"Aku suka kalo kamu cemburu kaya gini, sayang," kata Ardy sambil membelai punggung Keyra yang masih berada di pelukannya.
Keyra melepaskan pelukannya dan menatap tajam pada suaminya, "Wajar 'kan kalo aku kesel karena suami aku sendiri muji-muji wanita lain depan aku, walaupun itu sahabatnya sendiri. Emang Kakak bisa tahan kalo aku ngelakuin hal yang sama?" tanya Keyra sambil mengerlingkan senyum di kedua sudut bibirnya.
"Awas aja kalo kamu kaya gitu. Aku gak segan-segan menghukum kamu!" ancam Ardy. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Keyra.
"Kakak mau apa?" tanya Keyra sambil menjauhkan wajahnya pada wajah Ardy yang semakin dekat.
"Aku mau menghukum kamu karena kamu punya pikiran kaya tadi."
Dikecupnya bibir Keyra dengan lembut dan beralih menjadi ciuman yang lebih dalam. Selanjutnya Ardy mendengus ceruk leher Keyra, mengecupnya dengan keras hingga meninggalkan tanda kemerahan di sana. Tanpa basa basi lagi Ardy membuka kancing baju tidur Keyra dan m
“Kakak…”Keyra mematung di tempatnya berdiri saat melihat suaminya itu memasangkan sebuah cincin di jari manis sahabat sekaligus sekertarisnya dan seketika itu langsung memeluknya. Bahkan Kimi terlihat mengeratkan pelukannya saat dirinya jelas-jelas melihat Keyra menghampiri mereka.Ardy yang kala itu membelakangi Keyra terlihat kaget dan melepaskan pelukannya.Ia menoleh ke belakang dan mendapati istrinya itu sedang berdiri di ambang pintu masuk toko perhiasan.“Sayang…” Ardy bangkit dari duduknya lalu segera menghampiri Keyra yang terlihat berjalan menjauhinya.“Sayang tunggu.” Ardy berhasil meraih lengan Keyra sehingga membuat Keyra menghentikan langkahnya.“Kamu ngapain disini?” tanya Ardy sambil menatap wajah Keyra yang tidak mau menatap wajahnya.“Aku yang seharusnya tanya, Kakak ngapain di toko perhiasan itu?” Keyra menatap tajam kearah suaminya. Pikirann
Semakin hari, Keyra semakin disibukkan dengan tugas-tugas kuliahnya.“Nikah itu enak gak sih, Key?” tanya Mesya dengan nada berbisik saat mereka sedang mengerjakan tugas kuliah di perpustakaan kampus.Keyra menoleh, “Emangnya kamu udah mau nikah?” tanyanya mendelik.“Gak juga sih, Rio ‘kan belum ngelamar aku.” Mesya menopang dagunya dengan satu tangan, “Hubungan aku sama dia aja masih seumur jagung. Kayanya masih jauh banget ke tahap itu. Cuma kalo ngeliat kamu sama Kak Ardy, aku suka ngiri sama perhatiannya.”Keyra tersenyum sambil tangannya tetap sibuk mencari jawaban atas pertanyaan tugasnya itu pada buku yang tergeletak di atas meja kemudian ia langsung mencatatnya setelah menemukan jawabannya, “Enak atau nggak nya tergantung kita yang menjalani, Sya. Kamu ‘kan tau sendiri gimana awalnya pernikahan aku sama Kak Ardy, kita menikah karena terpaksa. Awalnya aku ngerasa gak nyaman banget ti
“Aku mau nyusulin Rio ke Surabaya hari ini.” Mesya mengulang apa yang diucapkannya tadi dengan nada suara yang mantap, tidak ada keraguan sedikit pun dari hatinya untuk menemui sang kekasih hati di Surabaya.“Kamu yakin, Sya?” tanya Keyra sekali lagi.Mesya pun mengangguk dengan yakinnya.“Tapi ….”“Kamu mau temenin aku gak?” tanya Mesya dengan tatapan‘puppy eyes’ nya, “tapi kalo gak juga gak papa sih. Aku akan tetep ke Surabaya walaupun sendirian.”Mesya menyuruh Keyra mengirimkan alamat Rio yang didapatnya dari Ardy tadi ke ponselnya.“Yaudah aku temenin,” kata Keyra akhirnya.Mesya memekik senang lalu merangkul pundak sahabatnya itu. “Gitu, dong!” sahutnya.“Tapi aku harus ijin dulu sama suami aku. Mudah-mudahan kak Ardy ngijinin ya,” ujar Keyra.Mesya mengacungkan jari jempolnya. “Si
Kini Keyra, Mesya dan Devan sedang berada di dalam taxi yang akan membawa mereka menuju Bandara.Mesya masih sesegukan di samping Keyra.Sesekali Devan yang duduk di samping sopir melirik ke belakang. Kalau sudah begini, dirinya tidak tega melihat sahabat dari adiknya yang sudah ia anggap sebagai adiknya juga terluka sebegitu dalam.“Mesya udah ya, jangan nangis lagi.” ujar Keyra sambil memeluk tubuh sahabatnya dan mengusap punggungnya pelan.“Aku bener-bener nyesel udah nerima dia jadi pacar aku. Ternyata dia brengsek!” kata Mesya, air mata masih belum mau berhenti keluar dari matanya.“Jangan nangis lagi, Sya. Ngapain lo nangisin laki-laki yang udah nyakitin lo kaya gitu? Air mata lo terlalu berharga buat nangisin dia. Lo harus bangkit dan buktiin ke dia kalo lo bisa kaya biasa tanpa dia.” kata Devan sambil menoleh ke arah Mesya yang duduk di belakang.“Bener kata Kak Dev, kamu harus buktiin ke Kak
