Ekspresi wajah Zuco terlihat sangat jelas menunjukkan kesedihan. Bahkan bukan hanya itu, ada rasa takut serta khawatir yang sedang dirinya rasakan. Dari posisi duduk, berdiri hingga mondar mandir sudah dirinya lakukan untuk mengurangi rasa cemas.
Bagaimana tidak, setengah jam lagi pesawatnya akan berangkat dan sampai saat ini Ailee belum juga menunjukkan keberadaannya.
"Dek, sabar dong. Duduk dulu, mungkin jalanan macet." Ucap Jhonatan.
Zuco melirik jam di tangannya. "Ailee bilang dia bakalan nyusul, tapi kok gak dateng."
"Belum, Zuco. Bukan gak dateng." Sebagai seorang Ayah, Jhonatan terus berusaha menenangkannya sedari tadi.
Zuco menggigit bibir bawahnya. "Is she okay? Gak terjadi apa-apa kan sama Ailee?" Tanyanya pada Jhonatan.
"Enggak, nak."
"Tapi aku telpon gak di angkat, chat juga gak dibaca Pah. Aku khawatir," ucapnya gelisah.
Zuco kembali me
Zuco's BorderlineDeskripsi:S E Q U E L dari Zuco's Obsession💫_________________________________________Zuco menatap Ailee dengan tersenyum manis."Kuliah, pulang. Dan... Jauhin cowok tadi. Okay?""Zuco, aku gak--""Jangan aneh-aneh. Nurut aja."Ailee terlalu bahagia, sampai dirinya lupa bahwa pernikahan adalah awal. Dengan ekspektasi yang tinggi tentang kebahagiaan, mereka berdua harus berjuang untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan serta meminimalisir perdebatan.*****Di Wattpad yah... Sudah update sejak kemarin. Malam ini update lagi yeaay!!Jangan lupa tinggalkan jejak di sana. Share ke temen-temen. Dan jangan lupa juga mampir ke cerita Didit.Judul: Ice CreamKisah si manja nan keras kepala Aruna bersama kekasihnya yang cold.Seru kok, gak perc
Gelapnya malam tak berhasil membuat seorang pria yang tengah berdiri di tepi jembatan itu takut. Dengan pakaian hangat berwarna hitam yang di padukan celana tidur berwarna abu-abu, pria itu terlihat menatap ke arah bawah jembatan dengan tatapan kosong. Lingkar mata di sekitar matanya menandakan dengan sangat jelas bahwa pria itu sudah terlalu lama terjaga.Dia Zuco, Zulleon Corner. Putra tunggal dari pebisnis ternama yang baru satu bulan lalu kehilangan sang Ibunda."Thank you for every pain that you gave to me, Life!" Gumamnya menggeram tertahan.Pria itu mengangkat kaki kanannya ke atas pembatas. Namun tiba-tiba saja seseorang menariknya dengan kencang sebelum kaki kirinya ikut naik ke atas pembatas jembatan.BRUGH!"Aduh..." Suara ringisan terdengar nyaring di saat tubuh Zuco menindih tubuh seorang gadis yang berlari hanya untuk menarik tubuh
Kejadian semalam membuat Ailee pulang larut malam yang berimbas pada jam tidurnya. Tapi ia harus tetap bersekolah dan mengikuti jam pelajaran sebaik mungkin walau rasa kantuk sesekali membuatnya menguap dan kehilangan fokus.Seperti saat ini, ia terlihat menahan kelopak matanya agar terbuka sempurna dan mencatat materi secepat mungkin."Aissh sialan, ngantuk banget..." Geramnya seraya meneguk bekal air minumnya.Nayma menatap teman sebangkunya itu dengan aneh. "Lo kenapa sih? Dari tadi berisik mulu, ngedumeeeel teruuus..."Ailee menghentikan kegiatan mencatatnya dan menopang dagu. "Ngantuk..." Rengeknya."Lo tidur jam berapa? Biasanya juga jam sepuluh udah ke Amerika," tanya Nayma."Jam 3, terus bangun jam 5. Pengen nangis woy, ngantuk banget sumpah!" Jawab Ailee yang membuat Nayma menatapnya tak percaya."Kok bisa?"Ailee menyand
Ailee menatap Zuco dalam diam. Jujur saja, ia merasa takut berada satu mobil dengan pria itu. Bagaimanapun, Zuco masih orang asing baginya. Ia tidak tahu hal apa saja yang bisa Zuco lakukan kepadanya. Belum lagi luka lebam pada tangan Zuco akibat memukul dinding tadi, kejadian itu saja masih membuat Ailee kaget dan tak percaya dengan tindakan Zuco yang menurutnya sedikit gila."Kamu kenapa?" Pertanyaan itu membuat Ailee tersadar dan mengalihkan tatapannya dari Zuco.Ailee menggelengkan kepalanya. "Gak pa-pa. Emh, di depan belok kanan..."Zuco merespon dengan sebuah senyuman yang malah membuat Ailee ngeri melihatnya. Senyuman tipis di wajah dingin masih terlalu jarang untuk Ailee temui."Zuco, kamu sekolah di Phiresa high school?"Zuco melirik Ailee sekilas dan kemudian mengangguk sebagai jawaban. "Iya, sekolahnya ada campur tangan Kakek aku, sekolahnya juga bagus kan?"
