Home / Fantasi / ZAHA REBORN / 10. BERSIKAPLAH YANG JANTAN

Share

10. BERSIKAPLAH YANG JANTAN

Author: sutan sati
last update Last Updated: 2022-08-17 13:37:46

Dari sekian banyak tatapan kekaguman, ada juga yang bersikap sinis dengan kemampuanku. Terutama, mereka yang pagi tadi coba menjatuhkanku.

Terbukti, ketika jam istirahat tiba.

Aku berencana hendak ke toilet. Saat kakiku melangkah kesana, ada beberapa orang siswa yang pagi tadi mencari gara-gara denganku, mereka berjalan perlahan mengikuti langkahku dari jauh.

Aku tahu, kalau saat itu Aku sedang diikuti. Namun, sengaja kubiarkan dan melihat sejauh mana keberanian mereka.

Menurut perkiraanku, mereka itu dulunya mungkin sering membully Zaha. Dengan fisik sekurus ini dan tampak apa adanya, belum lagi kehidupan Zaha yang sangat memprihatinkan. Wajar saja, para siswa yang memiliki kecenderungan suka membully akan menjadi Zaha sebagai sasaran empuk untuk dijahili.

Tapi, mereka salah jika menganggap Zaha yang sekarang masih Zaha yang sama, yang bisa mereka jahili sesukanya.

Aku berjalan dengan santai ke dalam toilet. Toilet ini lumayan luas untuk ukuran toilet sekolah, ada sebuah westafel dan dua bilik toilet didalamnya.

Aku masuk ke dalam salah satu bilik, lalu menuntaskan hajatku tanpa mempedulikan apa yang direncakan oleh para penguntit ini.

Saat buang air itu lah, beberapa siswa yang mengikutiku tadi ikut masuk ke dalam toilet. Tidak lama setelah itu, ku dengar pintu bilik toilet dikunci dari luar.

Kunci toilet ini tipe doorknob lock dengan handel bulat model pencet. Begitu Aku selesai buang air kecil dan hendak keluar.

Klek klek

Benar saja, pintunya sudah dikunci dari luar.

Lalu ku dengar suara tawa beberapa siswa dari luar. Ternyata benar dugaanku! kalau mereka mau cari gara-gara kembali.

Aku tersenyum tipis, 'Tunggu tanggal mainnya, boy.'

Aku melihat ke sekeliling bilik toilet yang sempit. Ke temukan ada sebuah jarum pentul dalam tong sampah kecil yang terdapat didalam bilik. Aku memungutnya, lalu menekuknya agak kecil membentuk seperti pengait.

Lalu dengan sedikit keahlianku, aku memasukkan ujung jarum tersebut ke dalam lobang kunci, setelah kurasa pas lalu ku tarik keluar.

Klik

Kuncinya berhasil ku lepas.

Ketika pintu berhasil terbuka, tampak ekspresi terkejut dan penasaran dari wajah mereka yang telah mengusiliku. Total, ada 4 orang.

Aku berjalan dengan santainya keluar. Lalu, berdiri di depan pria yang badannya paling besar. Tebakanku, dia lah biang keroknya yang coba mengerjaiku.

"Sudah cukup cara kekanakkannya?" Tanyaku santai dengan mereka yang masih menatap tidak percaya dengan caraku berhasil keluar.

"Kalau mau jadi cowok sejati, yang jantan! Mari kita selesaikan dengan kepalan tangan, jika itu yang kalian inginkan." Ujarku lebih lanjut sengaja menantang mereka semua.

Tampak pria berbadan besar itu salah tingkah awalnya, sambil melihat ke arah teman-temannya. Mungkin karena menjaga gengsinya, ia coba menunjukkan keberaniannya dengan coba mengintimidasiku.

Ia memegang kerah bajuku.

"Baru segitu, jangan som.."

Bugh,

Belum selesai ia bicara, dengan cepat ku sarangkan sebuah pukulan tepat ke ulu hatinya. Sehingga membuat ia membungkuk sambil memegangi perutnya. Saat ia menunduk, langsung ku jepit kepalanya, lalu membantingnya ke lantai.

Bam

"Arrggh.." Teriaknya kesakitan.

Aku langsung menginjak kepalanya sambil menatap ke tiga temannya yang memandangku dengan tatapan seakan tidak percaya!

Mereka semua heran dan terkejut, bagaimana seorang Zaha yang kurus ceking sepertiku bisa mengalahkan temannya yang badannya jelas lebih besar dariku dengan begitu mudahnya.

