Share

Sebenar-benarnya Bahagia

Wanita itu bisa ditebak berdasar sifatnya secara umum. Jika menghendaki sesuatu, maka akan menunjukkan rasa sukanya lewat isyarat wajah. Rona merah yang terpancar jelas atau terlihat dari bahasa tubuhnya yang mulai merasa serba salah.

Begitu juga dengan Armala. Bahasa tubuh yang diperlihatkan sudah cukup ditangkap oleh Lian sebagai sebuah jawaban. Wanita manapun, tak akan berterus terang tentang keinginannya, terlebih menyinggung urusan ranjang.

“Oke, deh. Tidur-tidurannya gak jadi, rebahan aja.”

Lian mengembalikan cangkir ke tempat semula, lalu berpindah duduk merapat pada Armala. Tangannya bergerak merengkuh bahu. Berpindah ke kepala dan berakhir dengan mengelus rambut yang bergelombang itu.

“Kapan terakhir kita tidur satu ranjang?” tanya Lian tiba-tiba. Armala menoleh, dengan sorot mata mengingat-ingat kejadian puluhan tahun silam.

“Pas mau masuk sekolah kayaknya. Kita mulai dilarang tidur bareng. Tante Liza mengajakku tidur berdua, sedangkan kamu ngambek karena gak diizinkan ikut
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
uuuhhhh gara" Zaki deh gagal MP
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status