Share

Bab 5

last update Last Updated: 2022-03-21 06:59:42

Tahun Ajaran baru perkuliahan sudah dimulai, beberapa bulan sudah kami sudah menjalani perkuliahan. Ternyata banyak juga teman seangkatan SMA ku yang tetap melanjutkan pendidikan di Universitas PELITA ini, bahkan ada yang satu kelas denganku dan via. Aku melanjutkan pendidikanku di jurusan perpajakan dan via pun mengambil jurusan yang sama denganku, berbeda dengan mas tirta dia mengambil jurusan Bisnis manajemen.

"Han, hani panggil mas tirta. Kamu masih ada kelas han?? kita jalan yuk kalau kamu udah selesai. Nanti aja kalau aku dapat libur dari kerjaan ya mas kalau sekarang aku takut terlambat, aku masih perlu pekerjaan paruh waktu ini untuk membayar yang tidak di cover dari beasiswaku. Han, ijinkan aku bayar semua pengeluaranmu yang ndak di cover beasiswamu ya. Jangan mas, masih cukup kok gajiku walaupun kecil tapi bisa menutupi pengeluaranku. Ya kamu jangan marah donk sayang aku ndak ada maksud buruk kok. Iya aku tau, tapi aku harap kamu jangan bahas tentang ini lagi, aku ndak pernah mau membebani siapapun akan hal apapun. Ya udah kita ke kantin aja yuk kelasku masih satu jam lagi, ajak tirta. Ya udah yuk tapi nanti aku langsung pergi kerja ya pas kelasmu dimulai. Oohhh kalau gitu kita ketempat kerjamu aja yuk. Jangan mas nanti kamu terlambat masuk kelas. Nggak terlambat kalau jalan sekarang, ayoo ajaknya sambil merangkul tubuhku berjalan ke arah parkiran mobilnya."

Sesampainya di rumah makan tempat ku bekerja, mas tirta malah memesan makanan. "Han, aku mau order nasi goreng spesial tapi kamu yang masak ya. Ya udah tunggu sebentar ya aku harus absen masuk kerja dulu. Oke sayang aku tunggu disini. Masuk aku keruang absen, ternyata semua pegawai sudah datang dan di ruang masak sudah melakukan persiapan masak karena biasanya pelanggan sudah mulai berdatangan memesan makanan saat sore hari menjelang atau jam pulang kantor. Selesai ku masak nasi goreng special untuk mas tirta langsung ku bawakan ke depan untuknya. "Mas, ini nasi gorengnya ya, kamu nanti kalau bosan pulang saja istirahat ndak usah nungguin aku ya mas. Aaahhh daripada dirumah mendingan aku nungguin kamu disini sampai pulang han. Ya sudah aku masuk kerja dulu ya mas." ucapku berlalu masuk ke dalam lagi.

Lima jam sudah berlalu dan jam kerjaku sudah selesai, setelah selesai bersih-bersih dan mengganti baju seragamku yang sudah bau menyengat masakan, aku keluar menemui mas tirtaku yang masih menunggu ku selesai bakerja.

"Mas, aku sudah selesai, ayo kita pulang. Yuk aku antar kamu pulang dulu ya tapi nanti aku masih mau mampir aku malas dirumah ahhh. Ya sudah ndak apa-apa kita ngobrol-ngobrol saja dirumah". Sesampainya dirumah ku tawarkan dia "Mau ngobrol didalam apa diluar mas?? Kita ngobrol di luar aja ya biar adem, jawabnya. Ya sudah aku ambil obat nyamuk dulu sebentar ke dalam ya biar nggak ikut nongkrong nyamuknya. Hmmm jawabnya."

"Han, kita sudah semester empat sekarang ndak terasa sudah dua tahun kita menjalanlan perkuliahan kita ini hubungan kita juga sudah jalan 4.5 tahun. Kalau tahun depan kita selesai kamu mau menikah denganku han?? Aku masih mau kerja mas, setidaknya aku mau sedikit merapihkan rumah orangtuaku dulu sebelum aku benar-benar mengurus suami dan anak-anakku nanti. Kan nanti bisa sambil berjalan dengan berumah tangga han aku janji akan membantu kamu juga. Mau ya sayang ucapnya sambil menggenggam tanganku. Ya nanti kalau memang sudah saatnya dan situasi kita memungkinkan, iya aku mau menjadi istrimu mas.

