Share

Bab 19

Bab 19

"Jangan bercanda, Bu Sasty. Masih pagi ini," kata Ibas dengan senyuman.

"Saya serius nggak bohong, Pak."

Ibas tampak berpikir sebelum akhirnya mengajakku masuk ke ruangan miliknya.

"Kamu yakin mau di oper ke kantor cabang?"

Ibas menghela nafas sambil berdiri gagah. Dia memperhatikan wajahku dari jarak dekat.

"Ya," jawabku singkat.

Kurasa inilah satu-satunya jalan untuk menghindari ibu dan adik-adikku yang tidak tahu diri itu.

"Wajahmu memerah dan ada bekas tamparan di pipimu. Apakah itu perlakuan ibu dan saudaramu?"

Aku tersenyum samar. Jika mengingat kejadian sebelum berangkat kerja rasanya aku ingin menangis. Tapi tidak, aku bukan wanita lemah yang akan menangisi sesuatu yang sudah terjadi.

Aku menanggukkan kepala.

"Tolong pertimbangkan kepindahan saya! Saya mohon," pintaku lagi.

"Baiklah. Aku beri waktu tiga hari untuk menyelesaikan tugasmu. Panggil Dika untuk membantu. Aku akan mencari tempat yang aman untukmu tapi tidak perlu pindah ke kantor cabang. Tempat itu letakny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status