Share

Bab 6. Menikah

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2025-05-14 00:10:40

"Menikahiku. Apa kamu lupa apa yang pernah aku katakan kepadamu, Bella sayang?" tanya Brian yang membuat Bella hanya bisa terdiam.

Ternyata syaratnya masih tetap sama. Aku harus menikahi pria ini. Tapi rasa benciku terhadap kedua orang yang sudah menghianatiku benar-benar luar biasa. Aku ingin membalas apa yang sudah kedua orang ini lakukan padaku. Tapi, sulit.

Sekarang, ada yang mau membantuku dan dia adalah Brian. Brian memang sosok yang bisa membantunya, tapi mampukah dirinya menjadi istri dari pria yang didepanku ini.

Bella menggelengkan kepala pelan berusaha untuk menetralkan diri agar tidak frustasi. Masalah yang menimpa benar-benar membuatku pusing tujuh keliling.

Melihat penolakan dari Bella lagi, Brian semakin kesal. Dia tidak bisa menjauh dari Bella dan dia sudah menginginkan Bella, tapi kenapa Bella masih saja menolaknya. Kurang apa lagi dirinya saat ini.

Tampan, kaya raya, banyak wanita yang menyukainya, tapi kenapa wanita ini sulit untuk dia dapatkan dan taklukkan. Brian masih menunggu Bella menjawabnya.

Bella masih sibuk memikirkan syarat yang diajukan oleh Brian. Sebenarnya, itu bukan syarat tapi keinginan dari pria ini dari awal. Akhirnya, Bella setuju dengan yang dikatakan oleh Brian.

"Baiklah, tapi aku mau minta padamu. Tidak ada satupun yang boleh mengetahui kalau aku ini istrimu begitu sebaliknya. Cukup di rumah saja, sedangkan di luar tidak. Terlebih lagi di kantor. Aku ingin nyaman bekerja di sini."

"Dan, satu lagi, tidak boleh menyentuhku kembali. Apapun itu kondisinya jangan sentuh. Cukup sekali saja tepatnya cukup malam itu saja. Kalau sampai tuan menyentuhku, aku akan mengakhiri pernikahan ini. Apa tuan menerima syarat dariku juga?" tanya Bella yang langsung berhadapan dengan Brian face to face.

Bella tidak takut sama sekali dengan Brian karena menurutnya, syarat yang diajukan sudah pas untuknya. Anggap saja sebagai hukuman atas apa yang telah Brian lakukan padanya.

Sebenarnya yang salah itu dirinya bukan Brian, namun demi menjaga harga dirinya, Bella pun mengajukan syarat agar dia balas sakit hatinya kepada kedua orang yang sudah mengkhianatinya melalui Brian. Tanpa Brian dia tidak bisa membalaskan dendamnya.

Balas dendamnya harus dengan cara seperti ini dan jika tidak, maka sakit hatinya tidak akan terbalaskan. Mendengar syarat dari Bella, Brian ingin protes. Maana mungkin dia tidak menyentuh wanita ini terlebih lagi sudah jadi istrinya.

Dia bisa bangun seperti ini juga karena wanita yang ada di depannya dan dia tidak alergi dengan wanita juga karena wanita yang di depannya ini. Bukan karena wanita yang lain dan sekarang wanita yang ada di depannya ini malah meminta dirinya untuk tidak menyentuhnya.

Oh, tidak bisa. Ini bukanlah suatu syarat yang dia inginkan, tapi setelah dia berpikir lebih dalam lagi syarat yang diajukan oleh Bella mau tidak mau dia harus terima. Brian akan pelan-pelan menarik Bella untuk mencintainya, seperti dirinya saat ini yang mencintai Bella secara ugal-ugalan.

