Share

3. Selfish

Author: Dijeonie
last update Last Updated: 2020-11-02 07:27:28

Ailee menatap Zuco dalam diam. Jujur saja, ia merasa takut berada satu mobil dengan pria itu. Bagaimanapun, Zuco masih orang asing baginya. Ia tidak tahu hal apa saja yang bisa Zuco lakukan kepadanya. Belum lagi luka lebam pada tangan Zuco akibat memukul dinding tadi, kejadian itu saja masih membuat Ailee kaget dan tak percaya dengan tindakan Zuco yang menurutnya sedikit gila.

"Kamu kenapa?" Pertanyaan itu membuat Ailee tersadar dan mengalihkan tatapannya dari Zuco.

Ailee menggelengkan kepalanya. "Gak pa-pa. Emh, di depan belok kanan..."

Zuco merespon dengan sebuah senyuman yang malah membuat Ailee ngeri melihatnya. Senyuman tipis di wajah dingin masih terlalu jarang untuk Ailee temui.

"Zuco, kamu sekolah di Phiresa high school?"

Zuco melirik Ailee sekilas dan kemudian mengangguk sebagai jawaban. "Iya, sekolahnya ada campur tangan Kakek aku, sekolahnya juga bagus kan?"

"Merendah untuk meroket, hm? Ya baguslah, tapi sekolah kita musuhan loh." Ucap Ailee yang kemudian penasaran dengan respon yang akan Zuco tunjukan.

"Sekolah bisa musuhan? Sekolah kan bangunan."

Ailee memutar bola mata sebal. "Sekolah bagus gak menjamin otak jenius." Gumamnya.

Tubuh Ailee menegang ketika Zuco dengan tiba-tiba saja menggenggam lengan kanannya. Hangat dan erat. Itu membuat Ailee malah terdiam menatap Zuco dari samping.

"Kamu pindah ke sekolah aku, yah!" Ucap Zuco.

"Mahal." Sahut Ailee.

"Gak pa-pa, kamu tinggal urus surat-suratnya aja. Sisanya biar aku yang atur." Balas Zuco tanpa beban.

Ailee takjub mendengar hal itu, ia semakin percaya dengan apa yang Nayma katakan tentang Zulleon Corner putra pebisnis internasional ini.

Ailee melepaskan lengannya dari genggaman Zuco dengan sedikit paksaan karena Zuco sedikit menahan.

"Gak mau, gak usah." Tolak Ailee.

"Kalau gitu, aku aja yang pindah ke sekolah kamu. Ide bagus kan?"

Ailee memutar bola mata sebal. "Kayaknya gak perlu deh, tanggung. Bentar lagi juga lulus, ngomong-ngomong, kamu kelas berapa?" Tanyanya.

"3," jawab Zuco.

Ailee mengangguk-anggukan kepalanya pelan dan mengernyit heran. Kemudian ia menatap Zuco dengan penuh selidik.

"Kok kamu tahu rumah aku, aku kan belum nyuruh kamu berhenti. Tahu dari mana? Dan tadi, kamu juga tahu aku sekolah di mana. Kamu, kamu gak ada niat jelek, kan?" Ailee langsung mencecar Zuco dengan beberapa pertanyaan yang malah di respon dengan sebuah kekehan kecil.

Zuco mengacak rambut Ailee dengan gemas. "So cute."

"Eits! Gak ada cute-cute! Tahu dari mana? Kamu mata-matain aku? Heuh?" Ailee semakin menjauhkan tubuhnya dari Zuco.

Zuco tertawa melihat ekspresi khawatir sekaligus takut yang Ailee tunjukan.

"Kamu pacar aku, udah seharusnya aku tahu tentang kamu. Kamu anak pertama, punya adik perempuan kelas 6 SD. Mamah kamu karyawan di sebuah pabrik. Kamu lahir tanggal 22 November 2000. Makanan kesukaan kamu martabak telur. Warna favorit kamu ungu. Kamu kelas 2 SMA dan kamu gak bisa berenang."

Ailee menatap Zuco dengan tatapan tak percaya. Pria itu benar-benar di luar dugaannya.

"Yaang, come on... Gak usah takut kayak gitu, aku pacar kam--"

Ailee mengangkat tangannya dan meminta Zuco untuk diam. Kemudian ia menegakkan posisi duduknya dan menatap Zuco dengan serius.

"Aku bukan pacar kamu, Zuco. Kita gak pacaran. Orang gak bisa pacaran cuma karena kamu bilang 'you are mine' enggak gitu."

Ekspresi Zuco seketika berubah menjadi datar kemudian membuang pandangan ke arah lain.

