Share

Tuduhan Lutfhi Pada Firman

Lutfhi tidak segan untuk memaki Firman, tak kala Firman datang ke rumah ibunya. Dengan bermodalkan prasangka buruk yang ada di dalam pikirannya. Lutfhi begitu yakin, jika Firman adalah pelaku dari santet yang dikirim pada dirinya. Tidak heran Lutfhi pun begitu marah dengan apa yang dilakukan oleh Firman terhadapnya.

Firman sama sekali tidak paham dengan amarah yang ditunjukkan oleh Lutfhi pada dirinya. Apalagi saat Lutfhi secara tiba-tiba datang dengan sebilah pisau tajam. Dia mengancam akan melakukan tindakan yang tidak baik pada Firman. Tentu hal itu menjadi pertanyaan besar baginya.

"Ada apa dengan kamu?" tanya Firman ketakutan.

Tidak hanya Firman yang ketakutan dengan ancaman yang diberikan oleh Lutfhi. Istri Firman juga terlihat takut dengan ancaman yang diberikan oleh Lutfhi. Apalagi Lutfhi datang dengan sebilah pisau tajam. Tentu itu jadi ancaman yang nyata bagi seorang Firman dan istrinya.

"Kenapa, kamu bilang? Gila yah kamu. Aku yang seharusnya tanya kenapa sama kamu. Kenapa kamu santet aku?" tanya Lutfhi mengangkat pisau.

Kedua orangtua Firman dan Lutfhi mencoba menenangkan Lutfhi yang semakin terbakar amarah akan Firman. Mereka meminta Lutfhi untuk meletakkan pisau yang ditodongkan pada Firman. Berharap Lutfhi tidak akan melakukan tindakan yang akan membahayakan Firman dan istrinya.

"Taruh pisaunya Lutfhi. Taruh, Ibu tidak mau kamu melakukan tindakan yang tidak baik sama Kakak kamu sendiri. Ibu tidak mau," ucap ibu Lutfhi.

Begitu juga dengan ayah Lutfhi yang meminta Lutfhi untuk segera meletakkan pisau yang ditodongkan pada Firman. Dia tidak ingin hal buruk terjadi pada Firman. Membicarakan semuanya dengan kepala dingin jauh lebih baik, daripada harus melakukan hukum rimba yang coba diambil oleh Lutfhi.

Lutfhi sedikit tenang. Pisau yang sudah diangkat olehnya, perlahan kembali diturunkan. Kemudian dia mulai mau untuk berdiskusi. Berbicara secara baik-baik dengan Firman dan istrinya.

Semuanya masuk ke dalam rumah, di mana ada diskusi yang harus diselesaikan saat itu juga. Lutfhi dan Firman duduk saling berhadapan. Di mana di tengah mereka berdua, ada ayahnya. Khawatir akan terjadi hal buruk yang mungkin akan terjadi pada mereka kembali.

"Sebenarnya ada apa, Lutfhi. Kenapa kamu mau menyakiti Kakak ipar kamu?" tanya ayah Firman.

"Kemarin, ada yang mengirim santet padaku. Tubuhku benar-benar kaku. Belum lagi rasa panas yang membakar. Itu semua, aku yakin dilakukan oleh Mas Firman. Aku yakin dia yang mengirim santet itu padaku," jawab Lutfhi dengan tegas.

Firman tidak terima dengan tuduhan yang dilayangkan oleh Lutfhi. Dia segera memukul meja dengan begitu keras. Menentang apa yang dituduhkan Lutfhi.

"Buat apa saya melakukan itu. Satu perkara yang sia-sia. Saya bukan orang bodoh, jadi tidak mungkin mau melakukan tindakan konyol seperti itu. Gila rasanya untuk melakukan itu semua!"

"Perkara kecil kamu bilang? Bukannya selama ini kalian berdua selalu melakukan tindakan yang tidak pada kami. Jangan mentang-mentang kalian orang kaya, kalian bisa bertindak seenaknya saja. Terutama kamu Firman, kamu selalu merasa menjadi orang yang berhasil. Padahal semua harta yang kamu punya adalah hasil pesugihan," ucap Lutfhi dengan tegasnya.

Tidak terima kembali. Firman pun langsung menarik kerah baju Lutfhi. Dia hampir saja memukul wajah Lutfhi dengan begitu kerasnya. Merasa Lutfhi begitu lancang dalam memfitnah Firman. Padahal Firman tidak melakukan semua yang di tuduhkan oleh Lutfhi.

Untung saja, ada kedua orangtua mereka langsung melerai keduanya. Sehingga perkelahian yang sudah di depan mata. Urung terlaksana, Firman ditenangkan oleh ibunya. Sementara Lutfhi coba dibuat tenang oleh ayah mertuanya.

Ibu Firman pun meminta Firman untuk pergi dari rumahnya segera. Khawatir Lutfhi akan kembali melakukan tindakan yang semakin tidak terkontrol pada Firman. Hal yang di takutkan oleh ibunya.

Patuh akan perintah dari ibunya. Firman pun akhirnya segera pergi dari rumah ibunya tersebut. Dia berpamitan pada ibunya. Tetapi Firman tidak lupa dengan fitnah yang sudah dilakukan oleh Lutfhi pada dirinya. Ia akan selalu ingat dengan apa yang sudah di lakukan oleh Lutfhi di hari ini. Penghinaan yang sudah begitu besar di lakukan oleh Lutfhi pada Firman.

Lutfhi tetap bersikukuh akan firasat yang ada di dalam hatinya. Firman adalah pelaku santet yang di kirim pada Lutfhi. Santet yang hampir membunuh Lutfhi itu, menjadi hal yang paling buruk. Apalagi santet itu terlihat begitu nyata, sehingga menjadi hal yang sulit untuk bisa di lupakan. Santet yang menyeramkan bagi seorang Lutfhi.

"Apa yang membuat kamu yakin, jika Firman pelaku santet yang di kirim ke kamu?" tanya ayah Lutfhi.

"Tidak ada orang yang bermasalah dengan saya. Dan firasat saya, berkata Firman adalah pelaku dari santet tersebut. Maka dari itu saya yakin, yang melakukan itu semua adalah Firman. Dia pelaku santet tersebut," jawab Lutfhi dengan tegasnya.

Tidak ingin ada keributan yang semakin meruncing. Kedua mertua Lutfhi pun, mengiyakan apa yang di rasakan oleh Lutfhi. Sekalipun keduanya tidak yakin dengan apa yang dituduhkan oleh Lutfhi dan Tini. Tuduhan yang tentunya tidak mendasar dilayangkan pada seorang Firman.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status