Share

134. Bukan Tamu

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-25 12:30:04

Malam itu Luna akhirnya bisa kembali tidur dalam pelukan Laksa, suaminya, pelukan hangat yang selama seminggu ini sangat dia rindukan, Luna dengan rakus menghirup aroma suaminya ini. dalam hati dia sangat tak rela jika harus kehilangan pelukan hangat ini.

Laksa mengeratkan pelukannya pada tubuh sang istri, dia sangat bersyukur hari ini bisa kembali memeluk Luna setelah satu minggu hanya memeluk guling.

“Senangnya bisa peluk kamu lagi,” bisik Laksa lembut.

Luna hanya mampu membalas dengan semakin membenamkan keplanya di dada sang suami.

“Apa semuanya akan baik-baik saja, maksudku dengan keterangan yang kita berikan tadi?”

Laksa hanya mengangkat bahu. “Setidaknya kita sudah berusaha menjelaskan semuanya, lagipula aku sebenarnya tidak peduli orang lain percaya atau tidak, aku hanya ingin kamu nyaman di sisiku.”

“Terima kasih.”

“Untuk apa?”

“Untuk semuanya, mau membersihkan namaku dan juga mau menjad
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Wanita Yang Kau Pilih   210. Lahirnya Dendam 2

    Laksa bertemu Raya lebih dari lima tahun yang lalu, saat itu wanita itu menjadi brand ambasador sebuah kosmetik yang kebetulan milik kawan baiknya, tak jarang pemotretan yang mereka lakukan juga mengambil tempat di hotelnya. Gadis yang sangat cantik, dan mandiri juga smart membuat Laksa langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dan ternyata gayung pun bersambut, Raya juga memiliki perasaan yang sama, meski hubungan mereka tak selalu mulus, karena keluarganya yang sepertinya kurang suka dengan Raya, tapi menurut Laksa itu bukan masalah. Laksa mencintai Raya demikian juga Raya mencintainya, dan itu sudah lebih dari cukup, dia bahkan tak mempedulikan Dirga yang sering memperingatkannya untuk menjauhi Raya. Semua terasa indah waktu itu. Tapi kini, penilaiannya terhadap Raya berubah seratus delapan puluh derajat, sikap mandiri dan smart yang dulu dia kagumi hilang entah ke mana, berganti dengan gadis keras kepala dan lici

  • Wanita Yang Kau Pilih   209. Lahirnya Dendam

    Padahal tadi malam Luna tidur sangat nyenyak dalam dekapan hangat lengan suaminya, dia tidak ingat sama sekali kalau mimpi barang sedetik pun, tapi kenapa pagi ini lagi-lagi dia bertemu nenek lampir yang membuat paginya yang baik-baiknya jadi hancur berantakan. Luna memang sosok yang cuek dan pendiam, tapi bukan berarti dia wanita yang tidak memiliki empati sama sekali, dia sama saja dengan wanita-wanita lain, yang akan mudah terbawa emosi saat melihat hal yang dapat memancing emosinya, termasuk saat ini. Sebenarnya Luna juga tak habis pikir kenapa Raya yang hanya mengalami pendarahan masih saja di rumah sakit ini, dia saja yang melahirkan saja sudah diperbolehkan pulang. Dengan tatapan lekat Luna memperhatikan wanita cantik di depannya, bahkan Raya juga sudah bisa berjalan normal dan tidak memakai kursi roda sejak bertemu dengannya waktu itu, dan juga dia juga sudah bisa berteriak dan memakinya, apa mungkin orang sakit sempat melakukan hal itu.Raya memang hanya mengenakan baju r

