Terkadang keluarga terasa seperti orang asing. Tapi terkadang orang asing bisa terasa seperti keluarga.
* * * * *
Tubuh Keira menegang saat melihat ibunya duduk di kursi ruang tamu rumah Xander. Ibunya terlihat berbeda dari terakhir Keira bertemu dengannya. Wajah Dona terlihat pucat. Matanya pun terlihat bengkak karena menangis. Saat mendengar langkah kaki Keira, wanita itu mendongak dan terlihat tersenyum.
“Keira.” Panggil Dona dengan suara serak. Terlihat jelas Dona gugup bertemu dengan putrinya.
Keira duduk di sofa tepat di hadapan ibunya. Rasanya begitu aneh jika gadis itu duduk di samping sang ibu setelah apa yang telah wanita itu lakukan padanya.
“
Xander so sweet sekali. Kalau Marry jadi Keira pasti juga akan jatuh cinta sama Xander hehe....
“One step in the wrong direction will cause you a thousand years of regret.” * * * * * Dona menatap Andreas yang duduk di hadapannya dengan seragam tahanan. Dia tidak percaya pria yang sangat dicintainya telah menipunya. Dia sudah datang ke alamat yang diberikan oleh Xander. Di sanalah dia bisa melihat seorang anak kecil yang begitu mirip dengan Andreas. Perasaan bersalah Dona kepada Keira semakin besar. “Mengapa kau berbohong padaku?” tanya Dona. “Berbohong apa?” Andreas pura-pura tidak mengetahuinya. “Kau berbohong jika kau memiliki seorang anak laki-laki. Kau berbohong sudah mengambil uangku secara diam-diam dan membuatku tidak percaya pada putriku sendiri.
Tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Asalkan mau belajar dan berusaha keras, pasti bisa melakukannya. * * * * * Flora bisa melihat cincin emas dengan berlian kecil yang tidak mencolok tapi tampak terlihat cantik. Tatapannya beralih ke arah Arion yang memegang kotak cincin itu. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dia memang mencintai Arion, tapi dia tidak menyangka pria itu akan melamarnya secepat ini. “Jangan membuatku gugup, Flo. Katakanlah sesuatu. Kumohon jangan menolaknya.” Pinta Arion. Flora tak mampu menahan tawanya. “Bukankah dengan begitu kau sama saja mendesakku untuk menerima lamaranmu, Mr. Kavakos?” “Aku hanya sedang berus
“Menangis tidak membuatmu terlihat lemah. Menangis hanya membantumu mengeluarkan emosi yang kau rasakan sehingga kau bisa menjadi lebih kuat.” * * * * * Keira berjalan masuk ke dalam rumah Xander sembari memijat bahunya yang pegal. Dia tidak menyangka duduk di depan komputer seharian sambil menangani keluhan-keluhan pelanggan membuat bahunya terasa pegal. “Anda sudah pulang, Miss Cavill.” Sapa Thomas dengan tersenyum kepada gadis itu. Keira membalas senyuman kepala pelayan itu. “Sudah, Thomas. Hari ini sangat melelahkan.” “Apakah semua berjalan dengan lancar?” Keira menganggukkan kepalanya. “Ya, sem
“Maka jangan lakukan itu. Jangan menahan dirimu, Keira.” * * * * * Xander memegang kedua bahu Keira dan mendorongnya sehingga dia bisa menghentikan ciuman itu. Nafasnya terengah, begitu juga dengan Keira. Dia tidak menyangka mencium gadis itu terasa memabukkan membuat Xander kehilangan akal sehatnya. “Maafkan aku, Keira. Sepertinya aku benar-benar mabuk. Sehingga tidak bisa mengendalikan diriku. Jadi sebaiknya kau keluar sekarang.” Ucap Xander menoleh ke arah lain. Tak mau menatap gadis itu. Keira terkejut dengan penolakan Xander. Namun gadis itu tidak mau menyerah. Dia tahu Xander menikmati ciuman itu. Hanya saja egonya menolak mengakuinya dan memilih mendorong Keira pergi.
"The hardest thing to do is watch the one you love, loves someone else." * * * * * Sinar matahari diam-diam menyusup dalam kamar Xander. Menyentuh wajah Keira yang terlelap. Mengusik tidur gadis itu. Perjalan kelopak matanya terbuka. Seketika dia bisa merasakan rasa sakit di tubuhnya karena percintaan semalam yang menakjubkan. Mata Keira menangkap sosok Xander yang sudah duduk di kursi rodanya yang ada di dekat jendela. Tatapan pria itu menatap pemandangan di luar jendela. “Xander?” Panggil Keira membuat pria itu menoleh. Xander bisa melihat Keira duduk di atas ranjangnya dengan selimut menutupi dadanya. Dia bisa melihat bekas ciuman di bahu dan leher Keira. Kedua tangan Xander terkepal erat karena mengingat diriny
Jauh lebih mudah mencintai orang yang mencintai kita daripada harus menunggu seseorang yang sama sekali tidak bisa melihat ke arah kita, Xander. Pikirkanlah baik-baik sebelum kau menyesalinya. * * * * * “Apakah aku boleh duduk di sampingmu?” Keira dan Bella menoleh dan melihat seorang karyawan pria tampan berdiri dan tersenyum ke arah Keira. “Tentu saja boleh.” Jawab Bella tampak senang. “Bella.” Keira menatap wanita yang duduk di hadapannya. Bella menundukkan kepalanya maju ke arah Keira sembari berbisik, “tidak apa-apa, Kei. Kau harus menjalin hubungan baik dengan karyawan lain. Jika tidak kau aka
"Sincerity that comes from within is a gem that shines from within." * * * * * “Sepertinya setelah makan siang kau tampak jauh lebih bersemangat, Kei.” Ucap Bella melihat Keira tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Keira menoleh dan melihat Bella berdiri di sampingnya. “Perut kenyang selalu membuatku bersemangat, Bella.” Wanita itu memicingkan matanya. “Kau yakin hal yang membuatmu bahagia adalah makanan? Kupikir kau terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Keira melotot kaget mendengar ucapan Bella. “Kau mengetahuinya? Tapi bagaimana?” Bella tersenyum dan langsung menarik kursi di sampingnya
Jangan percaya pada orang dengan begitu mudah. Karena belum tentu orang yang kita anggap baik memiliki hati malaikat. * * * * * Keira berteriak kesakitan ketika Anna menarik rambutnya masuk ke dalam sebuah toilet. Gadis itu yakin beberapa rambutnya pasti rontok karena ulah kasar Anna. Sampai di dalam kamar mandi, Anna mendorong tubuh Keira hingga menabrak dinding yang membuat punggung gadis itu terasa begitu sakit. Tatapan Keira beralih pada Anna yang berdiri di hadapannya bersama kedua temannya. “Mengapa kalian menyakitiku? Apakah aku pernah melakukan kesalahan pada kalian?” tanya Keira kesal. “Kesalahanmu adalah kau menjadi jalang kecil di hadapan kami. Bagaimana bisa gadis tidak tahu malu sepertimu menggoda Mr. Devetz