Share

Strong women

Author: nindyarayu21
last update Last Updated: 2024-05-31 23:07:06

Seorang gadis berumur 21 tahun tampak sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga sang ibu sebelum ia berangkat kerja. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan yang besar. Walaupun ia hanya bekerja di bagian administrasi saja tapi ia sudah sangat senang karena setidaknya ia bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Saat ini ia memang  kesehatan sang ibu sedang tidak baik. Sang ibu sering keluar masuk rumah sakit karena sang ibu memiliki penyakit jantung yang akut dan dokter sudah mengatakan untuk segera menjalani operasi. Tapi sampai detik ini ia belum bisa mendapatkan sejumlah uang yang dibutuhkan. Ia harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa mengumpulkan biaya operasi sang ibu. 

"Lana seharusnya kamu tidak usah repot-repot menyiapkan sarapan buat ibu dan kamu. Seharusnya biarkan ibu saja yang menyiapkan sarapan buat kita," kata Linda yang ikut masuk ke dapur. 

Gadis yang bernama Lana pun hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh sang ibu. Ia senang melihat keadaan sang ibu yang sudah jauh lebih baik saat ini. Tentu saja Lana sangat senang melihat hal itu membuat Lana bisa lebih bisa mengulur waktu lagi untuk bisa mendapatkan uang untuk bisa membayar operasi sang ibu. 

"Gak apa-apa Bu. Sekalian aku juga masak buat makan siang jadi gak apa-apa kalau aku masak. Lagipula ibu gak ingat kalau dokter meminta ibu untuk istirahat total? Ibu gak mau kan kalau diopname lagi. Jadi lebih baik ibu banyak istirahat agar ibu bisa segera sehat kembali. Kalau ibu sehat ibu bisa melakukan apapun yang mau ibu lakukan," kata Lana mengingatkan sang ibu. 

"Iya ibu mengerti sekali sayang. Ibu juga ingin bisa segera sembuh dan bisa kembali bekerja lagi. Terkadang ibu merasa kasihan kepada kamu gara-gara ibu sakit seperti ini kamu harus bekerja keras bahkan kamu tidak bisa melanjutkan kuliah kamu serta tidak bisa merasakan kehidupan remaja seumuran kamu. Tapi kamu malah sibuk dengan dunia dewasa yang seharusnya belum harus kamu lalui. Ibu benar-benar minta maaf karena selama ini selalu menyusahkan kamu saja," jawab Linda yang merasa sedih terhadap sang putri. 

Lana yang baru selesai mematikan kompor pun langsung membalikkan tubuhnya untuk menghadap kearah sang ibu. Ia tak suka jika ibunya berkata seperti itu. Selama ini apa yang Lana lakukan tidak pernah membuatnya merasa tertekan ataupun merasa sedih karena tak bisa melakukan apapun yang dilakukan oleh gadis seusianya. Ia melakukan semua itu hanya ingin agar sang ibu bisa sehat kembali. Jadi ia tak masalah harus bekerja lebih keras daripada orang lain seusianya. Karena ia melakukan semua itu demi kesehatan sang ibu. 

"Ibu tidak usah memikirkan soal itu. Biarkan semuanya Lana yang mengurus. Dan ibu tidak perlu juga meminta maaf kepada Lana karena Lana harus bekerja lebih keras atau tidak bisa melanjutkan kuliah. Bahkan Lana juga tidak merasa sedih tidak seperti teman-teman Lana di luar sana. Sekarang yang ada dipikiran Lana adalah bagaimana caranya Lana bisa membuat ibu sembuh. Karena ibu adalah orang yang paling Lana miliki di dunia ini. Jadi yang harus ibu pikirkan adalah ibu harus bisa sehat kembali," pinta Lana kepada sang ibu. 

Linda pun mengelus wajah putrinya yang sangat cantik itu. Ia benar-benar beruntung memiliki Lana dalam hidupnya. Ia berharap jika dirinya bisa segera sembuh dan bisa kembali bekerja untuk bisa membantu sang putri. Setidaknya ia tak mau sampai melihat sang putri bekerja keras terus. 

"Ya udah kita sarapan dulu soalnya aku mau berangkat agak awal. Hari ini adalah hari pertama kali bekerja di kantor yang baru. Doain aku ya Bu semoga saja semuanya berjalan dengan lancar dan aku bisa bekerja disitu karena perusahaan ini adalah perusahaan yang besar. Selain itu aku yang hanya lulusan SMA bisa bekerja disana. Aku berharap ini adalah awal yang baik untuk hidup kita kedepannya," kata Lana yang benar-benar merasa bersemangat.

"Pasti sayang. Ibu akan mendoakan yang terbaik buat kamu," jawab ibu dengan penuh cinta. 

Perasaan Lana pun berubah menjadi sangat lega karena setidaknya ia bisa melangkah lebih percaya diri lagi. Karena baginya ini awal yang baik untuk kehidupannya kedepan. 

Setelah itu Lana pun sarapan bersama sang ibu lalu ia pun bersiap-siap menuju ke kantor barunya. Lana benar-benar bersemangat untuk menjemput hari yang barunya. Dengan mengendarai angkutan umum untuk sampai ke kantor barunya akhirnya Lana sampai juga di perusahaan Alfonso dimana ia akan memulai pekerjaannya.

