Share

6.Bukan uang haram

Satu persatu pekerja PSK diperkenalkan kepada Morgan. 

"Ada satu lagi anak PSK club ini, dan sekarang ini dia sedang berlibur bersama pelanggan yang menyewanya dengan full. Kemungkinan besok dia pulang, namanya Jaxi. Kamu harus banyak bertanya kepada Jaxi. Dia Psk paling digemari disini. Mungkin nanti kamu bisa menggantikan kepopulerannya," ucap Monik sambil tersenyum penuh arti. 

Morgan seperti mengenal nama yang barusan disebutkan tante Monik. Dia merasa nama itu sangat tidak asing ditelingannya. Nama itu seperti nama kakak seniornya, waktu Morgan masih kuliah dulu. Tetapi Morgan tidak berani menduga jika belum melihat wajah Jaxi langsung. Apakah itu Jaxi yang dia kenal, atau hanya memiliki nama yang sama. 

Tante Monik mengajak Morgan untuk melihat kamar istrihatnya. PSK tidak diharuskan tinggal disana tetapi kamar yang disediakan club juga sering digunakan untuk mereka bekerja selain dihotel. Tergantung kemauan pelanggan, mereka ingin bercinta dimana. Kamar yang disediakan club tidak kalah dengan panataan kamar di hotel bintang luma. Kamar ditata rapih,bersih dan elegan jadi para PSK harus terbiasa bersih dan rapih ketika mereka tinggal dikamar itu. Club memang menyediakan jasa clening service khusus untuk kamar pelanggan club. Tetap para Psk harus hidup bersih

Setiap minggu kesehatan mereka akan diperiksa oleh dokter spesialis dan darah mereka akan selalu diperiksa saat baru pertama masuk bekerja, adakah penyakit bawaan. Juga para pelanggan harus melalui proses pemeriksaan kesehatan juga dan semua jasa yang dibutuhkan memerlukan biaya yang cukup besar setiap bulannya. Monik tidak ingin clubnya dicap menjadi club yang gadungan dan tidak elit. Monik harus menjaga image clubnya tetap terjaga, Karena mereka melayani wanita-wanita dari kalangan atas dan berduit. 

Setelah proses pemotretan dan tanda tangan surat perjanjian selesai. Tante Monik mengajak Morgan ke ruang kerjanya lagi. 

Morgan sempat berpikiran kalau tante Monik pasti ingin menyuruhnya untuk melayaninya lagi. Tetapi dugaan Morgan salah. Monik malah memberikan amplop coklat tebal ketangannya. 

"Apa ini tante?" tanya Morgan dan segera membuka amplop itu. Morgan terkejut sebab isinya uang sebesar lima puluh lima juta jumlahnya. Terlihat dari pita baned pada uang tersebut. 

"Pakailah uang ini untuk tindakan operasi Michele segera! Tante berikan pinjaman ini ke kamu agar pikiran mu terfokus pada pekerjaan ini. Agar kamu maksimal dalam melakukannya," ucap tante Monik dengan nada merendah. 

Mata Morgan berkaca-kaca, "Terimakasih tante! Akhirnya Michele dapat di operasi segera. Terimakasih tante." Ucap Morgan berkali-kali.

"Jangan pikirkan itu uang haram. Tetapi berpikirlah positif tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Di Club ini para PSK sama seperti kamu. Mereka melakukan pekerjaan ini untuk orang-orang yang mereka sayangi!" ucap Monik dengan tatapan penuh kasihan. 

Monik mendekati Morgan dan berbisik ketelinga Morgan, "Karena perut itu lebih tajam dari pisau. Karena laparnya perut, orang bisa saja membunuh! Masih lebih baik pekerjaan seperti kita ini," ucap tante Monik.

"Buang semua gengsi. Biarkan orang berkata apapun sesuka mereka. Memangnya mereka perduli akan kesulitan yang kita hadapi sekarang" ucap tante Monik lagi. 

Morgan sepertinya melihat pada mata tante Monik. Ada kekecewaan yang lampau di hidup tante Monik. Morgan dapat menilai dari perkataannya barusan. Mungkin dulunya tante Monik hidup sulit, sama seperti keadaan ekonomi dirinya saat ini. 

Morgan pulang dari club tante Monik pukul empat sore. Dia langsung bergegas mengarahkan taxi yang dia tumpangi menuju rumah sakit Harapan Medika tempat putrinya dirawat. Morgan harus bertemu dengan dokter spesialis yang akan menangani Operasi Michele. 

Setibanya dirumah sakit Morgan melangkahkan kakinya dengan bersemangat bercampur senang. Karena saat ini ditangan Morgan telah ada uang untuk biaya pengobatan Michele outrinya yang diberikan oleh tante Monik sebagai pinjaman.

Karena bersemangatnya, sampai-sampai Morgan menabrak seorang wanita ketika berjalan sampai wanita itu terjatuh. 

Bruukk....

"Aww!" Seru wanita itu merintih kesakitan. 

Morgan merasa bersalah dan langsung sigap menolong wanita itu. Morgan membantunya untuk berdiri. 

"Maafkan saya nona tadi saya tidak memperhatikan jalan." sahut Morgan sambil membantu wanita itu berdiri. Wanita itu terlihat cantik di mata Morgan dan iya langsung tertarik akan kecantikannya. 

Wanita itu menghempaskan tangan Morgan dengan kesal lalu Ia mengambil tas dan barang-barang yang terjatuh dari tangannya. 

"Anda buta yah?! Kalau jalan itu lihat-lihat orang sekitar. Orang buta saja, bisa hati-hati!" bentak wanita itu kesal. 

