Share

JANGAN PERNAH MERAGUKANKU, JOO

Weekend minggu ini tidak terlihat buruk, itu menurut pengelihatan ku kali ini. 

Satu persatu anak tangga kupijaki dengan satu tangan berpegangan pada besi sebagai penopang. 

Kedua bola mataku mengedar, mencari keberadaan nenek yang belum tampak dalam pandangan. 

Senyumku langsung merekah tatkala mendapati wanita paruh baya itu duduk di kursi makan dengan susu dan bubur di atas meja yang selalu menjadi hidangan seperti hari-hari sebelumnya. 

"Selamat lagi, nek," sapaku dengan nada riang. Tanganku memegang kedua bahu rimpuhnya dari belakang. 

Nenek tampak tak kaget atau menanggapi dengan reaksi tersentak, mungkin karena sudah terlalu biasa akan perilaku diriku kala pagi hari. 

"Pagi, Lu. Sarapan dulu," balas nenek. Ia menarik kursi di sampingnya, memintaku untuk duduk di sampingnya.

Aku mengangguk walau nenek tak akan melihatnya, mendudukan tubuhku di sana masih dengan senyuman yang tercetak jelas pada wajah. 

En
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status