Home / Thriller / Wanita Rahasia Sang Mafia / Bab 5. Apa Syaratnya

Share

Bab 5. Apa Syaratnya

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2025-04-01 18:24:25

Bella benar-benar ingin membalaskan dendamnya, tapi apakah dengan cara seperti ini, pikirnya. Bella mendengar kalau Brian meminta dia untuk membalaskan dendamnya kepada mereka berdua. Brian juga tahu kalau dia dan kedua orang ini ada masalah jadi setelah melakukan itu, Bella terpaku.

"Bagaimana bisa dia tahu permasalahan aku? Siapa dia," pikir Bella yang membuat Brian tersenyum karena Bella menatapnya.

"Bagaimana? Kalian setuju, jika saya angkat Bella sebagai penanggung jawab proyek ini. Jika setuju, segera kerjakan proyeknya. Saya mau kalian mengikuti apa yang saya katakan. Jika kalian tidak mau, maka kalian bisa pergi. Saya tidak butuh perusahaan yang mematuhi peraturan di dalam perusahaan yang saya dirikan," jawab Brian yang segera duduk dan menatap ke dua orang yang wajahnya merah padam.

Sherin dan Mark hanya terdiam dan tidak sedikitpun membantah. Perusahaan mereka butuh dana dan tender saat ini membuat perusahaan miliknya mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa.

"Bagaimana, Sayang. Apa kamu terima, kita tidak mungkin menolaknya. Sudah sampai sejauh ini, untuk bertemu dia langsung saja juga sulit. Sekarang kita diberikan kesempatan yang sangat langka. Kamu ingat, kita mendapatkan telepon langsung darinya dan mereka mengatakan kalau pemilik perusahaan ini ingin bertemu dengan kita dan inilah kesempatan kita satu-satunya. Biarkan saja wanita tidak tahu malu itu yang menjadi penanggung jawabnya, nanti kita atur strategi untuk menghancurkannya," bisik Sherin di telinga Mark dengan cukup pelan.

Mark sebenarnya tidak ingin berhubungan dengan Bella lagi. Namun karena kebutuhan di perusahaannya dan perusahaan milik Mark menginginkan dana yang cukup besar agar tidak bangkrut akhirnya mau tidak mau dia bekerja sama dengan Mark.

Akan tetapi, mereka tidak menyangka kalau Bella bekerja di sini dan dia yang akan bertanggung jawab. Sherin masih menunggu jawaban dari Mark karena Sherin yakin kalau saat ini, Mark akan menyetujui apa yang dia katakan.

Kebimbangan hati Mark semakin besar terlebih lagi dia melihat Bella yang menatapnya dengan tajam. Mark sangat membenci wanita ini. Dan akhirnya, dia setuju demi menunjukkan kalau dia mampu dan akan menghancurkan Bella.

"Baiklah, tidak masalah, Tuan. Kalau memang dia bertanggung jawab atas semuanya, tapi jika terjadi sesuatu maka saya akan menuntutnya. Dan juga Anda tentunya," jawab Mark yang membuat Brian menyeringai mendengar apa yang dikatakan oleh Mark.

"Saat ini, kamu tidak perlu menuntut saya. Karena saya tidak mungkin membuat kerjasama ini hancur karena saya yakin kalau perusahaanmu hancur, itu akan berimbas dengan perusahaan saya juga. Saya tidak ingin citra perusahaan saya jelek hanya karena perusahaan kecil seperti kalian," ucap Brian yang menyombongkan diri kalau perusahaan milik Mark dan Sherin itu adalah perusahaan kecil tidak seperti perusahaannya.

Mark terdiam mendengar perkataan dari Brian yang mengatakan kalau perusahaannya kecil. Memang benar dibandingkan perusahaan milik Brian perusahaannya lebih kecil dari perusahaan Brian. Namun, dia tidak suka jika direndahkan seperti ini.

"Kalau begitu kami permisi dulu. Kami tunggu kontrak kerjasama itu," ucap Sherin yang segera menarik Mark untuk pergi.

Dia pun kecewa karena Brian menghina perusahaan milik Mark. Walaupun kecil, tapi perusahaan itu bisa memiliki keuntungan yang cukup besar. Namun, karena perusahaan sedang goyah jadi keduanya memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan Brian.

Tidak ada sahutan dari Brian, dia hanya memandang datar ke arah Sherin dan juga Mark yang saat ini memandang tajam ke arah Bella. Sedangkan Bella menatap ke arah keduanya dengan cukup tajam juga. Dia tidak takut walaupun keduanya mengintimidasi dia ataupun mengancamnya.

