Share

Ketemu Kangen

Aku menyetir tak terlalu konsentrasi. Sedikit-sedikit lirik kiri, mendengarkan ocehan Fadlan gugup. Sudah pakai jurus diam seribu bahasa begini saja masih membuat aku gugup, bagaimana kalau menyahuti setiap cerita yang dia sampaikan?

Sumpah, aku sangat takut keceplosan soal hubungan rahasiaku bersama Vivi. Maka dari itu, dari tadi lebih memilih bungkam.

Kalau dia bicara ini dan itu, aku hanya menanggapi sewajarnya. Iya dan iya saja. Terkadang aku ikut tertawa, tapi tak tahu apa yang sebenarnya ditertawakan.

“Gam, dari tadi kamu diam terus. Enggak kangen, apa?”

“Hah?” Kaget, refleks aku menoleh dan tak sengaja menginjak pedal lebih dalam.

“Heh, Gam! Hati-hati!” tegur Fadlan berpegangan. Mungkin dia takut dibawa celaka.

“Maaf, maaf. Efek fokus ke jalanan,” sahutku singkat.

Mata ini kembali fokus lurus menatap jalanan yang tampaknya akan segera macet.

“Bisa nggak ceritanya nanti saja di kosan. Biar aku puas jadiin kamu bulan-bulanan. Sudah lama sekali enggak ada kekerasan dalam ranah p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status