Share

Kesiangan

Masih kuingat betul sebelumnya Vivi terlihat hanyut dalam lagu yang kunyanyikan. Kepalanya bahkan bergerak slowly ke kanan dan kiri. 

Hmm, tapi ada yang kusadari. Vivi sama sekali tak bereaksi apa-apa setelah aku selesai bernyanyi. Iya, ya, dia keburu senang karena diberi bunga dan kalung oleh sahabatku, Fadlan.

Ya, sudah biar saja. 

Kami juga sempat saling diam sepanjang jalan entah karena apa, aku juga lupa. Oh, iya, karena aku mengatakan dia punya perut karet sepertinya. Ya, rasanya itu. Untungnya semua itu tak berlanjut lama, aku dan Vivi akhirnya bisa kembali mencairkan suasana.

Hanya saja, rencana untuk makan di warteg gagal karena mendadak Vivi ingat Nyak Marni katanya. Lantas, demi mengganjal perut, kubelikan onde-onde di pinggir jalan yang nongkrong di depan mini mart, sekalian kubelikan es krim juga.

Dan, saat itu hal yang tak pernah kuinginkan terjadi malah terjadi. Sesuatu yang mengundang rasa canggung kemb

Renti Sucia

Terima kasih pada readers yang telah membaca cerita Yuk, Nikah! Sampai bab ini. Jika berkenan, jangan lupa beri bintang lima, tap love dan komentar, ya ❤️ Salam hangat, Renti Sucia

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status