  • Wanita Yang Kau Pilih   208. Pengganggu 2

    “Apa mama dan opa baik-baik saja? Kenapa mereka  tidak dibawa ke rumah sakit?” tanya Luna yang baru ngeh tentang keadaan mertuanya itu, sungguh bukannya Luna melupakan dua  keluarga suaminya itu, tapi masalah yang menderanya akhir-akhir ini membuat otaknya penuh sesak. “Mereka baik-baik saja, kemarin papa juga sudah menghubungi dokter  keluarga, dan dokter hanya menyarankan mereka untuk tenang dan beristirahat.” Luna mendongak tak menatap mata sang suami, mencari kebenaran di sana, dan saat kebenaran itu dia dapatkan,Luna bisa menarik napas lega, berarti tak ada yang perlu dikhawatirkan bukan. Malam  ini kedua insan itu tidur dengan saling berpelukan erat seolah mereka sudah tak bertemu bertahun-tahun lamanya, tidur  lelap yang sangat mereka butuhkan untuk menghadapi hari esok yang penuh dengan aral rintangan yang menghadang. Pukul enam pagi baik Luna maupun Laksa sudah berpakaian rapi, tentu saja Laksa akan berangkat kerja, akan tetapi sebelu

  • Wanita Yang Kau Pilih   207. Pengganggu

    Luna merasakan usapan tangan di pipinya, dia memandang pemilik tangan itu.“Jangan menangis, aku  tidak ingin melihat air matamu,” kata Laksa dengan lembut. Ternyata dia menangis, Luna bahkan tak menyadari itu semua, pikirannya  terlalu kalut sampai dia tak bisa merasakan apapun. Luna berusaha tersenyum, meski siapapun tahu kalau senyum itu terpaksa bertengger di wajahnya sekedar supaya tidak menjadi tambahan beban untuk suaminya “Semuanya akan baik-baik saja, aku tidak tahu apa yang sudah  kamu dengar, tapi percayalah semuanya akan teratasi dengan baik, Kemarin aku bekerja keras bersama opa dan papa juga Dirga untuk membongkar semuanya,” kata Laksa lebih kepada untuk meyakinkan dirinya sendiri dari pada sang istri. Pandangan laki-laki itu sedikit menerawang, masalah kali ini memang cukup rumit untuknya, hotel yang dipimpinnya bisa saja dianggap melakukan kelalaian pajak yang harusnya dibayar  oleh semua warga negara yang baik, meski

  • Wanita Yang Kau Pilih   206. Tak Lagi Sama 2

    "Kemana semua orang?" "Mereka ada, mungkin sedang beristirahat di kamar."Luna menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul delapan malam, waktu makan malam memang baru saja terlewat, biasanya keluarga ini masih sibuk mondar-mandir melakukan beberapa hal, tapi sekarang tak ada satu pun yang muncul bahkan para asisten rumah tangga juga tak kelihatan batang hidungnya. "Sudah nyaman?" tanya Laksa saat membantu Luna bersandar pada beberapa bantal yang telah disusun oleh suaminya itu."Iya, terima kasih, Kak."Laksa tersenyum dan berniat akan meninggalkan kamar tapi cepat-cepat Luna mencegahnya."Kakak mau kemana? Kenapa dari tadi menghindar terus, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Raya sampai mengamuk seperti orang gila begitu, kakak tidak berjanji aneh-anehkan padanya?""Istriku sayang, lancar banget ngomelnya kayak kenek metromini," kata Laksa yang terdengar geli dengan omelan sang istri. "Kenapa tidak di

  • Wanita Yang Kau Pilih   205. Tak Lagi Sama

    Beberapa kali Luna melirik pada suaminya yang sedang serius untuk mengemudikan mobil yang mereka tumpangi untuk keluar dari halaman parkir rumah sakit ini. "Jangan lirik-lirik terus nanti kamu tambah cinta sama aku." Luna langsung cemberut, Suaminya ini memang sangat suka membuatnya penasaran, apa susah coba langsung bicara di rumah sakit tadi, bukannya tidak ada orang lain selain mereka di sana, kenapa harus nanti sampai di rumah coba. "Jangan cemberut juga, nanti kalau ada yang lihat dikira aku nggak kasih kamu makanan, padahal tadi aku sudah bawakan makanan kesukaanmu." Luna hanya bisa mencebik dengan kesal, lihatlah Laksa terlihat begitu santai menanggapi kemarahan. Hah! Jangan bilang suaminya ini sedang mengumpulkan alasan untuk membohonginya. "Kakak sedang menyusun kata untuk mencari alasan ya." Laksa langsung menyemburkan tawanya begitu mendengar kalimat sang istri.