Makasih ya sayang kamu sudah menenangkan kegundahan hatiku akhir-akhir ini. Ya sudah di minum dulu mas teh nya. Kamu masih mau makan ndak mas, mau kalau nasi goreng buatan kamu. Malam begini makan yang hangat-hangat mau ndak biar aku masakan mie godok. Ya apa saja yang kamu siapkan pasti aku makan. Ya sudah tunggu sebentar ya mas."

Selesai makan dia pamit pulang karena sudah jam 10 malam ndak enak sama bapak dan ibu. Lalu dia berpamitan kepada orangtuaku. "Saya pamit ya pak, bu, besok pagi saya datang lagi menjemput hani ke kampus. iya hati-hati ya nak tirta sudah malam soalnya jangan lupa berdoa supaya selamat sampai rumah. Nggih pak, matursuwun. Terimakasih sudah di perbolehkan ngobrol sampai malam. Iya hati-hati nak". Ayo mas aku antar sampai mobil, sebelum pulang dia ku salim tangannya, makasih ya mas udah dianterin, kamu hati-hati dijalan ucapku. Ya sudah sekarang kamu masuk ke dalam ucapnya sambil mengecup keningku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 159

    Baru saja acel menutup pintu mobil setelah Dimas, Lila, Diky dan Via masuk ke dalam mobil, mereka akhirnya di kelilingi oleh mobil polisi dan Clein saudara kembar Clark berdiri di antara para polisi tersebut.Lalu lila dan Diky saling berpandangan karena bingung, namun Dimas membuka perlahan pintu mobilnya dan ia keluar dari mobil, Clein menghampiri Dimas dan sedikit menerangkan kepadanya apa yang terjadi.Pada saat Clein dan Dimas berbincang, Via perlahan membuka pintu mobil dari sisi lain keberadaan polisi-polisi itu, ia keluar dengan mengendap-endap."Berhenti" "Laaah, mbak Via mau kemana itu mbak Lila? tanya diky kepada Lila yang masih berada di dalam mobil"."Ndak tau dek, kamu tutup mata saja kalau takut ya" ujar Lila sambil memeluk adik bungsunya."Apa sih mbak, aku kan udah gede" ucap diky kesal."Berhenti, Jangan Bergerak".Teriakan polisi itu membuat pembicaraan Clein dan Dimas terhenti, Clein telah menerangkan semuanya, ia juga telah memberitahukan bahwa Clark memintanya m

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 158

    Gina langsung menghubungi acel pamannya untuk memberitahukan hani sang majikan meninggalkannya sendirian di rumah."Hallo paman, ini aku ditinggalkan di rumah sendirian, ibu pergi dengan temannya tadi naik mobil, padahal tadi saya disuruh ikut juga""Loh kok bisa gin, kalau kamu diajak kenapa kamu tidak ikut? tanya acel heran"."Tadi saya di suruh ibu tutup semua jendela dan pintu dulu paman""Ya sudah biar paman sampaikan ke bapak clark"."Iya paman, saya tunggu disini saja ya"."Iya, kamu jangan kemana-mana masuk kedalam rumah dan kunci pintunya"."Iya baik paman" ucap gina dengan sedikit gemetar tubuhnya.Lalu acel keluar dari mobil dan segera menghampiri clark untuk memberitahukan berita tersebut."Pak.. Pak, ini barusan gina menghubungi saya katanya ibu hani pergi dengan ibu via dan meninggalkannya sendirian di rumah, padahal sebelumnya ibu hani sudah mengajak gina untuk ikut pergi dengan nya tapi karena gina harus menutup semua jendela dan pintu dulu jadi dia ditinggalkan sendir