"Baiklah, aku terima. Pulang kerja kita akan menikah tidak boleh ada penolakan. Jika menolak lagi, maka aku akan mengirimmu ke suatu tempat yang tidak akan pernah bisa kamu bayangkan di pikiranmu. Sampai di sini paham dan jangan protes. Aku akan membalaskan sakit hatimu dengan dua orang tadi. Jadi, Ikutilah permainanku," ucap Brian yang mengetuk-ngetuk kening Bella dengan jarinya, menandakan kalau dia setuju dan tidak suka dibantah.

Bella pun menganggukkan kepalanya. Baginya yang terpenting balas dendamnya bisa terlaksana.

"Sekarang kamu bisa keluar, nanti sore temui saya di parkiran biasa, kita akan pergi ke kantor urusan agama. Aku sudah mengurusnya. Kita akan segera menikah. Setelah itu, kamu tinggal di rumah saya. Jangan tinggal di rumahmy yang kecil itu. Kamu mengerti?" tanya Brian dengan raut wajah yang serius saat dirinya menegaskan kepada Bella kalau dirinya harus ikut dengan dia ke rumah pribadinya.

Bella yang rumahnya dihina oleh Brian hanya bisa tersenyum kecut dan dia menganggukkan kepala.

"Baiklah, kalau begitu saya keluar dulu, permisi Tuan Brian,"ucap Bella yang segera pergi meninggalkan ruangan yang penuh sesak dan tidak menyangka kalau dia akan menjadi istri atasannya.

Lebih tepatnya, wanita rahasia dari pria tersebut. Sesampainya di luar, Bella menarik nafas dan membuangnya.

"Hah! Nanti sore statusku sudah berubah menjadi istri dari tuan Brian Murdock yang merupakan CEO tempat di mana aku bekerja."

Bella frustasi dengan apa yang terjadi. Bella melangkahkan kaki menuju ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Akhirnya, sore pun tiba. Bella yang biasanya semangat untuk pulang kini murung. Gairahnya untuk kembali ke rumah hilang.

"Bella, ayo kita pergi ke bioskop. Ada film baru dan kamu tahu filmnya seru. Kamu mau ikut tida?" tanya Merlin yang saat ini duduk di depan Bella sambil tersenyum lebar berharap Bella akan ikut dengannya.

"Hah, sepertinya tidak hari ini ya, Merlin. Lain kali saja. Aku akan mengabarimu jika menginginkannya. Bukankah, filmnya masih baru dan mungkin akan ada seminggu ke depan di bioskop. Jadi, kita perginya lain waktu saja, ya. Kamu tidak marah 'kan?" tanya Bella dengan hati-hati.

Bukannya dia tidak mau pergi dengan Merlin, dia mau tapi karena dia terburu-buru untuk menemui Tuan Brian jadi Bella menolak ajakan Merlin.

Mendengar penolakan dari Bella, Merlin pun menganggukkan kepala. Dia tidak akan memaksa Bella untuk ikut dengannya. Karena wajah Bella terlihat lelah dan lesu. Dia yakin, kalau Bella pasti butuh istirahat.

Dan benar yang dikatakan Bella, masih ada hari esok. "Ya sudah, tidak apa-apa. Lain kali kita pergi ya. Tapi, jangan menolaknya lagi. Ya sudah, aku pulang dulu. Bye ... bye," ucap Merlin yang melambaikan tangan dan segera melangkahkan kaki keluar dari ruangan.

Bella menghela nafas, dia pun segera bersiap. Bella yakin kalau saat ini CEO nya itu pasti sudah lama menunggunya. Dan benar saja, sang CEO sudah menunggu di mobil dengan raut wajahnya sangat datar dan di luar mobil ada asisten dari CEO yang wajahnya juga sangat datar 11 12 dengan sang CEO.

"Silakan masuk, Nona." Miko mempersilahkan Bella masuk dan duduk di samping sang CEO.

Bella hanya bisa tersenyum dan menundukkan kepala. Bella duduk dengan tenang, tidak ada sedikitpun suara Bella. Hanya suara deru mobil.

Mobil melaju meninggalkan perusahaan menuju ke kantor urusan agama. Lima belas menit, mobil Brian sampai di kantor catatan sipil. Brian dan Bella langsung keluar mobil.