"Pacaran itu melibatkan perasaan dan aku gak punya rasa apapun buat kamu," lanjut Ailee.

Zuco menundukkan kepalanya di atas setir. "Semalam kamu nyelamatin aku, kamu meluk aku. Tadi pun, kamu ngelus tangan aku dan mau ngobatin tangan aku. Itu berarti kamu sayang sama aku."

Ailee mengusap wajahnya frustasi.

"Zuco, aku nolongin kamu sebagai bentuk kemanusiaan. Bukan karena aku sayang."

Zuco langsung menatap Ailee tak suka. "Kalau gitu kamu gak usah nolongin aku lagi."

Ailee mengernyit heran. "Maksud kamu?"

Zuco membuka laci mobilnya dan meraih sebuah benda yang berhasil membuat kedua mata Ailee membulat dengan sempurna.

"Kamu mau ngapain sama cutter itu?" Tanya Ailee yang mulai khawatir memikirkan hal yang akan Zuco lakukan.

Zuco tersenyum hambar seraya mengarahkan cutter itu ke arah telapak tangan kirinya.

Sret...

Satu sayatan kecil berhasil mengeluarkan darah segar dari telapak tangan lembut yang tadi sempat menggenggam erat lengan Ailee.

Ailee masih bergeming menatap Zuco yang seakan tidak merasakan sakit akibat luka sayatan itu.

"Itu hanya sayatan kecil. Jangan terkecoh jangan panik," Pikir Ailee.

Zuco melirik Ailee sekilas, kemudian ia mengarahkan cutter itu pada pergelangan tangannya.

Zuco tersenyum menatap Ailee yang terlihat mulai gelisah dengan terus menatap cutter yang kini menempel di pergelangan tangan Zuco, namun belum memberikan sayatan apa pun.

"Aku--"

"No... Jangan, Zuco jangan..." Ucap Ailee dengan lembut seraya mengambil alih cutter yang hampir saja menimbulkan luka sayatan yang entah akan sedalam apa jika Ailee tidak langsung menghentikannya.

Zuco hanya diam saat Ailee mengambil cutter dari tangannya dan menatap Ailee dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Seenggaknya jangan di depan aku. Aku gak mau jadi alasan seseorang nyakitin dirinya sendiri." Ucap Ailee seraya mengeluarkan tissue dari dalam tasnya.

Ailee meraih lengan kiri Zuco dan dengan perlahan ia mulai membersihkan darah yang keluar sedikit demi sedikit dari telapak tangannya. Untung saja tidak terjadi juga pada pergelangan tangannya.

Zuco tersenyum dan mengusap kepala Ailee dengan tangan lainnya. "Jadi pacar aku yah?"

"Jangan lakuin hal gila kayak gini lagi, aku gak mau punya pacar kayak gini." Ucap Ailee yang secara tidak langsung menerima permintaan Zuco.

Zuco mengangguk dengan semangat. "Aku janji."

"Ayo, aku obatin lukanya di rumah," dengan hati yang senang, Zuco langsung memarkirkan mobilnya di halaman rumah Ailee yang tidak terlalu luas itu.

Ailee membuka pintu mobil, namun Zuco menahan lengannya ketika ia akan keluar.

"Apa lagi?" Tanya Ailee dengan malas. "Cepetan, katanya mau di obatin." Kesalnya.

Zuco tersenyum dan, "jangan deket sama cowok lain, nanti aku cemburu."

"Cemburu? Hah? Bahkan kamu baru kenal aku semalam, tapi kamu--"

"Kamu tinggal nurut aja, simple yaang." Potong Zuco yang kemudian melepaskan tangannya dari Ailee dan keluar dari dalam mobil.

Ailee benar-benar tak habis pikir dengan apa yang terjadi pada sistem kerja otak pria yang di selamatkanya ini.

Ia menatap Zuco yang kini sudah berdiri di samping pintu rumahnya dengan ekspresi yang terlihat sangat bersemangat. Sedangkan dirinya masih berdiri di samping mobil pria yang kini menyandang status sebagai kekasihnya.

"Yaang, ayo cepetan... Tangan kiri aku udah perih!" Serunya yang membuat Ailee tersadar dari lamunannya. Ia pun berjalan seraya mengeluarkan kunci rumahnya.

Zuco tampak sangat senang, terlihat dari senyumannya yang masih setia menghiasi wajah tampannya.

"Kenapa rumah kamu di kunci, Mamah kamu mana?" Tanya Zuco saat Ailee berhasil membuka kunci rumahnya.

Ailee mendorong tubuh Zuco agar masuk terlebih dahulu.

