“Hahaha kalau kita dapat uang 1 milyar, itu bisa kita pakai untuk membeli seluruh perlengkapan pemburu monster yang kita butuhkan,” sindir Yura yang juga merasa dipermainkan oleh permintaan dari pelanggan aneh tersebut.
“Hei, sebentar tapi kalian tahu kan dia itu Prima Abadi,” kata Doni mengingatkan mereka semua. “Dia adalah salah satu pelanggan setia kita yang selama ini selalu membeli produk dari toko kita dalam jumlah yang cukup banyak.”
“Hmm … Doni benar,” jawab Reno. “Bagaimana kalau kita membalas pesan ini, dan tanyakan langsung dengan lebih rinci tentang permintaannya. Siapa tahu kali ini dia memang salah pesan yang seharusnya ditujukan kepada toko obat lain. Minimal kita bisa tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan kita ini. Jangan sampai kita kehilangan pelanggan, penghasilan kita dari toko bunga valia ini telah membiayai kehidupan kita selama ini,” jawab Reno.<
“Maaf pak Cokro, Dhika turut berduka cita atas musibah yang baru saja terjadi pada anak dan menantu Bapak. Tentu saja Dhika ingin membantu untuk memulihkan kondisi koma cucu Bapak. Tapi ….”“Uhukkk uhukkk …,” batuk pak Cokro semakin menjadi. “Apakah adek Dhika ada kesulitan?”“Saya tidak memiliki satu bahan utama yang diperlukan untuk membuat obat itu Pak.”“Apakah bahan yang Dhika maksud adalah bulu burung phoenix?”“Ya, bulu burung phoenix … tapi bagaimana bapak bisa tahu?”“Dhika, bapak itu profesor di dunia herbalist, tentu saja bapak tahu beberapa hal yang pasti dibutuhkan untuk membuat ramuan obat itu. Bapak butuh Dhika, karena hanya Dhika lah yang tahu ramuan asli yang telah ditemukan oleh Valia secara langsung. Untuk bulu burung phoenix, bapak akan segera memesan bahan
Saat ini kondisi tubuh pak Cokro terlihat sangat lemas, kurus dan tak bertenaga. Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan keadaan 4 tahun yang lalu ketika Dhika pertama kali bertemu dengan pak Cokro di perpustakaan umum.“Uhukkk uhukkk … Dhika, akhirnya anak yang bapak tunggu selama ini sudah tiba. Uhukkk uhukkk …”“Aduh pak Cokro, maaf, tapi pak, bapak tidak perlu banyak berbicara dengan suara keras seperti itu. Biarkan saya saja yang datang mendekat, agar bisa mendengar suara bapak dengan lebih baik,” Dhika bergegas pergi mendekati sosok pria yang sudah sangat tua itu.“Pak Cokro sebaiknya bapak meminum ramuan obat ini terlebih dahulu. Ini adalah ramuan khusus yang berasal dari buku pewaris milik Valia. Ramuan ini sebenarnya diperuntukan untuk mengobati seseorang yang terkena kutukan penghilang suara dari monster-monster seperti Siren (sejenis monster berelemen air yang m
6 bulan sudah berlalu sejak Dhika berhasil menyelamatkan cucu pak Cokro yang bernama Clarisa. Hari itu pak Cokro tertawa sangat bahagia setelah melihat cucunya Clarisa bisa terbangun dari koma. Dhika yang melihat moment itu, tanpa sengaja ikut meneteskan air mata bahagia bersama dengan orang-orang yang berada di sana waktu itu.Sejak hari itu, sudah beberapa kali pak Cokro mengirimkan foto dirinya ketika sedang bersama dengan cucu perempuannya kepada Dhika. Foto-foto itu dikirimkan sebelum pada akhirnya ia meninggal dunia 3 bulan yang lalu. Dhika tentu saja merasa sangat berduka setelah mendengar kabar kematian dari pak Cokro.Walau waktu yang mereka lalui bersama cukup singkat, tapi Dhika selalu mengingat setiap momen ketika dia pertama kali bertemu dengan pak Cokro, sampai pada saat dia memberikan pesannya yang terakhir kepada Dhika sebelum kematiannya.Pak Cokro telah berpesan kepadanya agar dia bisa terus bekerja ker
“Lho, kamu itu sekarang sedang menanam apa lagi Dhik? Itu tumbuhan baru? Wahhh keren sekali nih, apakah nanti kita akan menjualnya juga?”“Hahaha, Reno kan tidak semua tumbuhan obat kita jual, kamu masih ingat kan dengan janji kita berlima? Kita hanya akan menjual tanaman dan racikan obat yang ada umum di pasaran. Tapi untuk tanaman dan racikan spesial yang telah Valia tulis di buku pewaris, itu hanya akan kita pakai saat kita benar-benar membutuhkannya.”“Hehehe iyah sih Reno ingat itu … jadi apakah ini juga salah satu tumbuhan obat yang ada di buku pewaris?”“Iyah kamu benar Ren, ini juga … aduh tunggu sebentar Ren tangan saya linu. Ren apakah kamu bisa bantu saya untuk bangkit berdiri?”“Bentar-bentar Reno kesana.” Reno berlari dengan cepat dari tangga lantai atas ke bawah untuk membantu Dhika.“Ah