Brian, Bella dan Miko langsung masuk ke kantor dan saat ketiganya masuk, tidak lupa Miko menyerahkan baju yang sudah dipesan khusus oleh Brian untuk Bella.

"Maaf, Nona Bella, silahkan Anda terima baju ini. Setelah selesai, kami akan menunggu di ruangan itu," ucap Miko menyodorkan pakaian pengantin untuk Bella dengan sopan.

Bella menganggukkan kepala dan menerimanya. Bella berjalan menuju toilet dengan langkah gontai.

"Bagaimana dengan nasibku saat ini, sebentar lagi aku akan jadi istri dari pria dingin itu, mimpi apa aku bisa bertemu dengannya. Oh, ya Tuhan, takdir seperti apa yang kau berikan kepadaku. Sudah dikhianati, sekarang aku malah harus masuk dalam pernikahan yang tidak aku inginkan dengan pria yang juga tidak aku harapkan. Aku hanya ingin takdirku berubah Tuhan."

"Bisakah engkau merubah takdirku ini, Tuhan. Please help me," ujar Bella pada dirinya sendiri.

Bella yang sudah di toilet bergegas mengganti pakaiannya. Setelah itu, Bella sedikit merias wajahnya yang pucat. Paling tidak wajahnya tidak lesu dan pucat seperti mayat.

Setelah selesai berhias, Bella kembali ke ruangan yang tadi di beritahukan oleh Miko. Saat masuk terlihat Brian sudah memakai pakaian tuxedo. Dia terlihat gagah dan tampan.

Tapi, sayangnya Bella tidak terlalu mengagumi pria tersebut. Mereka pun akhirnya mengikat janji dan menandatangani surat nikah. Saksi dari Brian adalah Miko dan saksi dari Bella ketua Kantor Catatan sipil dan dua orang dari kantor tersebut.

Dan, finally Bella sudah resmi menjadi istri sah dari Bryan Murdock. Istri dari seorang pengusaha sukses, kaya raya juga tampan. Brian hanya melirik sekilas Bella, dia puas karena bisa menikahi Bella.

Walaupun dengan sedikit ancaman dan iming-iming akan membantu membalaskan dendamnya terhadap kedua orang yang tadi datang ke kantornya, mungkin dia tidak akan bisa menikahi Bella.

Brian tidak munafik, saat ini Brian kagum melihat kecantikan dari Bella yang memakai pakaian pengantin yang khusus dia beli untuk Bella dan juga cincin yang dia sematkan di jari manis Bella.

Dan cincin itu juga khusus dia buat untuk Bella di dalamnya ada darahnya dan darah Bella. Jangan ditanya dari mana dia bisa mendapatkan darah Bella. Brian mendapatkan darah Bella dengan cara licik.

Saat dirinya sedang berbincang dengan Bella tadi dikantor tanpa sepengetahuan dari Bella, Brian menusukkan jarum kecil di jari manis Bella dan saat darah keluar Brian segera mengambilnya dengan cepat. Beruntung Bella tidak menyadari karena saat itu terjadi, keduanya saling berpandangan.

Barulah setelah mendapatkan darah, barulah dibuat cincin tersebut. "Sekarang tidak perlu tinggal di rumah itu lagi. Langsung ke rumahku," ucap Brian ke Bella.

"Bagaimana dengan bajuku? Aku perlu baju tidak mungkin aku memakai baju milikmu," kesal Bella yang tetap kekeh ingin mengambil pakaiannya di rumah lama.

Namun, Brian tidak peduli. Begitu juga dengan Miko. Ia terus melaju mobil menuju ke rumah Brian dan saat sampai di rumah Bella memasang wajah cemberut.

Dia tidak menyangka kalau Brkan tidak menuruti kata-katanya. "Ayo masuk, sudah malam tidak baik anak gadis berada di luar," kata Brian yang membuat Bella dan Miko melotot mendengar perkataannya.