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 157

    Hari masih belum terlalu siang sehingga sinar matahari di tepi pantai masih sangat di nikmati oleh hani, ia berdiri di tepi pantai di depan rumah yang telah di sewa oleh keluarga kecilnya selama beberapa minggu belakangan ini.Suara dering ponselnya sedikit mengejutkannya yang sedang sangat menikmati waktu berjemurnya, setelah di lihatnya ternyata clark sang suami yang melakukan panggilan itu, baru saja suaminya itu berangkat kerja beberapa puluh menit ia sudah menghubungi istrinya lagi sehingga membuatnya sedikit mengernyitkan dahi nya."Hallo pa""Hallo ma, kamu lagi apa sayang""Biasa aku lagi berjemur sebentar di pantai mumpung belum terlalu terik, kenapa sayang baru juga berangkat sudah telephone"."Lah,, emangnya nelephone istri nggak boleh apa hmmm""Boleh" jawab hani dengan sedikit tersenyum."Kamu siap-siap ya aku ada kejutan buat kamu"."Kejutan apa pa, udah bilang aja sih pakai rahasia-rahasian sama istri sendiri""Iya, sabar ya sayang sebentar lagi kamu juga tau kok""Ahhh

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 156

    Hari sudah sangat larut malam ketika clark dan hani sampai di rumah, hani langsung memasuki rumah sedangkan clark masih membicarakan beberapa hal dengan acel sang supir.Setelah clark selesai berbicara dengan acel ia langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah agar dapat segera menyusul istrinya yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam, baru saja clark membuka pintu rumahnya ia sudah dikejutkan dengan kehadiran via yang sedang melemparkan senyumannya."Baru pulang mas? tanya via kepada clark".Clark langsung melongos masuk tanpa memperdulikan lagi perkataan via, ia hanya berharap secepatnya tidak melihat wajah perempuan itu lagi yang mengaku sahabat istrinya namun tega memberikan obat tidur kepada sahabatnya yang sedang mengandung.Ketika clark memasuki kamar tidurnya, hani ternyata sudah selesai mandi dan sedang bersiap untuk istirahat, clark langsung mengunci pintu kamar mereka saat masuk ke dalam."Pa, teh susu hangat kamu sudah aku siapkan, aku duluan tidur ya" ucap hani l

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 155

    Sesampainya di Rumah Sakit, clark langsung ke bagian pendaftaran dokter kandungan sedangkan istrinya ia suruh tunggu di kantin dengan berbagai jenis makanan dan kudapan yang pasti dapat menggugah seleranya.Baru saja dua empanada ia kunyah, namanya sudah di panggil masuk, antriannya bukan tidak banyak namun clark memilih seorang profesor kandungan untuk mengecek kandungan istrinya."Haaaah si papa sih bukannya milih Spog biasa aja, kan kalo antriannya panjang aku sempat ngunyah ini itu dulu" cicit hani sambil beranjak dari meja kantin."Ayo ma" biar cepat kita nanti kan bisa makan di restoran favorite kamu kalau memang kamu masih lapar."Hmmmm" gumam hani sambil berjalan perlahan."Selamat malam prof"."Selamat malam bapak dan ibu, mari silahkan masuk" bagaimana keadaannya ibu? ucap sang profesor"."Saya baik" jawab hani dengan tersenyum."Baik kalau begitu silahkan rebahan nanti dibantu oleh suster ya"."Ya prof".Saat hani sedang bersiap untuk diperiksa kandungannya, clark menarik t

  • What, My Husband the Billionaire not Millionaire   BAB 154

    Mendengar ucapan sahabatnya itu, via hanya dapat menggelengkan kepalanya ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke luar kamar, di luar clark masih berbicara dengan tantenya via berdiri di balik sebuah tiang penyanggah rumah yang cukup besar sehingga mampu menyembunyikan tubuh mungilnya ketika ia sedang mencuri dengar percakapan antara tante dan keponakan itu.Jauh nya jarak antara via dan kedua orang yang sedang berbincang itu tidak menyurutkan keingin tahuan via tentang apa yang sedang mereka perbincangkan, via memang termasuk gadis yang cerdas ia mampu mengetahui percakapan orang lain dari pergerakan bibir orang tersebut tanpa harus mendengarnya secara langsung, namun percakapan itu sudah tidak berlangsung lama lagi, helikopter telah dinyalakan mesinnya dan sang tante pun telah bergegas masuk ke dalam dan clark pun sedikit berlari ke arah rumah untuk menghindari helikopter yang akan siap lepas landas.Via pun segera membalikkan badannya dan menuju ke ruang makan, ia segera me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status