  • Wanita Yang Kau Pilih   204. Salah Paham 2

    "Luna sudah diperbolehkan pulang, tepatnya karena dia tidak tenang ada di rumah sakit ini." jarang-jarang bukan Vira mau berbaik hati memberi penjelasan untuk orang lain, meski hatinya geram bukan main.Laksa memandang sahabat istrinya yang menampakkan wajah tidak bersahabat padanya, bukan hal yang aneh memang sejak awal memang sahabat istrinya ini terlalu protektif pada istrinya, satu hal yang tidak tahu harus dia syukuri atau tidak. "Terima kasih sudah menjaga Luna." "Tidak perlu, aku memang harus menjaganya apalagi di sini dia sendirian menghadapi nenek lampir," Vira segera menghadap Luna, memandang sahabatnya itu yang terdiam tak tahu harus berbuat apa."Kamu mau aku antar pulang atau bersama suamimu?" "Lebih baik dia pulang bersamaku saja," bukan Luna yang menjawab tapi Laksa.Vira mendelik pada Laksa seolah ingin berkata kalau dia tidak bertanya pada Laksa, dan tentu saja itu membuat Laksa mati gaya. Dasar  sahabat istri

  • Wanita Yang Kau Pilih   203. Salah Paham

    “Aku sudah diperbolehkan dokter pulang.” Begitu pesan yang dikirim Luna untuk suaminya, dan pesan itu sudah dia kirim lebih dari satu jam yang lalu, tapi nasibnya sama dengan pesan-pesan Luna yang lain pada suaminya, tetap saja centang dua abu-abu itu tak berubah menjadi biru. Luna menggigit bibirnya dengan resah, bunyi gemericik air dari kamar mandi masih terdengar, tentu saja Vira yang ada di sana, dia sampai tak enak hati pada Luna yang harus menemaninya dari tadi siang. Meski Vira bilang bahwa dia tidak masalah menemani Luna sampai malam. Tapi tetap saja, dia tidak enak hati, Vira pasti juga punya keperluan lain yang harus dia lakukan. Sanggar memang berada di bawah kendali Vira sepenuhnya, sedangkan kakaknya hanya memantau saja. Ayahnya juga sedang banyak  pekerjaan dan Luna tidak tega untuk menghubunginya, jadi dia hanya mengatakan supaya sang ayah istirahat di rumah saja. Orang yang seharusnya bertanggung jawab menjaganya malah tidak ad

  • Wanita Yang Kau Pilih   202. Perlu Membalas 2

    “Bisa dibilang begitu, kalau saja bukan dia sendiri yang menjebak kami.” “Eh? Dia pelakunya.” “Memang aku nggak pernah bilang ya?” tanya Luna polos, memang seingatnya dia belum memberi tahu Vira, dia bercerita sekarang karena kesal dengan Raya yang terus saja membuat ulah, lagipula dia tak sudi kalau  orang mengira dialah yang menjadi orang ketiga rusaknya hubungan Raya dan Laksa, dia nggak ngerebut kok, bahkan Luna sudah berusaha menjauh waktu itu.Vira hanya menggeleng, dan memajukan tubuhnya dengan wajah sangat kepo. Dasar Vira. Luna lalu menceritakan semua yang dia ketahui tentang Raya dan juga hubungannya dengan sang suami yang kandas  karena Laksa yang berkeinginan untuk tetap bersama Luna, tapi tidak disangka, Laksa malah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Raya berselingkuh dengan banyak laki-laki.“Wow...” komentar Vira sambil memandang Luna dengan tatapan mata membulat, wajah cantik dan dari keluarga terpandang memang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status