Share

Sesajen di atas kasur

Penulis: Susi Riyanti
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-26 22:48:43

Aldo yang sampai di depan gerbang, terkejut melihat pintu kontrakannya terbuka. Ia ingat betul, kalau pintunya sudah dikunci sebelum pergi tadi. Lalu ia merogoh saku, ujung tangannya menyentuh kunci yang masih ada di sana.

"Ron, kontrakan gue pintunya kebuka. Ron! Cepetan!" Aldo berlari menaiki tangga menuju kamar kontrakannya yang berada di pojok lantai dua. Aldo takut, barang-barang berharganya seperti laptop, kamera dan lain-lain hilang di curi. Barang itu yang pertama Aldo cari keberadaannya. Tapi semua rapi. Masih ada di tempatnya. Tapi bau kemenyan bakar sangat menusuk hidung saat masuk ke sana.

"Do, kok ada sesajen di sini?" ucap Roni 

Aldo dan Roni kaget melihat ada sesajen dengan kemenyan yang masih mengepul berada di atas tempat tidur.

"Hah, sesajen?!" kata Ronim

"Jangan-jangan??" Aldo dan Roni saling pandang. Aldo kebingungan, maksudnya apa ini? Tapi ia lebih kesal karena ada orang yang sembarangan masuk ke kamarnya.

Sesajen berupa nampan kecil yang berisikan ayam bakar, kelapa, kopi, rokok bunga dan beras tersusun rapi di atas kasur. Tapi siapa yang melakukan ini?

Saat Aldo masih shock dengan sesajen itu, tanpa aba-aba Roni malah menyantap daging ayamnya,"Hey, Ron. Jangan di makan.!" namun itu terlambat. Roni sudah memakan daging itu dengan lahap.

"Sayang, Do. Makanan enak di anggurin." 

"Tapi itu sesajen, Ron. Takut kenapa-kenapa," jawab Aldo khawatir.

"Alaah, jangan takut. Aku udah biasa kok. Di makam-makam cina, jeruk dan apelnya sering aku bawa pulang, heheheh. Lagian mahluk astral kan gak bisa ngunyah, yang bisa ngunyah kan kita-kita ini. Ayo, kamu mau gak? Walau hambar, tapi lumayan lah, perbaikan gizi," Roni menawarkan daging ayam itu pada Aldo, namun Aldo tak berminat sedikit pun. 

Aldo lalu berjalan keluar. Ia ingin mencari tau siapa yang masuk ke kontrakannya tanpa ijin dan meletakan barang-barang aneh(sesajen) di kasurnya. Ia lalu menuruni tangga dan menggedor pintu rumah pemiliknya. 

Tok tok tok!

Aldo mengetuk pintu pengurus kontrakan.

Pintu pun terbuka memunculkan sosok Bi Sumi yang judes.

"Apa lagi?" tanyanya ketus.

"Maaf, Bu. Ada orang yang masuk ke kontrakan saya, nyimpan sesajen segala. Kira-kira ibu tau tidak siapa pelakunya?" tanya Aldo, walau sebal dengan muka judesnya tapi ia ingin memberi pelajaran pada si pelaku.

"Memangnya kenapa?" jawab Bi Sumi, datar. Sontak Aldo terkejut dengan pertanyaan balasan itu.

"Kenapa??" Aldo tak habis pikir, wanita itu akan menganggap sepele hal itu. "Ya ... itu kan gak sopan. Masuk rumah orang seenaknya," jawab Aldo.

"Terus, mau kamu apa?" Bi Sumi masih dengan wajah judes, melirik dengan sudut mata, seperti meremehkan.

"Ya, saya pengan tau siapa dan dia harus minta maaf pada saya," jawab Aldo sedikit kesal.

"Aku yang masuk ke kontrakanmu," jawab Bi Sumi singkat.

Aldo sudah menduganya karena yang bisa masuk selain pemilik ya ... yang memegang kunci cadangan.

"Untuk apa?" tanya Aldo penasaran.

"Lah. Katanya digangguin, ada yang nangis ada yang lari-lari.  Dibantu ngilangin, malah nuduh pencuri. Dasar wong edan, wong gendeng." 

Aldo mengerti arti kata edan dan gendeng itu umpatan. Walau merasa sangat kesal, ia coba menahannya.

"Saya tak percaya hal-hal mistis seperti sesajen dan yang lainnya. Bawa kembali barang-barang itu dan jangan berani masuk lagi tanpa sepengetahuan saya, atau nanti saya adukan perbuatan ibu ke pemiliknya" gertak Aldo geram.