Morgan merasa bersalah dia pun tidak membalas ocehan dan umpatan yang wanita itu tujukan kepadanya. Sampai akhirnya datang seorang pria ber jas dan tanpak sangat rapih, terlihat seperti eksekutif muda serta tampan lalu menghampiri wanita itu. Mungkin pria itu kekasih atau saudaranya, pikir Morgan yang tidak mengharapkan wanita cantik dihadapannya kini sudah memiliki kekasih. Morgan semakin merasa serbasalah dan juga merasa sakit ketika melihat memar pada lutut wanita itu. 

Pria itu menyapa wanita itu, "Ada apa Sandra, mengapa engkau marah-marah. Ini kan rumah sakit" sapa pria berjas itu. 

"Pria ini barusan menabrak aku sampai jatuh. Aku kesal karena bunga untuk kak Laura, jadi rusak karna dia!" Jawab Wanita itu yang ternyata bernama Sandra. 

"Maafkan saya pak, tadi saya buru-buru dan tidak sengaja. Mengenai barang yang rusak saya berusaha akan menggantinya." ucap Morgan dengan rasa tanggung jawab. 

"Tidak apa-apa pak. Itu hanyalah sebuah buket bunga. Barusan saya dengar bapak sedang terburu-buru. Silahkan bapak lanjutkan lagi kepentingan bapak.  Menurut saya Sandra tidak apa-apa hanya sedikit jengkel saja" ucap Pria itu dan Morgan pun mengambil kesempatan yalng diberikan pria tersebut. Pikir Morgan dia tidak akan dibebaskan oleh wanita itu dan wanita itu akan terus mengomeli dan menyalahkannya tanpa ada jalan keluar. Morgan pun sekali lagi mengucapkan maaf atas kesalahannya barusan.

"Sekali lagi maafkan saya nona," ucap Morgan lalu melangkah pergi meninggalkan mereka berdua ditempat itu. 

"Kevin!  Kamu bagaimana sih, jelas-jelas pria itu salah, kamu suruh pergi begitu saja!" bentak Sandra kesal.

"Sandra, kamu kan tidak terluka. lagi pula hanya buket bunga ini saja yang rusak. Nanti aku akan pesan lagi untuk kak Laura. Pria itu sepertinya sedang ada  urusan yang dikejarnya," jawab Kevin.

Sandra melipat tangannya di dadanya sambil cemberut, "Kalau nanti aku bertemu pria itu lagi, tidak akan aku maafkan! Dia harus bertanggung jawab." celetuk Sandra lagi  kesalnya belum juga hilang. 

"Sudahlah, sebaiknya kita menemui kak Laura. Mungkin dia sejak tadi sudah menanti kita." Kevin lalu menarik tangan Sandra dan Sandra pun akhirnya menurut mengikuti Kevin.

Morgan telah tiba di kamar rawat Michele dan mendapati bibi Febe sedang menyuapi Michele makan. Michele merasa sangat senang, karena papa nya sudah pulang. 

"Papa!" Sapa Michel sambil mengulurkan tangannya agar Morgan segera memeluk dirinya. 

Morgan memeluk Michele erat, "Hmmm, putri papa yang cantik ini tadi nakal tidak?" tanya Morgan.

"Michele tidak nakal. Michele nurut sama bibi Febe dan suster" jawab Michele dengan mulut kecilnya. 

Morgan lalu melepaskan pelukannya, "Michele papa tinggal sebentar yah! Papa mau bertemu dokter dulu," ucap Morgan dan Michele mengganguk setuju. Lalu Morgan meninggalkan Michele dan bibi Febe untuk bertemu dokter yang nanti akan menangani operasi Michele. 

Morgan pun telah tiba diruang dokter David,"Untunglah bapak lebih cepat dari waktu yang saya tentukan. Sebab tadi pagi Michele mengalami sedikit sesak pada dadanya. Kata ibu pengasuhnya saya jangan memberitahu anda. Karena hari ini hari pertama anda masuk bekerja ditempat baru?" ucap dokter David memberitahu kondisi Michele saat ini. 

Morgan merasa bersyukur atas uang yang dipinjamkan tante Monik. Setidaknya hal buruk yang terjadi pada Putrinya tidak terjadi. 

"Jadi kapan operasi Michele dapat segera dilaksanakan dokter?" tanya Morgan penasaran yang khawatir akan kondisi putrinya. 

"Akan kita lakukan tepatnya esok lusa hari senin pagi. Untuk sementara kita harus menjaga mood dan perasaan Michele. Dia tidak boleh terlalu bahagia dan tidak boleh terlalu sedih. Karena itu akan mempengaruhi laju pacu jantungnya nanti!" jelas dokter itu. 

Morgan menarik nafasnya, "Baik dokter akan saya ingat pesan dokter. Tolong lakukan yang terbaik untuk putri saya. Saya akan berusaha mencari biayanya seberapun mahalnya obat yang diberikan. Yang penting Michele bisa sembuh." Tukas Morgan dengan suara lirih. matanya mulai berkaca-kaca menahan tangisnya. 

Dokter David beranjak dari kursinya dan menghampiri Morgan, "Kami akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Michele. Bapak tidak perlu khawatir!" sahut dokter Davit. 

Morgan pun lega setelah berdiskusi dengan dokter Davit dan mengetahui kapan akan dilaksanakannya operasi untuk Michele. 

Morgan harus bisa menjaga mood putrinya ini,seperti yang di pinta dokter David. Untunglah Michele bukan anak yang cengeng dan manja. Michele anak yang penuh pengertian dan juga penurut. 

***

Bersambung. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status