Pre-chap :
Evelyn yang mulai jengah pun menyerang pria itu bertubi-tubi menggunakan pisau dengan melemparnya. Sedangkan sang pria hanya terdiam menyembunyikan seringai licik, seraya membatin, "Kau Milikku, mate."
Happy Reading😘
Langkahnya tergesa mencari sumber aroma tersebut, kedua kakinya membawa mereka menelusuri jalanan sepi hingga akhirnya berhenti di belokan gang terpencil nan kumuh.
"Apa kau yakin Mate kita berada disini?" Mindlink lelaki itu pada sang wolf.
"Tentu saja, Gerald!" bentak sang wolf nyaris menggertak pada lelaki yang bernama Gerald itu.
"Come on, Alf. Gang seperti ini? Hanya gelandangan yang tinggal disini!" bantah Gerald.
"Aku tak peduli, cepatlah! Atau aku mengambil alih tubuhmu?!" ancam Alf, wolf Gerald.
"Baiklah, dasar tidak sabaran!" kata Gerald kesal dan mulai memasuki gang sempit itu.
🍃🍃🍃
Di tempat itu, Gerald memandang sang 'Mate' tengah menyiksa korbannya, membuat Gerald dan Alf merasa lapar melihat daging manusia yang telah tercerai-berai.
Sudah lama mereka tak memakan daging manusia. Seketika aroma daging amis serta genangan darah membuat nafsu makan semakin besar, aroma daging manusia memang berbeda dengan hewan. Tanpa sadar, Alf telah mengambil alih tubuh Gerald.
Setelah mangsa Mate-nya terbunuh, Alf yang mengambil alih tubuh Gerald. Kemudian ia bergerak sangat cepat mengitari sang Mate berniat bermain-main sebentar.
Gerald membisikkan kalimat 'Mate' yang membuat Evelyn itu bersiap dengan pisaunya.
Satss..
Pisau menancap tepat pada lengan Gerald, darah berlomba-lomba keluar dari tancapan pisau tersebut, Gerald menghentikan pergerakannya. Ia pun menghadap Evelyn dengan mata kanan berwarna kuning khas serigala dan mata kiri berwarna ungu identitas penyihir, mengintimidasi lawan jenisnya.
Tak lama kemudian Gerald kembali menguasai tubuhnya, kedua matanya berubah menjadi sebiru lautan, terlihat Evelyn terkejut, tetapi ia segera mengendalikan emosinya.
Gerald mendekat pada Evelyn dengan senyuman mengejek, ia kemudian mencabut pisau lemparan Evelyn dari lengannya dan membuangnya asal seakan hal itu hanya sebuah noda kecil.
Perlahan bekas tusukan dari lengan Gerald memudar hingga menghilang tanpa meninggalkan jejak. Kedua mata Evelyn terbelalak tak percaya atas apa yang dilihatnya.
"Siapa kau?" tanya Evelyn, Gerald hanya bungkam.
"Apa kau tak punya mulut? Atau kurobek saja mulutmu itu?!" Tanya Evelyn kesal karena tak mendapat jawaban.
"Hey, bicaralah bodoh!!" gertak Evelyn.
"Mate." gumam Gerald.
"Apa?! Kau ini bicara apa?!" tanya Evelyn semakin tak mengerti.
Evelyn yang mulai jengah, menyerang lelaki itu bertubi-tubi menggunakan pisaunya.
Tanpa aba-aba, pisau Evelyn melayang bebas kearah tubuh Gerald. Lengan, dada, perut, dan kaki tak luput dari tusukan pisaunya.
Pisau terus mengujam tubuh Gerald, entah berapa banyak tusukan dan sayatan yang dilayangkan Evelyn, Gerald masih tetap berdiri tegak menatap remeh atas apa yang dilakukan Evelyn.
Kemeja putih dipadukan dengan jas hitam milik Gerald sudah tak terbentuk, tubuh penuh tusukan, dan darah bahkan menetes-netes diatas jalanan tanah gang kumuh tersebut.
Tetap saja, Gerald masih berdiri kokoh.
Napas Evelyn terengah, tenaganya mulai habis untuk menusuk korbannya yang sama sekali tak bergerak, bahkan sekarang Gerald malah menatap Evelyn mengejek, membuat nafsu membunuhnya meningkat, ia akan melayangkan kembali pisaunya tapi yang terjadi membuat kedua bola matanya membelalak lebar seakan dapat keluar dari tempatnya.
