Share

Bab 23 - Di mana Ayah William?

"Beri aku kesempatan, Bell."

Masih kekeuh Belle tetap menggeleng. Sekarang hanya tinggal mereka berdua, Ernest sudah membawa William ke dalam gubuk. Di dada ini rasanya masih penuh, bukan Belle tidak sudi memaafkan, wajah ketus Gloe seakan terus menghantui. Bukankah jika suatu hubungan tak direstui akan sia-sia, untuk apa dipertahankan?

"Baiklah, apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku?" tanyanya sambil menyeka sebutir air mata yang keluar, menatap Belle dengan sabar. 

"Aku ingin kau mengurus perceraian kita, aku tidak ingin kembali."

Serius? Oh, ya Tuhan! Kepala Marlon rasanya hendak pecah. Pernyataan itu sangat di luar dugaan. Dia pikir Belle akan meminta sesuatu yang bersifat menghibur. Seperti dulu. Tidak pisah. 

"Berpisah denganmu adalah pilihan terakhir yang tidak aku harapkan ketika maut mendekatiku. Jadi jika kita cerai itu sama saja bunuh diri." Kendati alasannya mengapa bertahan hingga detik ini karena Belle. Dia selalu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status