"Mamah aku kerja shift siang, pulangnya nanti malam." Jawab Ailee.

"Kamu duduk dulu, aku bawa dulu iodin sama plesternya." Tambahnya.

Zuco pun mendudukkan tubuhnya di salah satu tempat duduk.

"Yaang, aku haus!" Seru Zuco sedikit berteriak pada Ailee yang berada di dapur sana.

Dan tak lama kemudian, Ailee datang dengan segelas orange jus, satu toples kue kering dan kotak P3K yang ia bawa menggunakan nampan.

"Makasih yaa--"

"Bisa manggil nama aja gak?"

"Emangnya kenapa? Aku kan pacar kamu, aku sayang sa--"

"Terserah deh." Potong Ailee yang sudah lelah mendebat lelaki di hadapannya ini. Sudah terlalu banyak omong kosong yang ia dengar.

Kemudian Ailee duduk di samping kiri Zuco. Tanpa diminta, Zuco memberikan lengan kirinya untuk di obati.

Ailee memutar bola mata sebal. Dan ia pun mulai membersihkan darah kering di sekitar luka sayatan dengan tisu basah, kemudian ia berikan obat merah dan terakhir, ia tempelkan sebuah plester untuk menutupi lukanya.

"Adek kamu ke mana?"

"Dia ada les, bentar lagi kan kelas 6 ujian." Jawab Ailee seraya menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi dan menatap punggung Zuco dari sana.

Ia terdiam. Ia memikirkan hubungan asmaranya ini. Otaknya benar-benar buntu saat menyetujui permintaan Zuco hanya untuk menghentikan tindakan mind blowing kekasihnya itu.

Ailee memejamkan matanya untuk beberapa saat dan,

DEGH.

Tiba-tiba saja wajah Zuco berada tepat di depan wajahnya saat Ailee membuka matanya.

"Kamu harus terbiasa di deket aku. Kamu akan terbiasa. Lambat laun jatuh cinta. Dan kita akan bahagia." Ucap Zuco.

Chu~~

Zuco mencium bibir Ailee sekilas. Itu sangat tiba-tiba, membuat Ailee terdiam dengan tatapan terkejutnya.

"First kiss, hem?"

Ailee gugup, ia langsung menegakan tubuhnya dan mendorong dada Zuco agar sedikit menjauh dari dirinya. Jarak dan tatapan yang Zuco berikan tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Eh iya, kamu jangan terlalu deket sama temen kamu yang naik sepeda tadi, okay?"

Ailee menatap Zuco tak mengerti. "Kenapa?"

"Cuma aku yang boleh deket sama kamu." Jawaban itu merupakan jawaban terbodoh yang pernah Ailee dengar.

"Gak bisa gitu dong, Angga sahabat aku dari SMP. Lah kamu? Ketemu baru sekali udah sok ngatur, aku gak suka yah." Ujar Ailee.

Zuco mengangkat bahu tak peduli.

"Pokoknya aku gak suka kalau kamu terlalu deket sama dia,"

Ailee mengusap rambutnya kebelakang dan menghembuskan nafas kasar. "Ya tuhan..." Gumamnya.

TBC___

Vomment ya gaes...

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
tuan muda emang suka seenaknya aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   Extra part(3) Newlyweds

    Ailee menggeliat pelan. Seluruh tubuhnya terasa berat, dan saat mencoba sedikit bergerak, rasa ngilu-ngilu samar di bagian bawahnya membuatnya mengerutkan dahi. Ia menghela napas, mengumpulkan nyawa dan tenaga untuk menghadapi hari setelah digempur semalaman. Semalam… Pipinya langsung memanas saat ingatan itu muncul di kepalanya. Perlahan, Ailee membuka mata dan mendapati tempat di sebelahnya kosong. "Oh? Jam berapa sekarang?" Gumamnya pelan. Matanya kemudian bergerak, memindai sekitar untuk mencari keberadaan pelaku yang membuatnya tak berdaya. Lalu di sofa dekat jendela, di sana, Zuco terluhat duduk dengan santai, mengenakan kaos polo berwarna midnight blue yang membuat warna kulitnya semakin cerah saja. Rambutnya masih sedikit basah, sepertinya baru selesai mandi. Namun, wajahnya terlihat serius, fokus menatap layar iPad yang ia pegang. "Sejak kapan dia jadi makin ganteng dan manly gini?" Pikir Ailee, "Whatever, yang penting adalah dia suami aku. He's mine. That handsome face

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   Extra Part(2) Malam yang Panas

