Share

Kesalahan Tak Terencana

Dia Vivi, gadis yang kuanggap adik sendiri itu mengukir senyum yang tak biasa. Dia benar-benar sudah berproses menuju kedewasaan. Fadlan, semoga saja rasamu dapat segera tersampaikan. 

Aku melangkahkan kaki, turun dari panggung kecil ini dan kembali ke meja makan. 

Vivi menyambut dengan senyum merekah. Ia menunjukkan bunga mawar serta liontin yang diberikan Fadlan kepadaku, mungkin niatnya mau pamer.

“Bagus, ya, Bang.”

Aku mengangguk saja. Tak hentinya ia tersenyum gembira.

“Bang Fadlan bisa aja bikin Vivi seneng. BTW, ini asli emas enggak, ya?” Vivi berkata sembari memerhatikan kalung putih di tangannya dengan cermat. Kemudian dia menoleh padaku, seakan bertanya.

Aku menaikkan bahu, tanda menjawab tak tahu. Ah, sudah jelas itu kalung emas putih asli. Hanya saja aku takkan beritahu. Jika diberitahu, dia pasti pingsan apalagi andai kusebut taksiran harganya.

“Sayang banget, ya, bang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status