"Hahah berani benar kau anak muda. Kau tak tahu apa-apa," ejek Bi Sumi seakan meremehkan.

Aldo sudah tak tahan, ia lalu membalikan badan dan berjalan menjauhi tempat itu. Lalu saat baru beberapa meter, Bi Sumi sedikit berteriak. "Hey, bilang sama temanmu. Yang sopan kelakuannya. Kalau tidak, dia akan dapat akibatnya," teriak Bi Sumi. Aldo enggan menanggapi. Ia terus saja berjalan menaiki tangga. Lalu saat sampai di kontrakannya, ia melihat Roni akan membuka kelapanya.

"Ron! Jangan, Ron!." Aldo langsung mengambil kelapa sesajen dari tangan Roni.

"Kenapa sih, Do. Lebay amat." Roni sedikit kecewa

"Ini bukan punya kamu. Ini punya orang," jawab Aldo sembari meletakan lagi kelapa ke tempatnya.

"Punya siapa? Roh? Lagian mereka gak doyan beginian. Mereka maunya doa, bukan sesajen," Roni mulai sewot.

"Tapi tetap aja, itu bukan punya kamu." 

"Ah terserah lah. Buang sesajen itu dari depan mukaku. Kaya mau ditumbalin aja," Roni ngedumel.

Saat Aldo membuka pintu untuk meletakan sesajen itu di luar. Tiba-tiba Bi Sumi merebutnya dari tangan Aldo.

"Bilang sama temanmu. Jaga sikapnya. Atau nanti sia kena tuah," ucap Bi Sumi dengan wajah judesnya.

Roni terus saja berada di kamar mandi. Entah apa yang dia lakukan hingga tak kunjung keluar juga. Aldo pikir mungkin temannya itu salah makan. Aldo jadi kepikiran ucapan Bu Sumi dan saat Sahabatnya itu makan makanan sesajen. Ucapan Bu Sumi itu seperti ancaman halus.

Aldo jadi hawatir. Ia lalu menggedor pintu kamar mandi untuk memastikan keadaan sahabatnya itu.

"Ron. Lu baik-baik aja kan? Kok gak keluar-keluar?" 

"Iiiya Do, bentar."

Tak lama dari pintu kamar mandi terbuka. "Aduh, Do. Perut gue sakit banget, Do." ucap Roni sambil memegangi perutnya. Wajahnya pun sudah mulai pucat.

"Tolongin gue Do. Perut gue rasanya melilit banget. Kaya mau mati."

Aldo panik melihat sahabatnya itu kesakitan.

"Oke. Lu diem di sini. Gue mau ke warung cari obat. Tunggu ya!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Berakhir pahit untuk Aldo

    "Sebenarnya, kita mau kemana sih, Nek?""Ke kontrakan Kenanga."Bu Lastri terkejut saat si Nenek memperlihatkan wajah aslinya yang rusak. "Astagfirullah haladzim" ucap Bu Lastri yang kemudian tak sadarkan diri.Pertarungan antara Ustad Junaidi dan kawan-kawan beserta Doma masih berlangsung sengit. Para santri yang membantu membaca shalawat satu per satu berguguran.Doma melihat Pak Rudi juga ada di pihak mereka yang ikut menyerang. Doma mengeluarkan kertas pengunci roh jahat lalu menempelkannya di dahi Pak Rudi. Ia lalu tergeletak lemah. Setidaknya, ia bisa mengamankan dulu Pak Rudi dari pertempuran ini.Ustad Junaidi masih mendapat perlawanan dari Bi Sumi. Ustad mengalungkan tasbihnya pada leher Bi Sumi. "Aduh! Aduh, panass!" teriak Bi Sumi. Lehernya seperti terbakar dan kepulan asap

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Penyelamatan

    Pertarungan makin sengit. Doma dihadang habis-habisan oleh mahluk berwujud wanita berambut panjang hingga menutupi sebagian wajahnya yang berjalan merangkak seperti laba-laba. Di lantai bawah Ustad Junaidi mendapat serangan berupa angin yang sangat kencang hingga hampir melemparkan tubuhnya.Angin yang membuat siapapun yang berada di pusarannya menjadi kesulitan bernapas.Walau entah bertarung dengan siapa, seperti terlihat bertarung melawan angin padahal sesungguhnya penghuni kontrakan Kenanga tengah melakukan perlawanan dengan kekuatan tak kasat mata yang sangat dahsyat.Teman Ustad Junaidi yang lain berjumlah lima orang juga mengalami serangan yang sama. Mereka tetap bertahan melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk melawannya. Para santri pun diminta membacakan surah Yasin sekencang-kencangnya. Nahas beberapa orang santri seperti kehilangan pita suaranya. Bacaan-nya tak