“Sayang, ini buat kamu,” kata Ardy sambil menyerahkan sebuah paper bag itu kepada Keyra.“Apa ini?” tanya Keyra. Keningnya berkerut heran.“Bukalah,” ujar Ardy.Keyra mengambil paper bag itu dari tangan Ardy lalu membukanya perlahan. Kening Keyra berkerut saat melihat beberapalingeriedengan warna yang berbeda ada di dalamnya. Ia mengambil salah satu gaun tidur itu dengan pikiran yang bertanya-tanya.“Buat apa ini, Kak?” tanyanya heran.“Aku pengen kamu pake itu,” ujar Ardy enteng, “bagus ‘kan?” tanyanya lagi sambil mengambil salah satu gaun berwarna hitam dengan sebelah tangannya.“Tapi Kak, aku ‘kan gak biasa pake itu,” sahut Keyra sambil menggelengkan kepala. Ia bergidik ngeri. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya memakai gaun seksi itu ketika tidur. Bisa-bisa ia akan masuk angin keesokan harinya.“
Keyra tengah mematut dirinya di depan kaca. Ia menyisir rambutnya yang kini sudah memanjang hampir mencapai punggungnya. Ia membiarkan rambutnya itu tergerai karena Ardy tidak menyukai jika ia mengikat rambutnya ketika hendak keluar rumah. Ardy tidak ingin orang lain melihat keindahan lehernya. Alasan yang aneh memang.Saat itu ia tengah bersiap mengunjungi rumah kedua orang tuanya. Sudah lama juga mereka tidak berkunjung, hanya sesekali melepas rindu lewat sambungan video call. Kuliahnya yang padat membuat ia jarang sekali mengunjungi rumah kedua orang tuanya.Setelah menyisir rambutnya dengan rapih, ia memoleskan bedak tipis ke wajahnya lalu memberi sentuhan pewarna pink pada bibirnya.Ardy keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya, rambutnya basah sehabis keramas. Melihat istrinya sedang berdandan di depan cermin, membuatnya senyum-senyum sendiri. Pasalnya sangat jarak sekali istrinya itu mau berdandan. Kalau tidak ingat bahwa ia adalah s
Sebelum malam semakin larut, Devan sudah pamit duluan mengantar Mesya pulang ke rumahnya, sedangkan Ardy dan Keyra masih duduk manis di ruang tamu bersama kedua orang tuanya.“Kabar kakek gimana, Pah?” tanya Keyra pada Satria.“Akhir-akhir ini kondisi kakek menurun, kakek suka ngeluh dadanya sesak,” ungkap Satria.“Memangnya kakek punya penyakit asma, Pah?” tanyanya lagi, terlihat kecemasan dari wajahnya.Satria menggeleng. “Dada terasa sesak itu bukan hanya disebabkan oleh penyakit asma, Key. Dada sesak bisa juga disebabkan oleh beberapa faktor. Contohnya seperti gangguan pencernaan, seperti refuks asam lambung atau biasa disebut gerd. Ketika makanan tidak dicerna dengan baik, sisa makanan bisa kembali naik ke atas kerongkongan yang menyebabkan dada terasa panas terbakar dan rasa asam tajam di mulut. Sensasi dada sesak dan perut mulas dari refluks asam lambung ini bisa terasa mirip dengan serangan jantun
Waktu berjalan dengan cepat. Hari berganti bulan dan bulan pun berganti tahun. Tidak terasa kini Keyra sudah berada di tahun terakhir perkuliahannya. Tahun terakhir ini ia dan teman-teman seangkatannya akan diajar oleh dosen dan dokter yang sungguh punya kompetensi luar biasa dibidangnya, dan juga akan menjadi tahun terakhir mereka merasakan pahit – manis – susah – senang – pedih - bahagia menjadi mahasiswa kedokteran.Koas (dibaca ko-as) atau ko-asisten adalah seorang mahasiswa yang masih dalam tahap pendidikan dalam memenuhi kompetensi sebelum dinyatakan sebagai seorang dokter.Seorang calon dokter harus melewati setidaknya 3 tahap Pendidikan. Tahap pertama adalah kuliah umum atau wajib. Tahap kedua adalah masa preklinik atau perkuliahan biomedik dasar. Tahap ketiga dikenal sebagai masa klinik. Pada tahap ini mahasiswa sudah berganti nama dari mahasiswa menjadi koas atau dokter muda. Masa pendidikan ini dilakukan di rumah sakit atau wahana pen