"Apa maksudnya anak gadis. Apakah anak gadis itu aku atau kamu?" tanya Miko yang menunjuk dirinya dan juga menunjuk ke arah Bella yang saat ini hanya bisa mematung dan mengerjapkan matanya saat Miko asisten Brian menunjuk dirinya gadis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 54. Diusir

    Brian menatap ke arah mata-mata yang saat ini tubuhnya gemetar. Miko dan Mullen tersenyum karena mata-mata yang menjadi incaran Brian bisa dia temukan. "Tu-tuan," ucap pria tersebut yang gelagapan karena ketahuan dengan Brian. "Katakan padaku, sekarang. Siapa yang memintamu. Katakan siapa?" tanya Brian dengan suara kencang. Brian geram dan marah karena ada mata-mata yang menyusup ke klan miliknya. Miko mendekati Brian dan menatap ke arah mata-mata yang ketakutan menatap Brian. Miko mengambil ponsel mata-mata tersebut dan membaca isi pesan dari pria tersebut. "Wah, dia memberitahukan kepada majikannya kalau kita mau ke sana. Dia licik sekali, Brian. Berapa yang dia bayar ke kamu, pengkhianat?" tanya Miko yang sama-sama geram dengan anak buahnya ini. Mata-mata yang tertangkap masih belum mengatakan satu patah katapun yang dia ucapkan ke Brian. Pria itu hanya diam dan berusaha untuk kabur tapi banyaknya anak buah membuat dia sulit untuk pergi. Mau bunuh diri juga susah karena senja

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 53. Serangan

    Bella menganggukkan kepalanya dengan pelan. Dia sudah bisa melayani Brian seperti biasanya. Karena memang sudah diizinkan dokter tapi Brian tidak tahu. Dan saat inilah waktunya. "Aku mencintaimu," ucap Brian yang mulai bermain di area wajah Bella. Satu persatu wajah Bella ditelusuri dengan lembut. Brian memberikan kecupan kecil dan manis di pipi dan kening juga mata Bella. Brian membawa Bella lebih dekat dengannya. Perlahan pakaian Bella dilepaskan satu persatu hingga tubuh Bella polos bak bayi. "Kamu sangat seksi dan kamu satu-satunya wanita yang aku cintai. Percayalah padaku." Bella menganggukkan kepala pelan. Dia percaya dengan Brian dan dia tidak akan meninggalkan Brian. Siapapun yang ingin merebutnya akan dia pertahankan. Wanita yang sudah membuat dia kehilangan bayinya akan dia balas dengan sangat kejam. "Euhm." Suara desahan lolos dari mulut Bella. Keduanya saling bertukar saliva dan kecupan keduanya semakin dalam. Brian membawa Bella ke nirwana kenikmatan. Suara desahan

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 52. Pakaian Dinas

    Bruno menyerahkan amplop coklat kepada Brian. Dia ingin tuannya sendiri yang melihat apa isi dari amplop coklat tersebut. Brian yang menerima amplop coklat dari Bruno menaikkan alisnya. "apa ini?" tanya Brian dengan raut wajah penasaran. "Anda bisa lihat sendiri isinya," jawab Bruno. Brian yang penasaran segera membuka amplop coklat yang Bruno berikan kepadanya. Saat amplop coklat tersebut dibuka, dia terkejut melihat sebuah gambar markas yang dipenuhi dengan amunisi yang cukup banyak dan ada nuklir yang dia incar sedari dulu dan ada bahan peledak lainnya. Satu persatu Brian melihat foto tersebut dan yang terakhir Brian terkejut melihat ayahnya ada di sebuah hotel dan tidak lama kemudian ibu kandung Elly juga masuk ke sana. Brian memandang ke arah Bruno yang masih menatapnya. "apa ini?" tanya Brian lagi menunjukkan ke arah foto yang terakhir kepada Bruno. "Saya meminta kepada rekan saya untuk mengikuti Tuan dan Nyonya besar atas perintah dari Tuan Miko. Dan rekan saya mendapatka

