Share

BAB 14: MENJADI MANUSIA

Pagi ini entah kenapa mataku masih terlalu malu menatap lukisan Haha yang bertengger anggun di dinding bangunan utama. Senyumnya menyungging angkuh seolah mengejekku karena tak mampu berdiri tegak dihadapannya tiga hari belakangan. Aku menunduk menatap layar ponsel yang menyala di telapakku. Sebenarnya, ada yang ingin kubicarakan.

Dalam bisu, Paman Frank berdehem. Seolah menyuruhku segera berbicara setelah sekian lama berdiri canggung dihadapannya.

"Semalam, Shereen membagikan data-data tentang kasus perdagangan sel telur di Tuvallu padaku. Seperti biasa, gadis itu pantang menyerah." tanganku mengacungkan ponsel menunjukkan beberapa gambar, "Ini adalah foto kondisi terkini dari korban diruang bawah tanah rumah sakit. Seperti yang bisa kalian lihat, kondisi mereka buruk. Rahim membusuk, celana penuh darah, kotoran di sudut ruang dan pena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status