    Pesta pernikahan dari putra bungsu keluarga Corner diselenggarakan dengan sangat mewah. Dekorasi bunga putih dari berbagai jenis bunga asli menghiasi setiap sudut ballroom Crystal Palace, memberikan suasana romantis, elegan dan mewah sesuai tema yang memang Ailee putuskan bersama Zuco.Para tamu terlihat menikmati semua rentetan acara yang meriah dan khidmat dengan alunan musik lembut yang mengisi latar. Suara gelak tawa, dentingan gelas dan ucapan selamat yang terus Ailee dan Zuco terima diseiring perayaan pernikahan."Pah, Bu, kami ke meja yang lain dulu. Temen-temen duduk di meja sana," ucap Zuco, izin memisahkan diri.Jhonatan mengangguk, "Sure, ini pesta kalian, do as you wish, nak."Ailee menggenggam tangan suaminya, lalu berjalan beriringan. Ia masih sedikit tak percaya bahwa hari bahagia mereka akhirnya tiba. Gaun putih yang anggun berkilau, dan cincin di jarinya terasa seperti mimpi. Tapi genggaman hangat dan senyuman yang Zuco berikan membuatnya sadar bahwa ini semua adalah

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   Extra Part(1) Rencana Pernikahan

    "Zuco gak jadi dateng? What is that mean?" Suara itu mengalihkan bunda Mika, Ibunya Ailee dan Tuan besar Jhonatan, calon Ayah mertua Ailee yang tampak sedang kebingungan. Mereka berdua langsung menghadap ke arah Ailee yang sedang memeluk toga juga ijazah tanda bahwa dia sudah menjadi sarjana untuk Sastra inggris, S.S., Ing. "Bunda, ada apa? Kalian ngobrolin apa? Pah, ini beneran Zuco gak bakalan dateng? Acara wisudanya udah selesai, aku kira dia telat tapi... Dia gak dateng?" Tanya Ailee memastikan dengan suara yang bergetar, ia merasa kecewa. Ailee menunduk, menatap cincin yang tersemat dijari manisnya. Rasa bahagia yang memenuhi hatinya perlahan memudar, tergulung rasa rindu yang tidak jadi tersalurkan. Dengan gontai dia berjalan ke bangku taman, lalu duduk dengan tatapan sendu. "Lee, jangan cemberut gitu dong, ini kan hari wisuda kamu. Kamu harusnya bahagia, lihat yang lain. Semuanya foto-foto, ayo kita ambil foto bareng!" Ajak Bunda Mika berusaha menghibur sang putri. Jhonat

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   Sequel!!

    Zuco's BorderlineDeskripsi:S E Q U E L dari Zuco's Obsession💫_________________________________________Zuco menatap Ailee dengan tersenyum manis."Kuliah, pulang. Dan... Jauhin cowok tadi. Okay?""Zuco, aku gak--""Jangan aneh-aneh. Nurut aja."Ailee terlalu bahagia, sampai dirinya lupa bahwa pernikahan adalah awal. Dengan ekspektasi yang tinggi tentang kebahagiaan, mereka berdua harus berjuang untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan serta meminimalisir perdebatan.*****Di Wattpad yah... Sudah update sejak kemarin. Malam ini update lagi yeaay!!Jangan lupa tinggalkan jejak di sana. Share ke temen-temen. Dan jangan lupa juga mampir ke cerita Didit.Judul: Ice CreamKisah si manja nan keras kepala Aruna bersama kekasihnya yang cold.Seru kok, gak perc

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   56. Long Distance Relationship (The Ending)

    Ekspresi wajah Zuco terlihat sangat jelas menunjukkan kesedihan. Bahkan bukan hanya itu, ada rasa takut serta khawatir yang sedang dirinya rasakan. Dari posisi duduk, berdiri hingga mondar mandir sudah dirinya lakukan untuk mengurangi rasa cemas.Bagaimana tidak, setengah jam lagi pesawatnya akan berangkat dan sampai saat ini Ailee belum juga menunjukkan keberadaannya."Dek, sabar dong. Duduk dulu, mungkin jalanan macet." Ucap Jhonatan.Zuco melirik jam di tangannya. "Ailee bilang dia bakalan nyusul, tapi kok gak dateng.""Belum, Zuco. Bukan gak dateng." Sebagai seorang Ayah, Jhonatan terus berusaha menenangkannya sedari tadi.Zuco menggigit bibir bawahnya. "Is she okay? Gak terjadi apa-apa kan sama Ailee?" Tanyanya pada Jhonatan."Enggak, nak.""Tapi aku telpon gak di angkat, chat juga gak dibaca Pah. Aku khawatir," ucapnya gelisah.Zuco kembali me

