Menceritakan seorang wanita yang tak dianggap sebagai Ratu. Putranya mengkhianatinya, sehingga ia melarikan diri. Ia seringkali hampir diperkosa, dijahati, dan dijadikan seorang pelacur berkali-kali namun tak berhasil. Ia selalu punya banyak cara untuk melarikan diri.
View More"Permisi, Apakah kamu tahu jalan ke arah kota,"
"Di sana," kata lelaki hidung belang dengan mata melotot menatap lama Angel.
Tanpa menghiraukan sikapnya Angel terus berjalan meninggalkan lelaki tadi.
"Mau ke mana. Tunggu dulu sebentar," katanya tak mau hilang kesempatan sosok wanita cantik barusan.
"Mau Aku antar," ucapnya lagi.
Sang Ratu yang memiliki sifat ramah ini terbujuk ucapan lelaki hidung belang itu. Memang sosok berdarah biru dan bermata jelita ini biasanya gampang akrab kepada semua orang ketika masih berada di Istana Guardians waktu itu, karena perkembangan zaman yang moderen statusnya keluarga dan dirinya yang dikenal sebagai Ratu Guardians sirna tak berbekas.
"Kita mau ke mana tuan," tanya Angel dengan memanggil sapaan akrab di sana.
"Ikut saja Nona. Pasti aku akan antarkan ke tempat tujuan yang kamu minta," balas lelaki hidung belang tadi.
"Tapi aku belum menyebutkan tempat yang mau kita tuju, kok kamu bawa aku ke tempat sunyi seperti ini," tanyanya dengan heran.
"Ikut saja dulu nona," responsnya cepat tak sadar Sang Ratu curiga.
"Turunkan aku di sini saja Tuan," katanya.
Tanpa menghiraukan, lelaki itu membawanya makin melaju dengan kecepatan tinggi. Pasal jalan yang ia lewati merupakan aspal mulus di kanan dan kirinya di situ hutan, sesekali mendapati rumah-rumah warga di sana.
Dengan menarik baju lelaki hidung belang, yang sudah gak jelas membawanya ke mana. Sang Ratu Guardians berontak, dengan mengangkat gaun di kakinya, ia menarik kuat tangan kanan lelaki tersebut. Alhasil mereka berdua terjatuh dan luka- luka.
Badan Sang Ratu lecet, kakinya terbentur batu besar di situ hingga berdarah lumayan koyak menganga.
Sementara lelaki hidung belang itu tampak pingsan karena langsung menghantam aspal dan menubruk tembok rumah kosong.
Sang Ratu Guardian langsung berdiri bergegas melarikan diri dari tempat itu. Berjalan pincang tertatih-tatih ia berteriak meminta tolong.
"Tolong...,tolong..., aku," kata Angel.
Hampir berjalan sudah 10 meter, tak juga menemui orang yang dapat diminta pertolongan. Tak selang beberapa lama terdengar keras suara Si lelaki hidung belang itu.
"Aduh...,tanganku patah, wanita bangsat," tak sadar kalau Angel sudah pergi dari tempat di mana mereka terjatuh.
Mendengar suaranya Angel berondok ke semak-semak sambil menahan rasa sakitnya yang tak karu-karuan. Ia memejamkan sambil memegang kaki kanannya yang koyak menganga tadi. Ia coba merobek gaunnya untuk membalut lukanya itu.
Suara sepeda motor berbunyi,"Greenggg..., greenggggg, greengg."
Angel semakin jantungan khawatir persembunyian ditemukan oleh lelaki hidung belang.
Lelaki hidung belang itu memaksakan keadaannya, padahal tangannya patah pelipisnya pecah berlumuran darah. Namun nafsu bejatnya menguasainya untuk menyetubuhinya,
"Jangan sebut nama Aku Paman Brewok, kalau tak bisa mendapat si Cantik bermata jelita," katanya dengan percaya diri yang biasa menaklukkan wanita di pasar dengan melampiaskan nafsu bejatnya.
Sepeda motor itu sela beberapa menit berjalan pelan-pelan, sedikit mengalami kerusakan pada lampu depannya dan rem tangannya blong.