3 bulan lagi Dhika, Doni, Reno, Yura dan Wina akan lulus dari sekolah dasar Lavender. Yura telah memilih sekolah Acropolis sebagai pilihan utama, sedangkan Dhika, Doni, Reno dan Wina sudah cukup puas dengan memilih melanjutkan sekolah tingkat menengah di Lavender.Tentu saja pilihan berbeda yang Yura ambil membuat mereka kadang menjadi salah tingkah. Dalam satu pikiran, mereka merasa ini adalah pilihan yang terbaik untuk kemajuan Yura, sedangkan pada pikiran yang lain itu berarti mereka harus berpisah dengan Yura setelah acara kelulusan yang akan dilaksanakan pada akhir bulan November ini.Hari demi hari terus berlalu, Reno sekarang sudah menjadi semakin terampil dalam mengendalikan perubahan bentuk tubuhnya. Dia telah sanggup mengubah material pada tubuhnya dengan bahan dasar mythril. Sebuah material yang dianggap berdaya tahan tinggi ketika digunakan untuk menahan serangan para monster dari dimensi lain. Selain itu Reno juga sudah bisa mem
“Parah bagaimana mungkin ini bisa terjadi di kota kita!! Yura apakah kamu pikir keluarga kita akan baik-baik saja. Monster-monster itu sekarang sedang menyerang tengah kota,” ucap Doni terlihat gugup dan merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.“Tidak tahu, tapi kita semua harus segera kontak keluarga kita sekarang juga,” sahut Yura tegas.“Reno apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kalian semua bertingkah laku aneh seperti ini,” tanya Dhika tak sabar.“Dhika lihat itu di tv, sekarang ribuan monster sedang menyerang tengah kota. Ini Wild Portal!”“Wild Portal astaga tidak mungkin, bagaimana itu bisa sampai terjadi.” Dhika akhirnya memahami malapetaka yang sedang terjadi saat ini dan mengapa teman-temannya sampai bertingkah laku aneh seperti itu.Wild Portal adalah sebuah anomali bermunculannya ratusan porta
Di luar hujan badai menerpa perjalanan dengan sangat kuat, itu membuat mereka kesulitan untuk bergerak maju. Seluruh penerangan yang berasal dari peralatan elektronik disekitar mereka padam, sekarang mereka hanya bisa mengandalkan sedikit cahaya dari sinar rembulan malam yang terhalang oleh kemelut badai.Di balik kegelapan, mereka mulai mendengar suara-suara jeritan histeris yang berasal dari berbagai arah di sekitar lokasi mereka berada saat ini. Suara dentuman langkah kaki yang berat terdengar beberapa kali dari arah selatan. Awalnya langkah-langkah kaki itu bergetar dengan tempo ringan, tapi sekarang dentuman kaki itu bergetar semakin keras dan semakin cepat menuju ke arah mereka.Dhika, Reno, Doni dan Yura sepertinya sadar ada teror yang akan segera datang ke tempat mereka. Ini bukan lagi latihan seperti apa yang biasa mereka lakukan pada saat menggunakan game virtual, tapi ini adalah pertarungan nyata yang harus mereka hadapi secara la
Sementara Reno masih terbaring di dekat pohon itu. Yura dan Doni meningkatkan konsentrasi mereka untuk memberikan perlawanan kepada para monster ganas tersebut. Tanpa adanya perlindungan dari seorang tank, sedikit saja kesalahan yang mereka buat akan membuat nyawa mereka hilang melayang.Dhika yang melihat tubuh Reno terbaring di dekat pohon, memberanikan diri untuk berlari menuju ke arahnya. Beruntung serangan yang dilontarkan oleh Yura dan Doni membuat perhatian kadal raksasa itu terpusat kepada mereka berdua.Dhika yang telah sampai disana, segera menggendong tubuh Reno yang saat ini sudah terluka akibat gigitan dari kadal raksasa. Rupanya lapisan mythril yang melapisi seluruh tubuhnya tidak mampu melindunginya dari terluka parah. Gigitan taring kadal raksasa itu mampu merusak pertahanan terkuat yang telah dilatih oleh Reno selama ini.Sekarang di sekitar tubuh Reno telah tercurah banyak sekali darah segar yang bercuc