"Kalian juga mau mencobanya?" Tanyaku dingin sambil menatap mereka satu persatu.

Mereka yang semula mau maju membantu temannya, jadi mundur ketakutan dan tidak lagi berani berlaku kurang ajar padaku.

"Roda itu berputar boy. Gue harap, ini konfrontasi kita yang terakhir."

"Gue gak suka nyari musuh. Tapi, kalau ada orang yang gue anggap sebagai musuh, gue pastiin dia akan sangat menderita karena telah jadi musuh gue." Ujarku dingin memperingati mereka berempat.

Mereka yang masih berdiri tidak ada lagi yang berani membalas tatapan mataku, mereka hanya menunduk sambil mundur ke belakang.

Aku pun berjalan keluar dari toilet dengan santainya.

Ini baru awal dari lembaran baru kehidupanku. Namun, aku bertekat untuk membuat 'Zaha' yang sama sekali tidak popluer ini, menjadi dihargai oleh semua teman-temannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Arianto Genk
mantap bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
SotoSuroboyo
cerita seru banget...
goodnovel comment avatar
Joko Susilo
yg mo baca sampai akhir bayarrr
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ZAHA REBORN   EPILOG

    Setahun kemudian.Seorang remaja yang baru saja beranjak dewasa, baru saja keluar dari sebuah gedung milik kepolisian. Posturnya tampak tegap, senada dengan ekspresinya yang terlihat cerah dengan dibalut seragam khas siswa akademi militer.Bagaimana tidak? Ia baru saja dinobatkan sebagai lulusan akademi militer terbaik dari sekian ribu siswa akademi dan masa depan cerah sudah menanrtinya.Tidak hanya masa depan, karena tepat di luar gedung juga ada beberapa orang yang sangat ia kenal, telah menantinya dengan senyum cerah dan tatapan penuh harap, yang membuat dirinya serasa dibanggakan oleh mereka.Di antara mereka, ada seorang wanita cantik dengan wajah ayu yang masih mengenakan almamater mahasiswa kedokteran dari sebuah universitas ternama.Begitu melihat sang pemuda yang telah lama dinantinya keluar, wanita tersebut sudah tidak sabar untuk untuk buru-buru menghampirinya."Anna, kenapa harus terburu-buru begitu? Sampai kamu langsung melupakan masih ada kami di sini!" Ujar sang ayah t

  • ZAHA REBORN   205. SELAMAT JALAN, SAYANG! (TAMAT)

    Tepat, di saat Angel berpikir jika Zaha sudah tewas dan berniat untuk menyusulnya, sebuah kenanehan yang tidak lazim terjadi. Midun yang saat itu sudah berhasil bangun, pijakannya tiba-tiba menjadi goyah. Dari dalam mulutnya, keluar darah berwarna kehitaman dalam jumlah yang sangat banyak. Tidak berhenti sampai di situ, pembuluh darahnya meledak dan membuat darahnya menyembur keluar dengan sangat deras. Saat itu, Angel baru menyadari, jika penampilan Midun sudah sangat berantakan. Sampai akhirnya, Midun dengan ekspresi tidak rela jatuh ambruk ke tanah dan selanjutnya tidak lagi bergerak. Apa Midun telah tewas? Angel sulit mempercayai apa yang sedang dilihatnya saat itu. Apa itu artinya, Zaha menang? Lalu, di mana Zaha saat ini? Begitu menyadari situasinya, Angel segera mengedarkan pandangannya dengan liar untuk mencari keberadaan Zaha. Secercah harapan muncul dalam dirinya. Selanjutnya, Angel dengan langkah panik segera menyusuri tempat pertarungan dan mencari keberadaan Zaha.

  • ZAHA REBORN   204. PENGORBANAN PENGHAPUS DENDAM

    Angel segera berlari ke arah Bulan dan mendekap tubuhnya. Jika saja ia lebih cepat menyadari tujuan Bulan yang sebenarnya, ia tidak mungkin mau melanjutkan pertarungan yang menyebabkan Bulan dapat kehilangan nyawanya."Gadis bodoh! Apa yang kamu lakukan? Apa yang coba kamu buktikan, hah?" Teriak Angel tidak terima. Kedua tangannya bergetar hebat ketika mendekap tubuh Bulan yang semakin lemah dan mulai terasa dingin. Perasaan Angel menjadi kacau. Dia tidak tahu, apa ini kemenangan yang harus dirayakannya? Kemenangan yang seharusnya membuat dia merasa lega, karena telah menyingkirkan satu orang musuh kekasihnya. Tapi, kenyataannya tidak begitu!Angel justru merasakan rasa sakit dan kehilangan yang sulit untuk dijelaskan. Bahkan, Angel sendiri tidak tahu bagamaina mendeskripsikan perasaannya saat ini."Bulan... katakan, kenapa?" Isak Angel dengan perasaan berantakan.Bulan terbatuk dan kembali memuntahkan darah yang sudah bercampur dengan organ dalam tubuhnya. Tatapannya sendiri sudah m

  • ZAHA REBORN   203. KAMU SENGAJA MENGALAH?