Banyak sekali hal yang membuat Ailee lebih banyak diam selama menemani adiknya makan malam.Kepalanya mulai di penuhi satu nama, yaitu Zuco. Ia bahkan kehilangan nafsu makan malamnya hanya karena pria itu. Pria yang bari saja menelponnya dan bercerita mengenai kejadian apa saja yang dirinya alami di sekolah, sedangkan Ailee hanya menjawab seperlunya saja.Fyuuuh....Kiran, adik kecilnya langsung menatap Ailee dengan kening berkerut."Kak, ada apa?" Tanyanya dan Ailee tidak menyadari hal itu. Ia hanya diam menatap ponselnya.Karena tak kunjung mendapatkan respon, Kiran pun mengangkat bahu acuh dan melanjutkan makan malamnya.Sampai akhirnya Kiran selesai dengan makan malamnya dengan ditemani Kakaknya yang melamun di sepanjang dirinya makan.Bahkan saat ini pun, saat mereka membereskan piring, Ailee masih diam dan sibuk dengan pikirannya. Hal itu membuat Kiran kesal, ia lebih
Zuco terlihat berdiri di depan gerbang sekolah sang kekasih, ia mengusap wajahnya dengan gusar. Sudah setengah jam lamanya ia menunggu kedatangan Ailee, namun gadis itu tak kunjung melintas di hadapannya.Bahkan ponselnya pun tidak bisa di hubungi, lebih tepatnya tidak di angkat.Sampai akhirnya ia mendapat telpon balik dari Ailee."Hal--""Kamu di mana?""Kamu di mana?"Zuco memutar bola mata sebal saat mendapatkan pertanyaan yang sama sebagai jawaban."Zu? Zuco?"Zuco mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku di depan gerbang sekolah kamu, udah hampir setengah jam aku nungguin kamu.""Kamu pulang aja, aku lagi ada--apasih Angga diem! Lagi ngomong sama Zuco nih!""Kamu di ma
Semoga suka:)Dengan langkah terburu-buru Ailee berjalan menyusuri lorong setiap kelas menuju sebuah ruangan serba guna untuk menemui anggota cheers lainnya. Ini adalah kumpulan pertamanya dan Ailee sangat bersemangat untuk hal itu. Pasalnya menjadi anggota cheers adalah keinginannya sejak lama, dan ia bisa lebih sering bertemu dengan para pemain basket, terlebih kapten basketnya saat mereka memiliki jadwal latihan bersama.Yaps, sejak pertama kali masuk SMA ini, Ailee sudah di buat jatuh hati oleh pesona dari seorang kapten basket yang satu tahun di atasnya, Kakak kelasnya.Dengan nafas yang masih terengah-engah, Ailee berdiri di hadapan beberapa siswi lainnya."Hai..." Sapanya seraya mengatur nafas."Emh, Lee..." Ucap salah satu siswi yang bernama Dhira, ia merupakan ketua cheers di sana.Dhira berjalan menghampiri Ailee yang masih berdiri dengan tersenyum kaku.
Semoga suka...Ailee terdiam, ia menatap dengan takjub setiap sudut rumah kekasihnya yang sangat mewah itu. Ya, beberapa saat setelah berbincang di perjalanan, Zuco meminta Ailee untuk ikut ke rumahnya terlebih dahulu dan dengan sedikit paksaan, Zuco berhasil membujuk Ailee untuk berkunjung ke kediamannya."Kamu duduk dulu aja, aku cari Papah aku dulu." Ucap Zuco dengan tersenyum.Ailee mengangguk paham seraya mendudukkan tubuhnya di salah satu sofa yang sangat empuk."Selamat siang Non, mau Bibi buatkan minuman apa?"Ailee sedikit terperanjat ketika seorang wanita paruh baya dengan tiba-tiba menanyai dirinya."Ah iya ap--apa saja," jawab Ailee dengan gugup, lalu seorang pria dengan stelan rapih khas kantoran berjalan menuruni anak tangga.Pria itu tersenyum ke arahnya. Ailee pun berdiri dan menyalami pria paruh baya itu dengan sopan saat