Luka yang telah dibuat Evelyn disekujur tubuhnya mulai memudar, hilang tanpa jejak.
"Bagaimana bisa lukamu hilang secepat itu? Siapa kau sebenarnya?!" Tanya Evelyn tak percaya dengan yang dilihatnya.
"Aku Werewolf, dan kau adalah Mate-ku" jawab Gerald dingin, tersirat penekanan
Deg..
Jantung Evelyn berdetak cepat mendengar kata 'Werewolf', ia mencoba menenangkan diri dan meyakinkan jika perkataannya itu hanya main-main.
"Apa aku terlihat bermain-main, Mate?" Kata lelaki itu seperti membaca pikiran Evelyn dengan menekan kata 'Mate'.
Aura sekitar gang itu semakin mencekam, kedua bola mata Gerald berubah menjadi kuning khas serigala, sorot matanya menyiratkan kemarahan, nyali Evelyn semakin menciut.
Karena Aura Alpha serta kata 'Werewolf', membuatnya mengingat kejadian saat kedua orang tuanya mati didepan mata Evelyn.
"Kau tak percaya? Biar aku buktikan," ucap Gerald.
Gerald mulai melolong menatap kearah bulan purnama, membuat siapapun yang mendengarnya akan lari ketakutan, tapi Evelyn hanya terdiam melihat lelaki itu.
Jantung semakin berdegup kencang, nafasnya sesak, kepalanya mulai pusing, memori yang ingin ia lupakan kembali memenuhi ingatannya. Kepalanya seakan dihantam palu secara mendadak.
Suara seperti rusuk yang dipatahkan bersamaan dengan lolongan kuat Gerald memecah keheningan malam, tubuh Gerald mulai berubah dari wujud manusianya menjadi Werewolf berbulu hitam berukuran sangat besar dengan mata kuning emas menyala menatap Evelyn.
Seluruh tubuh Evelyn gemetar, kedua kakinya mati rasa, napasnya sesak seakan direnggut paksa, kepalanya semakin pusing seakan dihantam palu.
Alf, serigala Gerald menatap bangkai mangsa Evelyn dengan seringai tipis, serigala tersebut mulai memakan bangkai manusia malang itu dengan rakus. Taring tajamnya terus mengoyak daging dan tulang Eldric.
Evelyn memegangi kepalanya yang terus berdenyut sakit, oksigen disekitarnya terasa menipis, kedua kakinya mati rasa, perlahan kesadaran Evelyn terenggut,
Kemudian, semua menjadi gelap.
Tubikontinyu kakaqq...
Heuheu..
Maafkeun dedeq terlalu lemutt😭😭😭
Salam sprinkle tayo😘
Salam generasi heuheu😘
Miladia😘
Jika ada satu hal yang paling Evelyn sukai dari hidupnya sekarang, maka ia akan menjawab nama Gerald dengan pasti.Kehidupannya yang penuh bahaya karena pekerjaannya adalah seorang pembunuh bayaran, kadang membuat Evelyn bosan juga, ia bahkan mengabaikan 50 tawaran membunuh seseorang dengan bayaran tinggi hanya karena ia bosanDi sela ke suntukannya menjalani hidup, Gerald hadir dengan penuh cinta, mendekatinya dengan berani walau resiko besar yang ia dapat, serta kegigihannya, meluluhkan hati Evelyn.Jika Evelyn adalah Luka, maka Gerald adalah obat.Keduanya sama-sama saling menguntungkan, Gerald yang dapat memanfaatkan Evelyn untuk mendapatkan ramuan langka ilegal, sedangkan Evelyn yang terluka akan disembuhkan oleh Gerald dengan iringan perlindungan penuh kasih sayang.Karena orang tua Evelyn, telah meninggal.Takdir itu lucu, sekaligus tak tertebak, kita manusia, tak b
Halo gengs, hari ini kita kembali dengan bapak Vince yang sekarang katanya lagi mengejar cinta dedek-dedek emesh.Dari Vince untuk dedek emesh tercinta, "Mbasio sampeyan ora tresno karo aku, tapi tresno ku tulus kanggo sampeyan dek,"Duh manisnyo, tapi sayang, si dedek emesh yang emang paling anti orang alay jawab sarkas, "Sepurane mas, aku ora arep pedofil gendeng koyok kowe, bhayy,"Bucin goblok!Vince adalah keturunan demon, ia bebas memilih siapapun pasangannya tanpa terikat oleh aroma dan darah layaknya werewolf dan vampir.Jika lelaki buaya jamban akan mangap jika diberi umpan ciwi aduhay, maka Vince ini otaknya sudah rada konslet.Yang dulu selera nya bidadari surga sekarang malah berubah jadi kutu buku yang dari segi manapun tidak ada yang menarik minat
