Beranda / Romansa / When I Me(e)t You / 137 Angelic Smile, Devilish Mind

Share

137 Angelic Smile, Devilish Mind

Penulis: Ans18
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 18:59:29

“Ini Abang serius mau ketemu Bu Anggun sekarang?” Arka masih enggan turun dari mobil padahal Caraka telah menghentikan mobilnya dengan sempurna.

“Kenapa memangnya? Masalah Danang ini mesti buru-buru diberesin. Abang nggak mau dia semakin nekat dan berani macem-macem ke kamu.”

“Kalo nanti siang aja, pas pulang sekolah gitu gimana, Bang?”

“Kenapa sih, Sayang? Abang cuma nemuin Bu Anggun sebentar. Nanti siang waktu Abang terbatas, cuma bisa jemput sama makan siang bareng kamu.”

Arka menghela napas. Kalau boleh jujur ia hanya khawatir status eyangnya yang dulu adalah pemilik yayasan itu ditambah status Caraka yang sekarang menjadi pemilik yayasan terbongkar. Arka tidak ingin pandangan dan perlakuan orang-orang jadi berubah padanya.

“Ruangan Bu Anggun itu ada di lantai 2 bang, dan posisi tangganya ngelewatin ruang guru.”

Dengan sabar, Caraka menunggu Arka berputar-putar dulu sebelum mengutarakan inti dari keinginannya. “Iya, terus?”

“Nanti kalo pada nanya kenapa Abang mau ketemu Bu Anggun
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • When I Me(e)t You   137 Angelic Smile, Devilish Mind

    “Ini Abang serius mau ketemu Bu Anggun sekarang?” Arka masih enggan turun dari mobil padahal Caraka telah menghentikan mobilnya dengan sempurna.“Kenapa memangnya? Masalah Danang ini mesti buru-buru diberesin. Abang nggak mau dia semakin nekat dan berani macem-macem ke kamu.”“Kalo nanti siang aja, pas pulang sekolah gitu gimana, Bang?”“Kenapa sih, Sayang? Abang cuma nemuin Bu Anggun sebentar. Nanti siang waktu Abang terbatas, cuma bisa jemput sama makan siang bareng kamu.”Arka menghela napas. Kalau boleh jujur ia hanya khawatir status eyangnya yang dulu adalah pemilik yayasan itu ditambah status Caraka yang sekarang menjadi pemilik yayasan terbongkar. Arka tidak ingin pandangan dan perlakuan orang-orang jadi berubah padanya.“Ruangan Bu Anggun itu ada di lantai 2 bang, dan posisi tangganya ngelewatin ruang guru.”Dengan sabar, Caraka menunggu Arka berputar-putar dulu sebelum mengutarakan inti dari keinginannya. “Iya, terus?”“Nanti kalo pada nanya kenapa Abang mau ketemu Bu Anggun

  • When I Me(e)t You   136 Kado Terindah Kedua

    Caraka menurut saja dan menikmati saat-saat Arka membuka satu per satu kancing kemejanya.“Nervous?” bisik Caraka tepat di samping telinga Arka dan berhasil membuat Arka meremang.Arka memilih diam sambil menenangkan debaran jantungnya yang semakin menggila. Ini memang bukan pertama kalinya untuk mereka, jelas, karena sudah tumbuh janin di perut Arka, tapi ini pertama kalinya Arka ‘seagresif’ ini demi memberikan kado ulang tahun untuk suaminya.Ya ampun. Arka menggusah napas kesalnya karena di balik kemeja yang susah payah dilepaskan Arka, masih ada lapisan berikutnya, kaos dalam.Dan Caraka seperti benar-benar menikmati kadonya, karena ia hanya bergeming, membiarkan tangan Arka meraih ujung bawah kaosnya dan mengangkatnya perlahan."Ka." Caraka memejamkan mata saat tangan Arka tidak sengaja menyentuh perutnya."Celananya lepas sendiri ya, Bang.""Kok nanggung sih?""Aku susah mau bungkuk sama jongkoknya, Bang."Caraka menahan tawanya. Pasti hanya akal-akalan Arka karena malu. Perutny

