan siapapun yang melukai Bella. Sejak kepulangan Bella dan Brian, tidak ada situasi yang aneh. Semuanya tidak ada yang aneh dan malah biasa saja. "Brian, mama mau sidang besok. Dan mama mau ajak Bella apakah boleh? Mama tidak ada teman untuk ke sana. Apakah kamu kasih izin nak?" tanya Nyonya Sherly dengan hati-hati. Nyonya Sherly meminta izin ke Brian mengajak Bella untuk menemaninya ke pengadilan. Nyonya Sherly tidak punya teman hanya Bella yang menjadi temannya. Beruntung Bella
"Kalau Anda tidak mau hidup dengan ibu saya silahkan tanda tangan surat cerai Anda. Dan satu hal lagi jangan menganggu wanitaku. Jika tidak ingin aku habiskan kalian. Apa kalian tahu aku itu tidak suka ada yang menganggu wanitaku. Jika sampai kalian ganggu maka aku akan habisi kalian. Dan buat kamu, jangan bermimpi untuk mendapatkan harta dari keluargaku. Karena semuanya menjadi miliku. Ibuku sudah menyerahkan padaku, jadi menjauhlah dari kehidupan keluarga besarku. Sampai di sini paham!" tegas Brian yang berdiri meninggalkan Tuan Karl dan Nyonya Melisa begitu saja. Tuan Karl terdiam mendengar apa yang Brian katakan. Dia tidak menyangka kalau Brian bisa berkata seperti itu. "Sayang, dia sudah tahu kamu bercerai dengan ibunya. Apa Sherly yang katakan padamu?" tanya Nyonya Melisa ke Tuan Karl. Tuan Karl memandang Nyonya Melisa dan menggelengkan kepala. Dia tidak tahu apakah Nyonya Sherly sudah mengatakannya atau tidak. Tapi dari kata-kata Brian tandanya istrinya sudah tahu. "Aku bel
"Kenapa kamu harus seperti ini. Kita keluarga kenapa harus ada syarat?" tanya Tuan Karl lagi. Elly menoleh ke arah ayah biologisnya yang berkata seperti itu. Elly tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Karl. "Kau jangan ikut campur. Ini untuk ibuku. Kenapa kamu ikut campur, lebih baik diam," jawab Elly lagi yang kesal dengan Tuan Karl. Tuan Karl mengepalkan tangannya dia tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Elly dia terlihat sombong. Elly melihat ke arah ibunya yang tidak berkutik sama sekali. "Jadi, bagaimana?" tanya Elly ke ibunya. "Apa syaratnya?" tanya Nyonya Melisa menatap lurus ke arah Elly. "Baiklah, dengar perkataan aku baik-baik," jawab Elly. Nyonya Melisa dan Tuan Karl mendengar apa yang dikatakan oleh Elly. Tidak ada yang membantah atau protes. Mereka menyimak semuanya. "Bagaimana? Setuju. Aku rasa itu mudah. Kalian bisa mendapatkan apa yang kalian inginkan asal syaratnya itu," ucap Elly dengan senyuman kecil dan hampir samar tidak terlihat. Nyonya Mel