Beranda / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / 257. Saat Kau Pergi

Share

257. Saat Kau Pergi

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-23 11:10:15

Laksa memandang Luna yang duduk gelisah di sampingnya.

“Kamu baik-baik saja, sayang, apa kita perlu berhenti di pom bensin?” tanyanya sambil menggenggam tangan sang istri dengan lembut.

“Hah! Memang bahan bakarnya habis ya?” Luna menolok ke depan, berusaha melihat layar penunjuk bahan bakar, kebetulan dia memang duduk di belakang sopir yang saat ini sedang mengemudikan mobil.

“Sudah penuh Mbak barusan saya isi,” kata sang sopir.

“Bukan itu maksudku, mungkin saja kamu ingin buang air kecil, atau kita cari hotel terdekat, kalau kembali ke hotel kita lumayan jauh jaraknya.”

“Kenapa kaka pikir aku mau ke kamar mandi?”

“Itu kamu terlihat gelisah.”

Dasar sok tahu. “Aku bukan ingin ke kamar mandi,” sangkal Luna.

“Lalu?”

Luna malah menghela napasnya, menyandarkan punggungnya yang pegal sambil tangannya memeluk Dio yang tertidur di pangkuannya.

“Entah kenapa aku deg degan, padahal ini hanya ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Wanita Yang Kau Pilih   258. Saat Kau Pergi2

    Setelah hubungan mereka membaik memang Laksa berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan Luna yang lebih sederhana, dan nyatanya dia menyukai itu. entah itu karena ada Luna bersamanya atau karena dia sudah bosan dengan kehidupan hedon yang banyak menghabiskan uang. Dengan ditemani seteko teh hangat dan pisang goreng yang dibeli Luna tadi, mereka duduk di teras belakang rumah, bahkan bunyi jangkrik yang saling bersahutan tak mengusik mereka bertiga. “Kalian pasti sangat penasaran kenapa ayah meminta kalian datang,” kata sang ayah yang melihat dua orang itu terlihat penasaran. “Maafkan Luna yang akhir-akhr ini jarang mengunjungi ayah,” kata Luna. Wanita itu mendekat pada sang ayah dan memeluk lengan sang ayah manja seperti saat dia masih gadis dulu, Laksa hanya tersenyum tipis, bersyukur istrinya tidak seperti dirinya yang bahkan tak pernah punya kesempatan untuk dekat dengan ayahnya. “Kamu ini, sudah punya suami juga malu

  • Wanita Yang Kau Pilih   257. Saat Kau Pergi

    Laksa memandang Luna yang duduk gelisah di sampingnya. “Kamu baik-baik saja, sayang, apa kita perlu berhenti di pom bensin?” tanyanya sambil menggenggam tangan sang istri dengan lembut. “Hah! Memang bahan bakarnya habis ya?” Luna menolok ke depan, berusaha melihat layar penunjuk bahan bakar, kebetulan dia memang duduk di belakang sopir yang saat ini sedang mengemudikan mobil. “Sudah penuh Mbak barusan saya isi,” kata sang sopir. “Bukan itu maksudku, mungkin saja kamu ingin buang air kecil, atau kita cari hotel terdekat, kalau kembali ke hotel kita lumayan jauh jaraknya.” “Kenapa kaka pikir aku mau ke kamar mandi?” “Itu kamu terlihat gelisah.” Dasar sok tahu. “Aku bukan ingin ke kamar mandi,” sangkal Luna. “Lalu?” Luna malah menghela napasnya, menyandarkan punggungnya yang pegal sambil tangannya memeluk Dio yang tertidur di pangkuannya. “Entah kenapa aku deg degan, padahal ini hanya ke

