“Sayangnya aku bukan wanita manja yang selalu mengejarmu, Xander. Aku bukanlah tipe manja dan lemah yang setiap saat membutuhkan pertolonganmu. Tapi kupikir ketika aku benar-benar tidak bisa mengandalkan diriku sendiri, aku pasti akan mengandalkanmu.”
* * * * *
Akhirnya hari di mana Flora keluar dari rumah sakit pun tiba. Wanita itu sudah mengganti piyama rumah sakit dengan pakaian yang dibawakan oleh Xander sebelumnya. Setelah mengikat rambutnya di belakang kepalanya, dia siap untuk pulang. Terdengar suara pintu dibuka. Wanita itu bisa melihat Xander berjalan masuk. Seperti biasa, pria itu menyunggingkan senyumannya melihat Flora.
“Aku sudah mengurus administrasi rumah sakit. Jadi sekarang kau bisa pulang.”
Alam bawah sadar menyimpan kebenaran yang tidak bisa diungkapkan oleh akal sehat. Menyembunyikannya dari hadapan orang-orang. * * * * * Dengan susah payah Flora memapah Arion menuju kamarnya. Sialnya membawa Arion menaiki tangga jauh lebih sulit dari yang diperkirakan. Karena Arion yang manja terkadang melepaskan tangan Flora dan memilih duduk di tangga. “Aku lelah. Aku mau di sini saja. Bisakah aku tidur di sini saja, Flo?” tanya Arion dengan nada manja. Flora mendengus kesal karena harus menghadapi Arion yang berubah menjadi anak kecil. Benar-benar manja. Ingin rasanya wanita itu menendang pria itu sehingga menggelinding di tangga.
Lain di mulut lain di hati. Tidak mudah mengungkapkan isi hati. Terutama di depan seseorang yang dicintai. * * * * * “Kejadian semalam? Memang apa yang terjadi semalam? Aku hanya ingat jika aku sedikit mabuk terus pulang ke rumah. Apakah aku melakukan tindakan yang aneh semalam? Aku tidak menyakitimu bukan?” Flora menyentuh dadanya yang terasa sakit. Arion melupakan kejadian semalam begitu saja. Wanita itu benar-benar kecewa. Padahal untuk pertama Flora mengakui perasaannya. Tapi Arion justru tidak mengingatnya. “Mengapa kau diam, Flo? Apakah aku benar-benar menyakitimu?” tanya Arion cemas. “Ya, aku menyakit
Terkadang cinta tidak bisa saling bersatu.Terkadang cinta tidak bisa memiliki.* * * * *Arion kali ini tidak menggunakan motornya. Dia menggunakan mobilnya untuk membawa kekasih barunya pergi. Di dalam mobil Arion yang sedang menyetir tidak bisa melupakan tatapan Flora saat dia berada di perusahaannya. Sebenarnya Arion sengaja mengundang salah satu temannya untuk berpura-pura menjadi kekasihnya agar Flora marah dan benci padanya. Arion berpikir ini adalah satu-satunya cara untuk menjauhkan Flora darinya. Setelah pernyataan cinta yang tidak sengaja dia lakukan dalam kondisi mabuk, Arion tidak ingin membuat Flora berharap padanya.“Sepertinya ada seseorang yang sedang mengisi pikiranmu. Apakah seorang wanita?” tanya Celine yang duduk di sampin
Cinta sulit dijelaskan. Cinta juga sulit diuraikan. Cinta hanya bisa dirasakan. Cinta juga bisa disalurkan. * * * * * “Apa kau merasa bosan?” tanya Xander. Saat ini mereka sedang makan malam romantis di sebuah restoran mewah. Tapi sayangnya Flora terdiam bahkan sejak wanita itu datang. Xander bisa melihat seperti ada yang sedang dipikirkan wanita itu. Flora tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. “Tidak. Sama sekali tidak.” Sayangnya Flora tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan Arion. Bahkan ketika wanita itu menoleh dan melihat pantai. Seketika m
Tidak mudah mengeluarkan isi hati. Tapi jika kita tidak mengeluarkan isi hati kita, Tidak akan ada yang mengetahuinya. * * * * * “Jangan percaya pada apa yang dikatakan Arion nanti. Karena perasaannya padamu sangatlah nyata. Percayalah padaku. Selamat berjuang.” Flora tampak terkejut mendengar ucapan Celin. Dia berpikir Celin akan berusaha menggunakan cara licik untuk menyingkirkannya dari kantor Arion. Tapi dia tidak menyangka Celin justru membantunya. Arion awalnya terkejut melihat kedatangan Flora. Tapi kemudian dia memilih mengabaikan Flora dan mengerjakan pekerjaannya. “Untuk apa
“Kau sangat menakjubkan, Glykoú mou. Kau seperti lukisan indah yang membuatku tidak ingin berpaling saat melihatnya.” * * * * * Arion melepaskan ciumannya. Mereka tampak terengah-engah karena terlalu bersemangat berciuman. Bibir pria itu menyunggingkan senyuman. “Aku merasa seperti bermimpi saat menciummu.” Gumam Arion. Flora mengalungkan kedua lengannya di leher Arion. Bibirnya pun menyunggingkan senyuman kebahagiaan. Beberapa hari dia begitu menderita karena Arion menjauh darinya. Dan sekarang dia bisa memeluk pria yang dicintainya. “Ini bukanlah mimpi, Arion.” Flora mendaratkan bibirnya di atas bibir Arion.
Kita tidak bisa memiliki segalanya yang kita inginkan. Termasuk orang yang kita cintai. * * * * * Flora mengusap air mata yang terjatuh dari sudut matanya. Saat ini wanita itu duduk di ruang tunggu tepat di depan ruang operasi. Beberapa jam yang lalu Arion mendapatkan telpon dari kepolisian yang mengatakan jika Xander mengalami kecelakaan karena mabuk saat mengemudi. Flora yakin benar keputusannya untuk jujur mengenai perasaannya kepada Xander pasti yang mendorong pria itu untuk minum hingga mabuk. Flora bisa merasakan seseorang memegang tangannya dan menggenggamnya. Dia menoleh dan melihat Arion sudah duduk di sampingnya. “Jangan khawatir. Xander adalah orang yang kuat. Aku yakin dia akan baik-baik saja.” “Aku berharap
Even though we can’t be together until the very end, I am happy that we made lovely memories. I am also glad that you were once a part of my life. * * * * * Flora membuka kamar Xander. Kamar Xander tampak tidak banyak barang. Bahkan sama sekali tidak ada foto pria itu atau keluarga dan temannya. Flora menghampiri lemari Xander dan mengemasi beberapa pakaian untuk Xander. Namun kegiatannya terhenti saat dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Ada sebuah foto yang terselip di antar pakaian pria itu. Flora mengambilnya dan terkejut melihat foto dirinya. Wanita itu membalik foto itu dan melihat tulisan tangan Xander. Wanita yang kucintai. Seketika tubuh Flora kembali bergetar. Dia bisa merasakan cinta Xander yang tulu