Share

Cemburu Itu Tidak Enak

Zidan mengantarku dengan selamat sampai ke rumah. Kemudian pamit pulang setelah menyapa Bapak yang sedang duduk di depan teras. 

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, acaranya lancar, Neng?" tanya Bapak penuh selidik. 

"Allhamdulillah, Pak. Uminya Zidan baik banget," jawabku dengan seulas senyum. 

"Allhamdulillah."

"Dini masuk dulu ya, Pak, " ujarku diikuti anggukkan dari Bapak. 

Aku melangkah malas menuju ke dalam kamar. Dari jauh,terdengar tangisan Alif yang memekakkan telinga. Aku bergegas mencari sumber suara, tampak Ibu sedang sibuk menenangkan Alif sambil bershalawat. 

"Alif kenapa, Bu? " tanyaku seraya mendekat ke tempat Ibu berdiri. 

"Kangen sama Mamahnya, dari siang nanyain Rianti terus, " jawab Ibu sedih. 

Beliau terlihat lelah nenggendong Alif. Keringat mulai mengucur dari dahi dan pelipisnya, padahal udara sudah mulai dingin. Tubuh renta itu terlihat semakin ringkih. Ibu beber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status