  • Wanita Yang Kau Pilih   256. Tak ada yang Tersisa 2

    “Sudahlah, lagi pula mereka juga tidak bisa mendengarnya,” kata Laksa  yang dari tadi hanya diam, dan memandang Luna yang sedang menidurkan putra mereka di sofa. “Apa sebaiknya kita pulang saja sekarang?” tanya Laksa. Luna memang tidak bekerja secara penuh seharian, sesuai dengan perjanjiannya dulu dengan Laksa dan managemen hotel, kecuali ada keadaan mendesak yang menuntutnya untuk tetap tinggal di sini. “Baiklah kita  ke rumah ayah dulu.” Luna yang barusan meletakkan Dio di sofa langsung mengangkatnya lagi. “Tante dan Dirga?” “Tante akan ke salon.” “Sama Dirga?” “Ya enggaklah ngapain aku  ke sana,” kata Dirga spontan. Luna hanya bisa tersenyum salah tingkah melihat reaksi Dirga. “Bisa aja kan kamu potong rambut atau temani tante, kenapa reaksimu berlebihan begitu, istriku hanya bertanya,” bela Laksa. Di tempat lain, terlihat ayah Luna yang keluar dengan  tergesa dari ruangan kepala sekolah, d

  • Wanita Yang Kau Pilih   255. Tak ada yang Tersisa

    Luna menggelengkan kepalanya, mungkin hanya perasaannya saja. Sekali lagi dia menatap pada gadis yang masih terpaku menatap mereka lalu pada sang tante yang berjalan cepat di depannya seolah di kejar maling. “Oma kenapa, Dio?” tanya Luna pada putranya, tentu saja bayi mungil yang baru berumur beberapa bulan itu tidak menjawab, hanya tangannya yang berusaha meraih wajah sang mama dengan ceria. “Jangan melirik tante terus nanti kamu tambah sayang.” Luna hanya nyengir, dia juga seperti para wanita kebanyakan yang akan kepo dengan keadaan di sekitarnya, apalagi kalau itu menyangkut orang yang dia kenal, meski Luna bukan orang yang berpengalaman dalam majelis pergibahan tapi tetap saja, tapi di sini dia cukup punya power untuk mencari tahu. Yah dia bisa bertanya pada bagian HRD nanti. “Kamu masih waras bukan.” Sang tante memandang Luna dengan aneh bahkan untuk meyakinkan hatinya, dia meletakk

  • Wanita Yang Kau Pilih   254. Semua Karena Cinta 2

    Sebuah komputer yang terhubung dengan semua komputer pada jaringan Sanjaya Group, laporan akan otomatis tervalidasi, oleh sebuah sistem pintar yang  telah dibuat Dirga, jadi Laksa hanya cukup memeriksanya jika memang menemukan parameter yang tidak sesuai dengan yang dia harapkan. “Wah bagus sekali, jadi aku tak harus mondar-mandir ke kantor cabang, dari satu komputer aku bisa tahu semua,” kata Laksa. “Tepat sekali.” “Kamu hebat Dirga bisa membangun sistem manageman serumit ini,” Puji Luna tulus. “Itu ideku, Dirga hanya menjadikannya sebuah sistem di komputer,” kata Laksa seolah tak terima dengan pujian sang istri untuk sepupunya. “Eh, kerja sama kalian memang sangat baik,” kata Luna tak terpengaruh. Dirga hanya tertawa mendengar suami  istri itu berdebat, mereka memang benar-benar menggemaskan. Bunyi ponsel Luna memutuskan diskusi mereka sejenak. “Ayah,” gumam Luna lirih. Dia segera beranjak berdiri dan

  • Wanita Yang Kau Pilih   253. Semua Karena Cinta

    “Hah! Aku tidak menyangka ternyata kamu memang sangat kaya.” Dirga bersiul melihat laporan di tangannya. Saat ini mereka memang hanya bertiga saja berada di ruangan Luna, sedangkan Mama Dirga dengan baik hati mengajak Dio berjalan-jalan di sekitar hotel.Keinginan sang mama untuk memiliki cucu dari Dirga memang sudah dalam tahap kritis, Telinga Dirga sampai pengang mendengar omelan sang mama setiap harinya, dan  mengajak Dio adalah solusi terbaik yang bisa dia pikirkan untuk saat ini, supaya dia lebih berkonsentrasi pada  apa  yang dia kerjakan. “Apa maksudmu bukankah itu seperti pengetahuan umum saat kamu SD,” kata Laksa sinis. “Yah tentu saja, bahkan sampai kamu tidak  tahu banyak aset keluargamu  yang terbengkalai seperti ini” Laksa meraup wajahnya kasar, dia juga tak habis pikir kenapa ayah dan kakeknya membiarkan hal ini berlarut-larut, mereka berdua bukan tipe orang yang ceroboh, tapi kenyataan  di lapangan sangat bertolak belak