    Di sudut lain yang tidak jauh dari tempat pertarungan antara Zaha dan Midun, terjadi pertarungan yang tidak kalah sengit antara Angel melawan Bulan. Meski pertarungan keduanya tidak seintens pertarungan Zaha dan Midun, karena mereka hanya mengandalkan kemampuan fisik serta kekuatan bathin mereka sendiri. Pertarungan keduanya tetap saja mempertaruhkan hidup dan mati.Sikap Angel yang serius dan tanpa ragu, membuat Bulan tidak bisa memanfaatkan keunggulannya dengan baik. Pertarungan yang semula di dominasi oleh Bulan, perlahan mulai diambil alih oleh Angel dan membuat Bulan kepayahan.Jika pertarungan ini tidak melibatkan Zaha, Angel mungkin tidak akan ragu untuk berpihak ke sisi Bulan dan keluarganya. Bagaimanapun, beberapa waktu yang mereka habiskan bersama, Bulan dan Angel sudah menjadi cukup dekat dan sudah terlihat seperti saudara. Bagi Angel, Bulan adalah parner berlatih yang telah membantunya untuk mengasah kemampuan tenaga dalamnya, serta meningkatkan kemampuannya secara keselu

  • ZAHA REBORN   202. JURANG KEPUTUSASAAN

    Maran yang berada di dalam tubuh Midun mendengus dingin, 'Jika Mandigo sudah mengerahkan seluruh kekuatannya, itu artinya ia ingin bertarung habis-habisan dengan kita. Selama ini, kami selalu imbang. Sepertinya, ia berniat memanfaatkan kekuatan anak itu untuk mengalahkan kita.' 'Hehehe., sepertinya ia terlalu meremehkanku. Baiklah, jika ini yang kamu inginkan, aku akan memasang taruhan yang sama denganmu.' Maran tertawa dingin dan keinginan bertarungnya naik berkali-kali lipat. Tentu saja, Maran juga tidak ingin kalah dengan rival abadinya tersebut. Segera, Midun pun merasakan kekuatan penuh Maran mengalir ke dalam tubuhnya dan membuat kekuatannya meningkat secara signifikan. Sekarang, Midun tidak perlu lagi memikirkan kekuatan lawan. Ini adalah pertama kalinya Midun merasakan kekuatan penuh Maran mengalir di dalam tubuhnya. Perasaan itu begitu luar biasa! Selama ini, Maran bahkan tidak pernah menunjukkan kekuatan seperti ini padanya. Wajar saja, Midun menjadi semakin bersemanga

  • ZAHA REBORN   201. CARA UNTUK MENGALAHKAN 'MEREKA'

    Boom, boom,Dhuaar!Dalam sekejap, Zaha dan Midun sudah bertarung puluhan jurus. Serangan dan kecepatan mereka, tidak bisa diukur dengan mata telanjang. Karena keduanya sudah jauh melampaui level yang bisa diraih oleh manusia biasa.Pertarungan mereka, juga tidak lagi mengedepankan teknik yang tertulis di atas lembaran kertas ilmu beladiri. Di sekitar tempat mereka bertarung, banyak menyisakan lobang yang cukup dalam dan tidak beraturan, yang menunjukkan betapa tinggi intensitas pertarungan keduanya.Saat seperti ini, jurus dan teknik bukan lagi menjadi sesuatu yang penting. Keduanya bergerak dengan kecepatan tinggi dan didominasi oleh naluri bertarung tingkat tinggi yang tidak bisa diukur oleh teknik beladiri manapun.Bagi keduanya, puncak dari ilmu beladiri bukan lagi terletak pada teknik. Tapi pada insting, mental dan kecepatan. Siapa yang memiliki ketiganya akan menjadi penentu akhir kemenangan. Tapi, kerena hasil pertarungan mereka masih berimbang, di mana tidak ada satu pihak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status