Sepeninggalan Mark dan Sherin, Bela masih tetap berada di ruangan Brian. Dia belum mendengar intruksi dari tuannya untuk pergi. Sebenarnya dia mau pergi dan dia juga ingin bertanya dari mana sang CEO mengetahui permasalahannya dengan kedua orang tersebut.

"Katakan saja, Bella. Apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku. Apakah kamu penasaran dari mana aku

mengetahui masalahmu dengan keduanya?" tanya Brian yang to the point kepada Bella hingga membuat Bella terdiam.

"Iya, dari mana Anda tahu. Bukankah Anda tidak pernah datang ke kantor ini, tapi kenapa Anda bisa mengetahuinya. Apakah seluruh perusahaan harus mencari tahu pribadi dari karyawannya?" tanya Bella yang kesal karena Brian mengatakan itu.

Bisikan yang Brian katakan kepadanya tadi membuat dirinya harus menerima tugas itu. Karena dia ingin membalaskan dendam kepada keduanya dengan cara ikut terlibat dalam kerjasama antara keduanya dengan perusahaan tempat dia bekerja.

"Bella-Bella, saya itu sudah tahu semuanya, bukan hanya masalah pribadimu, tapi seluruh yang ada di dalam dirimu dan yang ditutupi oleh pakaian itu juga sudah saya tahu dan sudah saya lihat, ya walaupun sayang saat itu saya terpengaruh oleh obat perangsang, tapi saya masih bisa merasakan setiap inci dari tubuhmu. Sekarang tawaran saya masih sama, yaitu saya ingin menikah denganmu. Kamu terima atau tidak, lamaran saya?" tanya Brian kembali.

Brian tidak menyerah untuk melamar Bella karena Bella merupakan obat untuk dirinya yang alergi terhadap wanita dan dia tidak akan melepaskan Bella seperti saat ini, dia membantu Bella membalaskan dendamnya terhadap mantan tunangan yang sudah berkhianat walaupun Bella tidak minta tapi dia tahu jika Bella menginginkannya.

Intinya apapun yang berhubungan dengan Bella dia akan membantunya karena Brian sudah kecanduan dengan Bella. Bella hanya bisa diam mendengar apa yang dikatakan oleh Brian, dia malu mendengar jika sang CEO mengatakan itu.

Brian yang masih belum mendapatkan jawaban dari Bella menghela nafas, dia segera berdiri dan mendekati Bella.

"Apalagi yang kamu ragukan. Apa kamu tidak ingin menikah denganku. Baiklah, tidak perlu menikah kita pacaran saja dulu mungkin kamu ingin mengenalku lebih dalam tidak apa, aku sangat menghargai itu, tapi aku yakin benihku akan terus berkembang di sana dan mau tidak mau kamu akan menikahiku," jawab Brian yang membuat Bella terkejut.

"Apa maksudmu aku menikahimu, bukannya terbalik kamu yang menikahiku. Lagi pula, jika aku hamil anakmu tentu aku akan pergi, aku tidak akan mengganggumu dan aku tidak akan menuntut Anda Tuan karena ini adalah kesalahanku," jawab Bella dengan tegas jika dia hamil, maka dia akan pergi dari hadapan Brian.

Mendengar hal itu, Brian tidak terima, Bella tidak boleh pergi darinya.

"Kamu tidak akan pernah pergi dari saya, Bella. Karena saya akan mencari kamu sampai ke lubang semut. Kamu jangan meremehkan saya jadi saya kasih waktu kamu dua kali 24 jam untuk menerima lamaran saya, jika kamu tidak menerimanya maka kamu tahu sendiri konsekuensinya," ucap Brian yang sudah mulai kesal karena lagi-lagi Bella menolaknya.

Padahal dia punya niat baik dan dia sudah jatuh cinta dengan Bella, wanita yang bisa mengobati alerginya terhadap wanita. Tapi, kenapa Bella terus menolaknya, dia tampan, dia kaya, berkarisma banyak yang menyukainya, tapi kenapa Bella tidak menerima dirinya, apa kekurangannya. Apa dia masih trauma jika nanti dirinya akan berkhianat?

Itu tidak akan mungkin, dekat dengan wanita saja dia sudah mual dan benci lebih tepatnya alergi, apalagi berkhianat. Hanya Bella satu-satunya wanita yang membuat dirinya terbebas dari kutukan alergi itu.