Sang Ratu berkata-kata di dalam hati, sambil berharap agar keberadaannya tidak ditemukan si lelaki hidung belang bejat itu.
Satu matanya mengeten dari kumpulan lembar daun yang membentuk lingkaran, sehingga ia leluasa melihat apa yang di depannya. Dengan perasaan takut yang berlebihan dan dan rasa luka yang bertambah-tambah, Sang Ratu berharap selamat dari niat bejatnya.
BERSAMBUNG
Hari-hari terakhir itu dipenuhi hujan gerimis. Hari berkabung itu penuh ratusan orang mengikuti pemakaman Raja Guardians (Lomon). Semua hadirin tertunduk saat pemakaman sedang berlangsung.Ratu berlutut di tanah merangkai kata perpisahan terakhir kalinya,"Engkaulah putraku yang tampan, jiwamu akan tetap dihati. Ibu tak ingin mengingat duri yang menancap di hati. Hari ini telah kusebarkan mawar, kutitip doa. Semoga engkau ditempatkan di tempat yang paling baik di sana kelak.Dino dan Jennita terus menanti sabar, tak iba melihat Ratu. Keduanya mendekati Ratu yang berada di depan makam Lomon anaknya.Ratu melirik nama yang tertancap di situ. "Sendiri ku di sini. Kini Ibu menjalani tanpa mu nak. Aku akan berjanji terus mengunjungi makam kamu, Di sini aku akan berbagi keluh kesah. Di sini bagi ku adalah bintang saat malam hening penuh gundah." "Ibu pergi nak, Ibu akan kembali kemari,"Saat itu, keduanya memeluk ratu, penuh kehangatan. Semua penuh tangis yang mendalam. "Perintahkan semuany
3 hari sudah berlalu, Lomon tak kunjung siuman. Dirinya semakin terpuruk, bahkan sekarat tak bangun. Kini ia menghadapi masa kritis."Apa kau sudah memanggil dokter? Apa anak ku masih bisa sembuh.""Dokter sedang menangani Tuan Lomon Nyonya. Dokter telah memeriksa di kamar istirahat tuan. Lalu bagaimana keadaannya?"Penjaga itu menggeleng-gelengkan kepalanya seakan memberikan isyarat kepada Ratu.Spontan mata Ratu Angel berkaca-kaca. Hatinya ingin memaksa penjaga mengatakan apa yang ia suka. Namun apalah daya, ratu tak dapat berbuat apa-apa.Ia sedikit bingung dan panik, Sebentar-sebentar kakinya melangkah maju, sebentar-sebentar ia mengurungkan kembali. "Sabar nyonya." ucap Jennita tiba-tiba datang memeluk Ratu dengan hangat."Kita tahu (Jennita), apa yang Ratu rasakan saat ini," "Terima kasih telah hadir bersama ku. Kau selalu begitu,"Tak lama, keduanya spontan terkejut. "Tuhan pasti tahu apa yang terbaik untuk kita," kata Dino memegang bahu kanan Ratu dan bahu kiri Jennita.Mend
Lanjutan"Tahukah kau, mungkin dengan air mata ini aku bisa menghapus semua luka-luka orang yang ku sakiti. Aku selalu hidup dengan kemewahan. Bahkan kepuasan ku terobati karena adalah seorang raja. Aku tak mengira aku bisa jadi seperti ini. Tapi semua sudah terlambat. Kini aku akan menebusnya," ujar Lomon yang terus mengeluarkan air matanya hingga mengering dengan sendirinya. "Aaaaa....," Dino berteriak."Diam kau... Tak bisakah kau cecurut Guardians." ucap penjaga yang dari arah luar.Penjaga itu masuk ke dalam, meribak sekujur tubuhnya. Di saat itu juga Lomon dengan matanya yang tertutup hanya bisa mendengar situasi yang terjadi pada Dino."Sekali lagi kau berteriak, aku akan mengakhiri nyawamu,"Dino lelah dan kesakitan. Tubuhnya dipenuhi memar dan luka. Tak lama penjaga itu pergi meninggalkannya.Dino merasa tak berarti. Ia merasa lemah di saat itu. Dia mencoba berusaha sekuat tenaga melepaskan jerat ikatan di tangannya. Di bilik depan, saat yang bersamaan Lomon merasa ada se