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   55. Proud to have you

    Zuco terlihat merebahkan diri di sofa ruang keluarga dengan TV yang hanya dinyalakan untuk menemani dirinya saja. Rumahnya terlalu besar untuk ditinggali 2 orang dan beberapa asisten rumah tangga yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.Hari ini Zuco menyelesaikan Ujian Nasional pertamanya, dengan Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran pembuka.Zuco tampak menatap langit-langit rumahnya yang tinggi dengan memeluk bantal sofa."Zuco..."Mata Zuco membulat sempurna. "Ailee..." Gumamnya seraya bangun dari posisi rebahannya.Zuco tersenyum senang ketika melihat Ailee tersenyum ke arahnya. Kemudian duduk di dekatnya."Dih nyengir," ucap Ailee.Zuco menggigit bibir bawahnya. Kemudian tertunduk."Kenapa? Gak seneng yah aku ke sini? Ganggu yah?"Zuco menggelengkan kepalanya. "I miss you..."&

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   54. Kondangan

    Malam ini, Ailee memutuskan untuk menginap, menemani Zuco. Dengan sedikit paksaan dan rayuan, akhirnya Ailee mau menemani Zuco yang sendirian. Karena Jhonatan masih berada di luar negeri untuk satu minggu ke depan.Mereka berdua terlihat sibuk sendiri, Ailee yang mengerjakan tugas di atas karpet karena mejanya lebih rendah dari sofa dan Zuco tampak bermain game di sofa belakang Ailee.Lalu, Dhara? Ailee sudah mengeceknya. Gadis itu pergi. Entah kemana. Karena rasa malu telah berkata dengan keras, mengingatkan Zuco bahwa pria itu terlahir dari rahim istri kedua. Ailee berharap, Dhara tidak akan pernah menunjukkan wajahnya lagi."Aarghh, anjing kalah." Umpat Zuco.Ailee yang duduk di dekatnya terkejut. "Eoh? Kasar banget." Kagetnya.Zuco memukul mulutnya sendiri pelan. "Sorry sorry.""Sorry mulutmu. Udahlah, jangan main game dulu, berisik tahu. Aku lagi ngerjain tugas." Ujar

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   53. Love each Other

    Jangan lupa untuk komentar😘 dan review yah sayaangnya Zuco sekalian. BTW, kayaknya Didit bakalan bikin sequel Zuco kalau tamat. Bodo amat Didit bakalan tetep bikin:v Gak bakalan di posting di sini yah.Find me on: Ig @ditanyxoul.*****Saat ini, Ailee dan Zuco sedang duduk berdua, menonton TV dikediaman corner dengan ditemani oleh ramyeon instan yang sebelumnya mereka beli di perjalanan. Awalnya Zuco akan menemani Ailee di dirumahnya, namun ternyata ia berubah pikiran dan memutuskan untuk mengajak Ailee ke rumahnya saja."Punya kamu pedes gak sih?" Tanya Zuco.Ailee menatapnya dan langsung memasang ekspresi tak percaya, tangannya terulur untuk mengusap rambut Zuco ke arah belakang."Keringetan banget, kalau pedes gak usah dilanjutin. Bibir kamu udah merah gitu," ucap Ailee.Zuco menyimpan cup mie di atas meja. Kemudian meraih susu kedelai miliknya.

  • Zuco's Obsession (Indonesia)   52. Tanpa Izin

    Sesuai dengan apa yang Ailee inginkan, dua hari setelah kemarin, ia memutuskan untuk pulang dan menjalani perawat di rumah saja. Ailee sudah mempertimbangkan segalanya, ia tidak ingin membuat Ibunya, Zuco dan Sara juga Nayma kerepotan karena dengan baik hatinya mereka bergantian menemani Ailee. Walau Ailee telah mengatakan, bahwa suster dan Dokter ada disekitarnya.Pagi ini Ailee sudah bersiap untuk berangkat sekolah dengan bantuan tongkat. Akan sangat merepotkan jika ia menggunakan kursi roda.Apa Zuco mengetahuinya? Tentu saja, tidak. Zuco masih belum setuju jika Ailee berangkat sekolah. Tapi hari ini Ailee akan keras kepala, ia sudah terlalu banyak ketinggalan materi. Sepintar apapun dia, tetap akan kesulitan jika harus mengejar banyak pelajaran.Ibunya sudah pergi 15 menit yang lalu, bersama dengan Kiran. Kini Ailee terlihat sedang mengunci pintu, kemudian berlalu untuk mencari Angkot. Akan sangat boros jika ia menggunakan taksi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status