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Pertarungan dimulai

    "Do. Jangan, Do. JANGAN!!"Aldo melemparkan tubuhnya dari ketinggian yang bisa meremukkan tubuhnya jika menyentuh tanah.Refleks Pelita menjerit dan menutup mata. Secara tak sadar ia telah menggunakan kekuatannya untuk menahan gaya gravitasi sehingga tubuh Aldo tak serta merta mencium tanah.Perlahan Pelita membuka matanya. Sedikit demi sedikit. Ia takut saat matanya terbuka, sebuah pemandangan mengenaskan terpampang nyata di hadapannya. Tak ada pemandangan Aldo jatuh, yang ada ia malah menatap tajam pada Pelita seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsanya. Aldo tiba-tiba melesat ke Arah Pelita dan berusaha mencakar dengan tangannya. Tapi tiba-tiba Doma hadir menghalau serangan itu hingga Aldo terpental.Karena merasa kalah, Aldo lalu berlari entah ke mana."Thanks, ya." Pelita ucapkan pada

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Pengakuan Rudi dan Aldo

    #Kontrakan_200_Ribu_35"Kenapa kau mengawetkannya?" tanya Doma sambil meletakkan jenazah itu ke dalam peti. Pak Rudi tertunduk malu sekaligus sedih."Begini ... sebenarnya ... Emhh ... aku takut mayatnya diautopsi polisi. Aku merasa bersalah sekaligus takut jika kematian Kalina menimbulkan masalah untukku nantinya.Ini sebagai ungkapan terakhirku untuk melindunginya." Pak Rudi langsung menangis di samping peti."Tapi arwahnya tak tenang jika tak dikebumikan. Untuk apa? Toh dia tak akan hidup lagi. Bantu aku menghancurkan kerajaan jin yang dibangun oleh suami Bu Lastri dan Bi Sumi. Maka, Kalina pun akan terbebas."Setelah mengatakan itu, arwah Kalina datang dan menatap Doma. Ia menangis bercucuran air mata dengan wajah yang datar.Walau akhirnya Doma tak akan bisa melihat Kalina la

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Mayat yang di dalam koper

    Beberapa saat setelah meminum minuman yang diberikan Pak Rudi, Doma tergeletak. Pak Rudi bergegas membawa Doma yang tak sadarkan diri itu ke ruang bawah tanah. Susah payah ia menyeret tubuh tambun itu. Hingga akhirnya sampai juga di depan sebuah peti. Doma digeletakan begitu saja di pinggirnya."Aku akan menyembunyikanmu di sini, Nak. Kalian akan aman di sini," ucap Pak Rudi. Lalu ia keluar dari tempat itu dan menguncinya kembali.Ustad Junaidi yang terluka akibat gigitan Aldo di pundaknya mengobati luka itu di pondok pesantren. Sengaja ia tak pulang ke rumah, karena tak ingin membuat istrinya hawatir walau jarak rumah dan pondok hanya terhalang empang saja."Seperti gigitan hewan buas, Tad. Habis tarung di mana?" tanya dokter jaga pesantren yang juga teman karibnya--Ustad Habibi."Yakin ... itu gigitan binatang?"tanya

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Jebakan

    Pelita dan Doma berusaha menggedor-gedor pintu. Namun pintu yang dikunci dari luar sangat sulit walau Doma berusa dobrak. Lewat jendela pun mana mungkin, apartemen Aldo ada di lantai atas lagi pula jendela pun ikut terkunci."Sebenarnya siapa yang mengurung kita di sini? Apa mungkin Aldo? Tapi untuk apa?" tanya Pelita pada Doma ."Entahlah, aku juga blank," jawab Doma."Aku khawatir, dia dalam bahaya." Pelita berucap sambil memandang langit ibu kota dari balik jendela."Pasti sedang ada hal besar. Makanya kita dikurung di sini." Doma dan Pelita berusaha memikirkan bagaimana cara mereka keluar dari kamar itu. Menelepon seseorang pun tak mungkin, pasti Apartemennya di kunci. Doma melihat Pelita tengah fokus pada lubang kunci. Ya ternyata kuncinya menempel dan Pelita berusaha memutar kunci itu dengan kekuatan batinnya. Itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status