Lomon menoleh ke belakang ...Lomon terjatuh tak berdaya, namun ia lega meski tak mampu ke titik akhir. Lomon agak sedikit bangga atas apa yang diperbuatnya dulu. "Oh..., kasihannya sang Raja Agung Guardians," kata pasukan pakaian yang berbeda dengan mengangkat kepala Lomon. Saat itu pasukan memegang dagunya dengan 3 jarinya mengahadap ke langit. "Apa kau menyesal tuan muda?" kata orang itu dengan tangan masih di dagunya. "Bukan urusanmu," "Sebentar lagi aku akan menikmati apa yang kau milikku. Guardians akan ditangan-ku. Hahaha,""Kau sangat naif, ibuku akan melakukan sesuatu. Lihat saja, sesuatu akan terjadi," "Oh iya... Pangerang kecil Guardians ternyata menyebut-nyebut ibunya yang sudah diusirnya. Hahaha..., sandiwara apa lagi ini," "Apa Pangeran Kecil Guardians sadar atas apa yang dibuatnya. Hahaha." Ledek mereka. "Apa yang terjadi dengan dirimu, Pangerang Kecil Guardians?" "Kau kerasukan apa?" Ledek mereka lagi."Apa kau tahu Pangerang Kecil Guardians. Kau adalah kami.
Lomon tak pikir panjang, ia tak memperhatikan apakah ada melihatnya atau tidak.Selang beberapa menit kemudian, ia melihat ke kanan-ke kiri. Syukur tak ada yang melihatnya saat itu."Aku pasti memenuhi permintaan ibu," ujar Lomon dalam hati.Lomon mencari tempat yang lebih aman hingga menunggu waktu malam untuk menyelmatkan semua orang di situ.Sesekali pikiran rasa bersalah itu hadir seakan menyiksa dirinya. Ia menangis dan bersandar di pohon dimana ia bersembunyi.Ketika di sana mendengar suara teriakan, tapi kali ini berbeda, ia merasa mengenal suara itu. "Dinoooo...," ucapnya spontan dengan nada panjangLomon tak berlama-lama ia berjalan penuh keheningan, ia mencoba memikirkan sesuatu bagaimana mengelurakan semua tahanan di sana.Ia sengaja kembali ke tempat tadi untuk bisa lebih jeli lagi di mana samua tahanan tersebut.Tapi sesuatu yang tak mengenakkan, karena dirinya belum mandi semua nyamuk-nyamuk hutan bersarang di tubuhnya."Haus...,haus.., tolong tuan," kata seseorang di sa
LanjutanLomon melanjutkan perjalanannya kembali ke istana, tanpa pamit ke Ratu. Dia sangat terpukul setelah bertemu sang pembantu dapur istana sebelum ia menjadi Raja. Ia terus mengingat kesalahan-kesalahannya. Lomon berniat menempuh jalan yang tidak biasa. Firasatnya mungkin saja ada tanda sesuatu yang akan ditemui nanti.Pohon demi pohon ia lalu, jalan bebatuan sedikit usang sekilas tampak, karena laju kencangnya kudanya.Ia selalu berharap inilah detik di mana ia harus membayar atas apa yang telah dilakukannya.Seketika terdengar jeritan suara orang-orang dewasa dan anak-anak kecil yang menangis. Detik itu juga Lomon spontan menarik tali kekang kudanya. Ia berhenti dan langsung melompat untuk mencari tempat bersembunyi agar tak kelihatan."Ampun tuan..., ampun," terdengar lagi suara itu olehnya di tengah sana.Lomon makin penasaran, ia pelan-pelan maju mendekati mengijinjak daun-daun kering yang berserakan.Matanya tak lepas dari kewaspadaan, kaki kakinya tak sedikit melangkah b
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments