Share

Tak Nampak Di Mata

Aku duduk memandang ketiga orang itu saling melepas rindu. Kedatangan Fadlan sungguh jadi kejutan yang lebih dari aku bayangkan.

Lihatlah sekarang, betapa bahagianya mereka kembali bertatap muka, sampai aku seolah tak nampak di mata mereka. Aku tersisih, sendiri menatap agak kesal.

“Ya Allah, Fadlan. Elu cakep banget pulang dari Cina. Lu operasi plastik, ya?” celetuk Nyak Marni sembarangan. Kedua tangannya meraba-raba wajah Fadlan, terkadang mencubit gemas.

“Iya, ih. Bang Fadlan tambah putih kayak personil boyband.”

Hah? Bahkan Vivi juga memuji? Asem bener, dia sama sekali tak memandangku di sini. Menyebalkan.

“Ha ha ha. Bisa aja. Ya, enggaklah Nyak. Mana berani operasi segala. Ini, nih udah ganteng dari sananya.”

Aih, kuyakin hidung si Fadlan melayang sekarang. Lihat saja betapa dia salah tingkah. Pakai acara menunduk malu-malu gajah. Garuk-garuk tengkuk.

Jika boleh jujur, aku memang terbakar api cemburu. Terlebih Vivi bersentuhan fisik secara langsung. Haduh, inginnya menarik tangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status