  • When I Me(e)t You   135 Kado Terindah

    Caraka melajukan mobilnya masih dengan emosi yang meluap. Andai tidak ada Arka di sebelahnya, mungkin detik itu juga Caraka akan menelepon kembali Bu Anggun dan meminta alamat Danang untuk membuat perhitungan.“Kamu bener-bener nggak apa-apa, Ka?”“Hmm?”“Kamu nggak ketakutan karena tingkah si Danang itu?”“Takut sih tadi, makanya aku mau manggil satpam, tapi dia malah ngomong yang nggak-nggak. Pengen lepas sepatu, kulemparin ke dia rasanya.”“Ngomong apa?”“Dia bilang belakangan ini Abang nggak jemput karena udah bosen sama aku yang lagi hamil. Dia belum sempet lanjutin omongannya pas Abang dateng.”Caraka menutup mulutnya. Besok, akan ia selesaikan permasalahan Danang ini. Karena sekarang pun tidak ada yang bisa dilakukan Caraka. Ingin mengumpat, tapi tidak mungkin karena ada istri dan calon anaknya, jadi ia hanya bisa menggeram marah.Setibanya di rumah, satu mangkuk besar soto ayam telah tersaji di meja makan. ART mereka kemudian pamit masuk ke dalam kamar begitu melihat tuan dan

  • When I Me(e)t You   134 Sebentar Lagi Juga Saya Jadi Ibu-Ibu

    Arka menahan geraman kesalnya saat menyaksikan kilatan tatapan Danang yang seperti mengulitinya. Haruskah ia lepas sepatu dan melemparkannya kepada wakil ketua yayasan—yang otaknya seperti sedang traveling ke setiap inchi tubuhnya itu?Arka bergegas membuka pintu mobil belakangnya di mana terdapat jaket Caraka yang tertinggal, dan mengenakannya di pinggang demi mengihandari tatapan liar dan sekaligus membuat lelaki itu sadar kalau ia sudah ada yang punya.“Ada di bagasi bannya? Biar saya ambilin.”“Nggak usah, Pak. Saya nggak punya dongkrak,” jawab Arka ketus. Tangannya sudah membuka ponselnya, bersiap menghubungi Caraka kalau lelaki itu masih memaksanya.Tidak salah sih sebenarnya menerima uluran tangan dari laki-laki itu, barangkali ia memang tulus ingin menolong. Mereka masih ada di halaman sekolah, ada dua satpam yang juga ada di pos dekat gerbang, jadi Danang pasti tidak akan berani macam-macam padanya. Tapi, Arka risih ditatap seperti itu oleh Danang.“Saya—” Arka hanya bisa men

  • When I Me(e)t You   133 Hamil dan Menggoda

    “Abang hati-hati ya.” Arka yang sudah duduk di balik kemudi, menatap Caraka dengan gelisah. “Nanti kabarin.”“Harusnya Abang yang bilang gitu. Abang anter aja ya. Abis itu Abang bisa langsung ke pengadilan.”Arka menggeleng cepat. “Nanti siang aku mau ke mall bentar, mau ke toko buku sama cari cemilan. Lebih simple kalo aku bawa mobil sendiri.”“Jangan capek-capek.” Caraka menunduk, melongokkan kepalanya ke dalam mobil melalui jendela mobil dan mencium istrinya habis-habisan.Arka hanya bisa mengerucutkan bibir setelah Caraka menjauh. “Abang kan udah kubilang kali mau nyium itu dari tadi gitu, pas belum pake lipstik.”“Coba deh, Ka. Kamu cari yang kissproof mumpung nanti mampir mall.”“Iya, nanti aku cari yang kissproof yang aman buat ibu hamil. Tapi nggak tau deh ada atau nggak. Walaupun aku sebenernya nggak suka pake yang nempel gitu, kering di bibir.”“Nanti Abang basahin lagi.”“Astaga, Abang!”Caraka terkekeh. Biasanya ia bisa menjahili istrinya sepanjang jalan saat ia mengantar

  • When I Me(e)t You   132 Jangan Terlalu Sibuk

    “Ngapain aja siang tadi abis pulang ngajar, Ka?” Caraka mulai menyuapkan nasi goreng kambing yang tadi dibelinya dalam perjalanan pulang karena Arka yang tiba-tiba ngidam ingin makan itu.“Tidur, makan, tidur, makan. Ke taman komplek sama si Mbak.”Caraka terkekeh geli melihat Arka yang mengerucutkan bibir. Walaupun sekarang rumahnya lebih ramai dengan seorang ART yang standby di rumah dari pagi untuk menemani Arka hingga Caraka pulang, ditambah jasa supir yang hanya ia panggil saat mereka butuh, terutama ketika Caraka tidak bisa mengantar Arka ke sekolah atau ke tempat lain, tetap saja Arka kadang ingin ditemani suami saat makan siang.Semuanya berubah sejak mereka kembali dari Solo. Papanya mendesak Caraka untuk mulai ikut bergabung ke dalam perusahaan dan mengurus beberapa bisnis keluarga mereka yang memang tersebar di berbagai bidang.Caraka sendiri tidak bisa menolak tapi ia juga belum bisa melepaskan kantor yang sedang dipegangnya. Harus ada orang yang sudah siap menggantikannya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status