Share

Dukungan Melati

Aku ke kantor dengan tergesa-gesa. Ponsel di dalam tastak berhenti berdering. Pasti Lian yang menelepon. Aku mengacuhkannya karena harusfokus mengendarai mobil. Diangkat pun, Lian hanya akan mengomel.

Lelaki itu sedikit sensitif dan kurang sabaran jika ada teman atau karyawan yang tidak disiplin. Untungaku saudaranya, sehingga sudah mengerti sifatku. Aku tak pernah menggubris meski Lian mengomel nantinya.

Benar saja. Di depan lobi pria itu tampak mondar-mandir. Dia langsung menyambut kedatanganku dengan sorot kekesalan.

“Gak usah merepet. Aku baru saja kedatangan tamu yang bikin jengkel.Mau tau siapa orangnya.” Aku langsung memberikan sebuah map yang kubawa dari rumah.

“Siapa?” tanyanya sambil menjajari langkahku.

“Ibu,” jawabku singkat.

“Dan kamu rela menanggapi ocehannya, begitu?”

“Ck, gak sopan juga aku tinggalkan. Lagian, ini tadi terpaksaaku tinggal pergi. Untung ada mama yang menemaninya.”

“Gak sebanding kalau lawannya tante Widya. Mana bisa marah. Cuma kamu yang bisa mengimbang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status