Verdinant berjalan dengan tenang di lorong rumah sakit, beberapa orang yang melihat hal itu kebanyakan menatap ngeri dan merasa ingin muntah, demi apapun, darah yang mengalir dari lengan yang tertanam peluru dan sayatan pisau disekujur tubuhnya membentuk kubangan sungai merah diatas keramik putih."Nona, boleh saya mendapat bantuan?" tanya Verdinant pada sang resepsionis yang tengah bermain ponsel tak memperhatikan pasien yang berdarah-darah."Iya tuan, anda memiliki keluhan apa?" tanya resepsionis tanpa melihat kearahnya."Um.. Tertembak dan sedikit luka sayatan pisau?" ucapan Verdinant terdengar ragu, resepsionis yang merasakan hal janggal segera menatap kearah depan, dan seketika ia terkejut dan segera memanggil salah satu suster yang baru saja lewat."Hey cepat panggilkan dokter! Pasien ini hampir sekarat!""Ah.. Nona ini tidak apa, hanya luka kecil,""Ya tuhan, anda h
Happy Reading😘"Dokter Raizel, ini untukmu," ucap seorang wanita berpakaian suster seraya memberikan sebuah kotak berisi bekal makanan."Jika kau memberikan bekal itu dengan niat mendekatiku, buang saja, itu menjijikkan,"Sarkas, sungguh.Dokter dan suster yang tengah lewat menertawakan usaha sang gadis, padahal sebelumnya sudah diingatkan untuk tidak melakukan hal itu, tetapi gadis itu nampak tak menyerah."Pede sekali, aku ini ikhlas, aku belum melihatmu makan sama sekali, dan aku bahkan bersusah payah mengambilkan daging ini karena kau suka, setidaknya hargai usahaku," ucap suster tersebut merengut, Raizel tak peduli dan kembali memeriksa data kesehatan para pasien."Wah, lelaki ini, walau tampan jika tidak menghargai usaha orang percuma saja," ujar suster itu lagi."Bisakah kau diam? Ucapanmu membuatku sakit kepala," Raizel k
Bagi diri Alexi yang sekarang, hidupnya sudah terasa sangat lengkap, walau terkadang rasa rindu pada sang kakak terus menyergap, tetapi Vernon sang mate selalu berada disampingnya, menghibur dirinya, dan dialah yang akan pertama kali datang saat terjadi sesuatu pada Alexi.Kasih sayang yang melimpah ruah dari Vernon membuatnya bahagia menjalani kehidupan immortal, dan kebahagiaan itu semakin lengkap dengan kelahiran putra kami yang berusia 238 tahun.Masih dikatakan remaja dalam umur makhluk immortal, kehidupan mereka yang beratus tahun lamanya bukan hal yang mudah, mereka harus berbaur dengan manusia, dan selalu berganti identitas, karena jelas, tidak normal seseorang berusia ratusan tahun tetapi masih terlihat remaja yang baru mengalami pubertas."Max! Vernon! Turunlah, makan malam sudah siap!"
Happy Reading***Jika bunga teratai mati, bijinya akan terjatuh kedalam kolam dan tertanam lagi......Akankah menjadi reinkarnasi, atau kehidupan pararel?...Deru mesin motor ski saling beradu akan tebalnya es, jemari yang begitu lentik dengan lihai mengendalikan motor tersebut tanpa kesulitan walau medan yang dilewati sangat sulit karena melewati gunung es yang terjal."Ah, sialan! Anggota FBI itu memang tidak mudah menyerah!" umpat sang gadis pengendali motor ski tersebut.Ia beberapa kali menengok ke arah belakang, mencari timing yang pas untuk menjebak kedua anggota FBI yang sedang mengejarnya.Dalam beberapa me