  • Wanita Yang Kau Pilih   252. Titik Balik 2

    Laksa hanya mengangguk sekenanya dan membiarkan sang istri pergi, dia begitu tenggelam pada laporan yang dibuat sang istri, sempat tidak percaya juga tapi tidak mungkin bukan Luna akan memanipulasi laporan ini, buat apa coba. “Jangan terlalu dipikirkan nanti kamu cepat tua,” kata mama Dirga yang masuk bersama yang lain. “Setidaknya aku sudah punya anak dan istri, tante,” kata laksa dengan pandangan mengejek pada sepupunya. “Teruskan saja mengejekku, kalau mau aku meninggalkan semua,” kata Dirga dengan sewotnya. Urusan jodoh memang dia sangat sensitif apalagi di depan sang mama yang sangat bersemangat untuk menjodohkannya dengan siapapun wanita yang menurut sang mama potensial untuk dijadikan menantu. “Itu memang benar, lihat Laksa sudah punya Dio, sedangkan kamu menaklukkan satu wanita saja untuk dijadikan istri tak mampu.” Dirga langsung diam, kalau sang mama sudah ngomong dia bisa apa. “Kita makan dulu saja, aku

  • Wanita Yang Kau Pilih   251. Titik Balik

    Seperti dugaan Luna sebelumnya, tidak mudah bekerja sama dengan orang yang sudah memiliki kekuasaan lama, mereka cenderung sombong dan merasa sudah banyak pengalaman. Hal yang jamak terjadi memang, apalagi bisa dikatakan Luna hanya menang di status saja, sebagai istri Laksa. “Ibu hanya istri pak Laksa, bukan berarti ibu bisa ikut campur masalah pekerjaan bapak.” Luna memandang laki-laki paruh baya di depannya ini dengan pandangan menyipit, tatapan matanya terkesan meremehkan membuat Luna sebal luar bisa. Dia bukan orang yang suka sekali membedakan orang lain berdasaran pangkat dan kedudukan, tapi sepertinya saat ini hal itu sangat perlu dilakukan, beberapa hari yang lalu Laksa sudah mengajarinya untuk menjadi sombong, jadi tidak ada salahnya kalau ilmu itu dia terapkan. “Saya kemari bukan sebagai istri Pak Laksa tapi sebagai staff khusus yang melakukan audit, tapi bila saya mau saya juga bisa mengatakan perlakuan anda pada suami saya, saya yak

  • Wanita Yang Kau Pilih   250. Permintaan Tak terduga 2

    Luna langsung gondok setengah mati. “Kakak nggak lupakan kita sudah punya Dio, dia masih minum Asi dan juga kakak yang harus rutin terapi, kalau aku kerja siapa yang akan melakukan itu semua.”Laksa menatap istrinya dengan rasa bersalah, seharusnya dia memang tidak membebani istrinya tapi mau bagaimana lagi. “Kamu bisa bekerja hanya setengah hari, sementara Dio bisa di rumah sama aku.” “Hah?” “Aku kan kerja dari rumah untuk sementara.”“Jadi kakak akan mengambil peran jadi bapak rumah tangga gitu?”Laksa tertawa mendengar komentar Luna. “Kamu itu ada-ada saja, jadi bagaimana? Aku sengaja tidak mengatakan langsung padamu anggap saja ini kejutan,” kata Laksa sambil nyengir. Luna mencibir sebentar, tapi dia tentu tahu suaminya pasti melakukan hal ini dengan sebuah tujuan, saat ini sangat sedikit orang yang ada di sisi Laksa, tapi pertanyaan terbesarnya adalah apa dia tidak akan mengecewakan suaminya? “Apa sebenarnya tug

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status