Share

Vertigo [1]

Seperti hari Sabtu yang lain, tidak ada aktivitas istimewa yang kulewatkan secara khusus. Setelah berpisah dengan Yuma, Levi, dan si Suami Siaga yang membuatku makin kesal saat memikirkannya, aku kembali ke Rumah Borju. Aku langsung mandi begitu tiba di kamar karena tidak betah dengan tubuh yang terasa lengket.

Dulu, Mama selalu bercerita tentang kota Pematangsiantar yang berhawa sejuk. Saat ini, kondisinya sudah jauh berbeda. Paduan dari pemanasan global, jumlah penduduk yang terus meningkat, serta polusi yang kian tinggi, membuat kotaku kian panas saja. Jika tak ada kegiatan yang mengharuskanku keluar rumah, aku lebih suka berada di kamar yang nyaman.

“Kamu kok bisa betah di kamar sih, Nef? Keluar paling-paling cuma untuk ke kampus atau ke toko loak,” komentar salah satu temanku di tempat indekos lama.

“Mau bagaimana lagi? Kamarku istanaku,” candaku. “Lagian, aku nggak suka keluyuran tanpa tujuan. Kalau keluar kamar, harus udah ta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status