Bella menatap ke arah Brian, dia mencari apakah Brian serius dengan dirinya atau tidak, dia tidak mau sampai dihina untuk kedua kalinya. Keluarga dari Mark sudah menghinanya dan mengatakan dia miskin. Dan kini, sang CEO yang sangat terkenal dan juga keturunannya tidaklah sembarangan mau menikahi dia karena dia obat alerginya, bagaimana mungkin.

Dan juga, apakah pantas dia menjadi istri dari sang Billionaire ini. Tiba-tiba saja, Bella kembali mengingat bagaimana Mark berkhianat kepadanya dan dirinya ingin membalaskan dendam atas rasa sakit hati dan penghinaan yang keduanya lakukan kepadanya dan pada akhirnya, Bella memutuskan sesuatu yang besar dalam hidupnya.

"Apakah Anda yakin mau menjadikan saya istri Anda. Dan apakah Anda bisa membantu saya jika saya memintanya. Jika memang bisa, maka saya akan setuju," jawab Bella.

"Apapun yang kamu inginkan saya akan lakukan. Kamu ingin saya menghancurkan orang lain. Siapa dia, katakan saja. Apakah kamu ingin menghancurkan kedua orang itu untuk membalaskan dendammu karena sudah dikhianati, tapi kamu harus mengikuti syaratku terlebih dahulu, jika ingin saya membantumu untuk menghancurkan mereka. Bagaimana, tidak sulit bukan," ujar Brian yang membuat Bella terdiam.

Bella menatap Brian, dia takut dengan syarat yang akan Brian katakan padanya. Apakah syaratnya menguntungkan baginya atau tidak.

"Apa syaratnya ?" tanya Bella singkat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 6. Menikah

    "Menikahiku. Apa kamu lupa apa yang pernah aku katakan kepadamu, Bella sayang?" tanya Brian yang membuat Bella hanya bisa terdiam.Ternyata syaratnya masih tetap sama. Aku harus menikahi pria ini. Tapi rasa benciku terhadap kedua orang yang sudah menghianatiku benar-benar luar biasa. Aku ingin membalas apa yang sudah kedua orang ini lakukan padaku. Tapi, sulit. Sekarang, ada yang mau membantuku dan dia adalah Brian. Brian memang sosok yang bisa membantunya, tapi mampukah dirinya menjadi istri dari pria yang didepanku ini. Bella menggelengkan kepala pelan berusaha untuk menetralkan diri agar tidak frustasi. Masalah yang menimpa benar-benar membuatku pusing tujuh keliling. Melihat penolakan dari Bella lagi, Brian semakin kesal. Dia tidak bisa menjauh dari Bella dan dia sudah menginginkan Bella, tapi kenapa Bella masih saja menolaknya. Kurang apa lagi dirinya saat ini. Tampan, kaya raya, banyak wanita yang menyukainya, tapi kenapa wanita ini sulit untuk dia dapatkan dan taklukkan. B

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 5. Apa Syaratnya

    Bella benar-benar ingin membalaskan dendamnya, tapi apakah dengan cara seperti ini, pikirnya. Bella mendengar kalau Brian meminta dia untuk membalaskan dendamnya kepada mereka berdua. Brian juga tahu kalau dia dan kedua orang ini ada masalah jadi setelah melakukan itu, Bella terpaku. "Bagaimana bisa dia tahu permasalahan aku? Siapa dia," pikir Bella yang membuat Brian tersenyum karena Bella menatapnya. "Bagaimana? Kalian setuju, jika saya angkat Bella sebagai penanggung jawab proyek ini. Jika setuju, segera kerjakan proyeknya. Saya mau kalian mengikuti apa yang saya katakan. Jika kalian tidak mau, maka kalian bisa pergi. Saya tidak butuh perusahaan yang mematuhi peraturan di dalam perusahaan yang saya dirikan," jawab Brian yang segera duduk dan menatap ke dua orang yang wajahnya merah padam. Sherin dan Mark hanya terdiam dan tidak sedikitpun membantah. Perusahaan mereka butuh dana dan tender saat ini membuat perusahaan miliknya mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa.