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 51. Permainan Panas

    Nyonya Melisa masuk ke dalam kamar hotel yang sudah disewa oleh prianya. Pria yang di maksud adalah tuan Karl. Ayah dari Brian. Nyonya Melisa teman baik Nyonya Sherly dan sejak saat dibangku sekolah keduanya menyukai satu pria yaitu tuan Karl. Karena Tuan Karl dari orang kurang mampu, dia memilih Nyonya Sherly menjadi kekasihnya. Dan sejak saat itu Nyonya Melisa sangat membenci Nyonya Sherly sampailah, Nyonya Melisa menikah dengan seorang pria dan pria yang dinikahi oleh Nyonya Melisa meninggal kecelakaan. Mengetahui sahabatnya kehilangan suami, Nyonya Sherly sedih. Nyonya Sherly tidak tahu jika dia dibenci oleh Nyonya Melisa karena Tuan Karl. Dan kebenarannya terhadap Nyonya Sherly membuat Nyonya Melisa memanfaatkan kebaikan sahabatnya itu. Dengan merayu suami sahabatnya dan Tuan Karl malah masuk ke dalam perselingkuhan sampai saat ini. "Istrimu yang gila dan jelek itu tidak tahu kamu di sini, Sayang?" tanya Nyonya Melisa dengan manja. "Dia tidak akan mengetahui kalau aku keluar

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 50. Ampun, Ma

    Elly menatap wajah orang yang merampas ponselnya. Dan dia adalah ibunya Elly. Nyonya Melisa yang sorot matanya tajam. Terlebih lagi Nyonya Melisa melihat isi pesan tersebut dan matanya melotot. Tidak percaya jika anaknya melakukan itu. Elly lagi-lagi mendapatkan pesan dari seseorang yang misterius. Foto saat dia sedang bermadu kasih dengan pria yang baru dia kenal di club malam dan malam itulah, dia menyerahkan keperawannya. Tapi, kini Elly menyesal dia tidak bisa menjauhi pria tersebut. Elly selalu bertemu dan melakukan itu lagi dan lagi. "Jelaskan padaku nanti. Dasar anak tidak tahu diri, berani-beraninya kamu lakukan ini, awas kamu, Elly," ucap Nyonya Melisa dengan suara tertahan agar tidak didengar oleh kedua orang tua Brian. Elly gugup dan dia keringat dingin. Tidak menyangka ibunya melihat perbuatan tak terpujinya. Beruntung kedua orang tua Brian tidak melihat perdebatan mereka. "Ak-aku tidak tahu. Itu bukan aku," jawab Elly dengan terbata-bata mencoba untuk membela diri. E

  • Wanita Rahasia Sang Mafia   Bab 49. Menjebak Brian

    Pertanyaan dari Leo tidak bisa dijawab oleh anak buahnya, mereka terdiam dan menundukkan kepala. Leo yang anak buahnya tidak menjawab apa yang dia tanyakan ke anak buahnya hanya bisa diam dan pasrah. Dia tidak bisa lagi mengatakan apapun karena sudah jelas mereka kalah dan anak buahnya yang dia minta untuk kesana sudah habis di lenyapkan oleh Brian. "Pantau dia jangan biarkan dia lepas, aku tidak ingin melepaskannya. Aku hanya ingin dia kalian lenyapkan. Sekaranh pergi awasi dia." Leo memberikan perintah kepada anak buahnya untuk segera mengawasi Brian karena saat ini dia ingin Brian dia lenyapkan."Baik, Tuan. Saya akan segera mengawasi Tuan Brian. Permisi." Anak buah Leo segera pergi dari hadapannya. Mereka segera menjalankan perintah yang Leo katakan pada mereka. Mark buka suara dia sangat tahu kalau Brian tidak bisa dikalahkan. "Dia memang tidak bisa dikalahkan, apa tidak bisa kamu mencobanya dengan cara lain. Misalnya, menjebaknya. Apakah, kamu tidak bisa melakukan cara itu?"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status