Share

Seize The Day [2]

Aku senang karena Marco tidak mengajukan pertanyaan. Cowok itu  bergumam, "Kita satu tim ya, Nef. Produk keluarga broken home. Perceraian nggak seharusnya terjadi karena yang kena imbasnya kita-kita ini. Tapi,  nggak bisa maksa juga supaya orangtua kita tetap bareng. Bagaimana kalau itu bikin mereka makin menderita? Jadi, anak-anak kuat kayak kita ini yang dipilih Tuhan jadi 'korban'. Berarti, kita memang istimewa." Marco membuat tanda petik di udara. "Aku nganggap itu sebagai sanjungan."

Kalimat terakhir Marco membuatku tersenyum. "Aku suka caramu memandang perceraian orangtua kita sebagai sisi positif," balasku.

"Harus gitu, Nef. Karena kalau fokus sama hal-hal yang bikin manusia menderita, rasanya nggak ada gunanya terus hidup."

Aku tak terlalu paham makna kata-kata cowok itu. "Maksudmu?"

Marco menunda memberi jawaban karena harus menjawab telepon. Dari potongan obrolan yang kudengar, si penelepon adalah ayah cowok itu. Sebelum

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status