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 4. Menolak

    Bella segera masuk ke dalam ruangannya. Bella termenung saat duduk di kursi kerjanya. Bella tidak bisa berpikir kenapa bisa Tuan mudanya itu ingin menikahi dia. Apa karena rasa bersalahnya itu. "Apa dia merasa bersalah karena sudah melakukan itu padaku. Tapi, aku tidak menuntutnya," jawab Bella lagi. Bella menundukkan kepalanya ke bawah dan melipat tangannya di atas meja. Kepala diletakkan di kedua tangannya. "Bella, kamu kenapa? Tadi, aku dengar kamu dipanggil Tuan Murdock. Ada apa? Kamu buat salah dengan dia dan bagaimana rupanya? Dia pasti tampan, 'kan?" tanya rekan Bella bernama Merlin. Bella mendengar suara sahabatnya langsung mengangkat kepala dan memandang sahabatnya yang duduk di depannya. "Aku tidak tahu salahku apa Merlin. Tiba-tiba saja, aku diminta untuk ke ruangannya dan aku ...." Bella menghentikan ucapannya sejenak sambil memandang ke arah Merlin. "Dan, aku apa?" tanya Merlin. "Bella, kamu dipanggil, Tuan Murdock. Kamu kenapa lagi, Bella. Tadi, baru saja dari san

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 3. Cara Lain

    "Bella, apa kabar. Senang bertemu denganmu. Buatkan minuman untuk Bella," ucap Brian meminta Miko untuk membuatkan Bella minum. "Akh, tidak perlu Tuan. Saya sudah minum," sahut Bella dengan suara gugup menolak diberikan minum dengan pria yang tadi malam habis bercinta dengan dirinya. Dan Bella merutuki dirinya, karena tidak tahu siapa yang sudah tidur dengan dia. Brian memberikan kode ke Miko untuk pergi karena dia ingin bicara berdua dengan Bella. "Kalau tidak ada yang perlu lagi, saya permisi dulu. Permisi, Tuan, Nona," pamit Miko menundukkan kepala ke arah Bella dan Brian. Bella panik, karena dia harus bersama dengan sang CEO Brian Murdock. Ruangan tersebut terasa sesak hingga oksigen di dalam paru-parunya menipis. "Kenapa pergi?" tanya Brian dengan suara dingin dan sorot mata tertuju kepada Bella tanpa sedikitpun dirinya mengalihkan pandangannya. Bella mendengar suara berat Brian langsung mengangkat kepala dan menatap Brian. Bella berpura-pura tidak mengerti apa yang ditany

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 2. Dia Wanitaku

    "Wanitaku," jawab Brian kepada Miko. Miko tambah terkejut mendengar jika Brian mengatakan wanitaku. Apakah benar, Brian sudah bisa terbebas dari alergi terhadap wanita. Hingga dia mengakui wanita itu sebagai wanitanya. "Brian, kamu tidak salah. Kamu tidak bercanda?" tanya Miko kembali. Brian yang kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Miko berbalik ke arah Miko dengan wajah mengetat dan datar. Miko tahu kalau saat ini Brian marah padanya. Jadi, dia lebih baik pergi. Daripada dirinya harus mendapatkan masalah. "Dia wanitaku. Aku harus menemukan dia, apapun itu," monolog Brian. Brian segera mengambil telpon dan dia menghubungi seseorang. Cukup lama Brian berkomunikasi dan setelah selesai Brian tersenyum."Aku akan mendapatkan kamu," jawab Brian. Brian segera membersihkan dirinya. Dia akan ke perusahaan untuk bertemu dengan klien yang sudah dia janjikan. Sedangkan, di tempat lain Bella yang sampai di rumah segera mandi, dia membersihkan tubuhnya dari sisa percintaan. Bella menangis k

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 1. Pengkhianatan

    Seorang gadis mungil berjalan menyusuri lorong apartemen. Dia senang hari ini akan memperlihatkan sesuatu kepada kekasihnya lebih tepatnya sang tunangan. "Aku harap dia suka," ucapnya. Sesampainya di depan pintu, gadis tersebut merasa jantungnya berdegub kencang. Entah perasaan apa ini. Tanpa menunggu lama, gadis tersebut yang bernama Bella Quinn menekan kunci apartemen yang ada di sisi kanan dan klik. Pintu terbuka, Bella masuk dan saat dia melangkah masuk, Bella melihat ada sepatu wanita. "Se-sepatu siapa ini?" tanya Bella dengan suara gemetar. Bella terus melangkah masuk lebih dalam dan tanpa dia duga, sepasang pria dan wanita sedang adu penalti tepat di depan matanya. Posisi mereka di ruang tamu. Bella tidak bisa mengeluarkan satu patah kata pun saat melihat sang pria memanggil satu nama dan nama itu dia kenal sebagai sahabatnya sendiri. Dia adalah Sherin. Dan pria itu bernama Mark. "Sherin/Mark." Akhirnya, suara Bella keluar dan saat bersamaan, keduanya berhasil meraih kem

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status