Sebelum Lana diterima di perusahaan ini Lana sudah bekerja di beberapa tempat yang lain. Setelah lulus SMA Lana tidak bisa melanjutkan sekolahnya hingga ke jenjang kuliah. Keterbatasan dana membuat Lana tak bisa kuliah apalagi saat itu sang ibu sudah sakit-sakitan sehingga Lana mengubur mimpinya untuk melanjutkan kuliahnya. Padahal dari dulu Lana memiliki cita-cita untuk bisa berkuliah di jurusan kedokteran tapi ia harus mengubur semua cita-citanya karena ia sangat sadar diri bahwa dia bukan dari kalangan keluarga yang kaya raya. Selain itu Lana juga harus realistis bahwa ia membutuhkan banyak uang untuk biaya dirinya dan sang ibu serta biaya berobat sang ibu. Tapi walaupun begitu Lana tak pernah menyesali keputusannya untuk merelakan cita-citanya karena ia yakin ia bisa meraih cita-cita serta mimpinya yang lain. Lana selalu berprinsip jika ia akan menemukan mimpinya yang lain ketika kehidupannya jauh lebih baik lagi. 

"Lana kamu pasti bisa menjalani semuanya jadi semangat Lana," kata Lana menyemangati dirinya sendiri. 

Dan hari-hari Lana menjadi pegawai baru di perusahaan Alfonso pun dimulai. Selama bekerja di perusahaan Alfonso Lana bisa beradaptasi dengan sangat cepat bahkan ia dengan mudah disukai oleh beberapa teman kerjanya. Walaupun latar pendidikan yang dimiliki oleh Lana jauh berbeda dengan yang lain tapi tak membuat Lana kalah dari mereka. Lana sangat cepat belajar sehingga semua pekerjaan yang diberikan kepada Lana pasti ia menyelesaikan semuanya dengan sangat baik dan pastinya para atasannya sangat suka dengan hasil kinerja yang dilakukan oleh Lana. Lana sendiri merasa senang bisa bekerja di perusahaan ini. Setidaknya ia dengan bekerja disini membuat Lana mendapatkan gaji yang lumayan besar. Tapi walaupun begitu sebenarnya Lana memiliki pekerjaan lain setelah selesai bekerja. Pekerjaan yang gajinya yang bisa ia pakai untuk menambah biaya operasi sang ibu. Dan pekerjaan tambahan yang dijalani oleh Lana saat ini adalah pelayan di sebuah club malam yang cukup terkenal di kota ini. Awalnya Lana tak mau melakukan pekerjaan ini tapi pekerjaan ini benar-benar memberikan upah yang lumayan besar untuk biaya pengobatan sang ibu. Walaupun sang ibu memakai pembiayaan dari pemerintah tapi tak semuanya di bayar oleh pemerintah ada beberapa pengobatan yang harus dilakukan sendiri. Maka dari itu Lana mencari tempat tambahan untuk bisa membayar biaya pengobatan sang ibu. 

"Ra gimana biaya operasi buat ibu kamu? Apa sudah terkumpul?" tanya Fina pekerja di club ini. 

"Belum. Kamu tahu sendiri jika biaya pengobatan untuk penyakit jantung sangat mahal. Sebenarnya dokter sudah meminta aku untuk segera memberikan pengobatan lanjutan untuk ibu tapi lagi-lagi kendala uang yang membuat aku belum bisa membawa ibu buat operasi. Tapi untung aja keadaan ibu sekarang jauh lebih baik jadi setidaknya aku punya sedikit waktu untuk bisa mengumpulkan uang itu," jawab Lana yang sedang istirahat. 

Fina tentu saja tahu cerita dibalik Lana bisa bekerja disini. Padahal ia tahu jika Lana adalah anak yang baik-baik hanya saja keadaan yang membuatnya bekerja di club malam ini walaupun hanya sebatas pelayan saja. 

"Sebenarnya aku punya cara yang cepat buat kamu bisa dapat uang yang banyak dalam satu malam. Kamu masih perawan kan?" tanya Fina penuh selidik.

"Tentu aja aku masih menjaga keperawananku untuk suami aku nanti. Maksud kamu pekerjaan yang mudah itu apa?" tanya Lana bingung. 

"Kalau kamu mau sih kamu bisa menjual keperawanan kamu kepada laki-laki hidung belang yang berani membayar mahal untuk bisa tidur dengan gadis yang masih perawan. Walaupun ini kesannya tak bermoral tapi jika kamu dalam keadaan rumit dan butuh uang yang cepat maka cara ini bisa kamu lakukan," jawab Fina dengan ekspresi yang sulit diartikan. 

Lana kaget ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Fina. Walaupun ia tahu apa pekerjaan asli dari Fina tapi sampai sejauh ini ia tak pernah mengambil keputusan yang ekstrim seperti itu. Walaupun ia cukup tergiur dengan apa yang dikatakan oleh Fina tapi tetap saja ia tak mau menjual keperawanan dan juga harga dirinya kepada orang yang tak dikenal. Ia akan berusaha bekerja sekuat tenaga untuk bisa mendapatkan biaya pengobatan sang ibu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Simpanan Mr. Dante   The End

    5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak

  • Wanita Simpanan Mr. Dante   Happy ever after

    Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A

  • Wanita Simpanan Mr. Dante   Rumah bagi Dante

    Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.

  • Wanita Simpanan Mr. Dante   First Vacation

    "Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi

  • Wanita Simpanan Mr. Dante   My world

    Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy

  • Wanita Simpanan Mr. Dante   Masa depan?

    Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status