Share

12. Pesta Perusahaan

Semoga sukašŸ˜­

Jangan dheuegwjgeg3jqj huaaah...

Ini panjang loh partnya... Voteee dan komeeen.

Yang komen next & lanjut, ini bakalan di lanjut kok sampai tamat. Ok.

Gugup, itu yang Ailee rasakan. Ia berdiri menatap sekitar, beberapa orang terlihat sedang menikmati sajian dengan ditemani alunan musik dan yang lainnya ada yang berdansa dengan pasangan, juga ada yang tengah berbincang serta bersenda gurau di salah satu sudut ruangan dengan tempat duduk.

Ia berdecak kesal karena Zuco tak kunjung kembali dari kamar kecil. Sampai akhirnya sang pemilik acara mulai berjalan dan berdiri di atas lantai yang lebih tinggi dengan microphone di tangannya.

"Ekhem, ya cek! Okay. Selamat malam semuanya, mohon perhatiannya sebentar." Ucap Jhonatan meminta dan para tamu pun mulai berkumpul.

Jhonatan terlihat tersenyum senang melihat acara keluarga perusahaan di datangi sebagian besar tamu undangan yang memiliki waktu luang dan juga beberapa karyawannya.

"Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas kehadirannya, terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk menghadiri pesta kecil ini. Saya mengadakan acara ini karena alhamdulillah, proyek baru perusahaan kami akhirnya rampung." Ujar Jhonatan.

Semua bertepuk tangan, begitupun dengan Ailee.

"Proyek ini sebelumnya di tangani oleh saya, lalu saya percayakan pada putra pertama saya, Kenan Chris Corner. Sampai akhirnya dia menyelesaikan tugasnya tanpa membuat saya kecewa." Sambung Jhonatan seraya meminta putra pertamanya untuk berdiri di samping kanannya. Para tamu kembali memberikan tepuk tangan.

Setelah itu Jhonatan kembali mempersilahkan para tamu untuk menikmati acaranya kembali.

Dan beberapa saat kemudian, Zuco terlihat datang menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru. Ia berjalan menghampiri Ailee yang masih setia berdiri di samping guci yang hampir menyamai dirinya.

"Yaang, maaf lama..." Ucap Zuco seraya menuntun Ailee memasuki area yang lebih ramai.

"Kita mau ke mana?"

"Ke Papah, aku kira kamu udah nemuin Papah, eh ternyata masih diem di pojokan kayak eeq kucing."

Ailee memukul lengan Zuco pelan. "Disamain sama eeq, tega."

"Hehe, canda sayang." Ucap Zuco.

Sampai akhirnya mereka pun sampai di perkumpulan pria berjas di salah satu sudut. Ailee sangat yakin, mereka semua orang-orang yang sama suksesnya dengan Ayah dari kekasihnya ini.

"Pah," panggil Zuco, namun Jhonatan terlihat sedang berbicara serius dengan seseorang hingga tidak menyadari panggilan Zuco.

"Pah..." Ulang Zuco memanggil.

Lalu tiba-tiba saja seseorang menepuk pundak Zuco, mereka berbalik dan ternyata itu adalah Kenan, Kakak satu ayah namun berbeda Ibu.

"Jangan ganggu, Papah lagi ngobrol." Ucapnya.

Zuco berdecak kesal. "Ck, bentar doang Kak."

"Kamu mau dimarahin Papah? Susah banget kamu kalau dibilangin."

"Ya udah, Kak kenalin ini Ailee, dia istri aku." Ucap Zuco yang langsung mendapat geplakan ringan dari Ailee.

Ailee tersenyum ramah dan mengulurkan tangan kanannya. "Aku Ailee,"

"Kenan," ucapnya.

Kenan melirik Zuco dan memberi kode, namun Zuco hanya membalasnya dengan sebuah kernyitan di dahi. "Apa sih?"

"Ambilin air dong, Kakak liat istri kamu dari tadi diem di deket guci." Ujar Kenan dan Zuco terlihat senang saat Kakaknya mengatakan Ailee adalah istrinya.

Ailee hanya tersenyum kikuk mendengarnya. "Ck, gak adik gak abang, sama aja." Gumamnya dalam hati.

Zuco mengusap pinggang Ailee dan berlalu pergi. "Bentar, aku ambil minum dulu." Ucapnya.

Selepas Zuco pergi, Kenan beralih dan kini berdiri di samping kanan Ailee.

"Zuco itu kalau udah suka sama sesuatu, harus dia dapetin. Kadang kamu harus ekstra sabar, dia sedikit berbeda." Ucap Kenan.

Ailee mengangguk paham. "Aku tahu Kak Ken,"

Kenan tersenyum lega. "Setelah Ibunya meninggal dia jadi murung, terus tiba-tiba aja Papah telphone dan ngasih tahu kalau Zuco udah nemuin kebahagiaan barunya. Akhirnya alasan kami bekerja keras kembali lagi." Ucap Kenan. "Dia adik aku satu-satunya, i love him so much." Tambahnya.

Ailee tersenyum haru mendengarnya, ia kira hubungan Kakak Adik ini akan canggung, tapi ternyata dirinya salah, hubungan keduanya terdengar lebih dekat di banding saudara kandung.

Zuco pun kembali dengan minuman di tangannya.

"Yaang, ini... Minum dulu," Ailee pun menerima minuman tersebut dan meminumnya.

"Kalian ngomongin apa barusan?" Tanya Zuco.

Kenan melirik Ailee sekilas, begitupun sebaliknya.

"Jangan lirik-lirikan." Ucap Zuco tak suka.

Kenan tertawa lucu mendengarnya. "Kita ngomongin kamu,"

"Hah?" Ujar Zuco tak percaya seraya melirik Ailee yang hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja.

Kenan merangkul bahu sang adik dan mengacak rambutnya dengan gemas. "Santai kali, tuh Papah udah selesai."

Zuco terlihat memutar bola mata kesal, kemudian ia meraih lengan Ailee dan menuntunnya ke arah sang Ayah.

"Pah,"

Jhonatan menatap mereka, lalu meraih tubuh Zuco ke dalam pelukannya.

"Kamu dari mana aja?" Tanya Jhonatan.

"Aku jemput dulu Ailee," jawab Zuco.

Jhonatan mengangguk paham, kemudian Ailee menyalami Ayah kekasihnya itu. Jhonatan terlihat mengusap kepala Ailee saat mencium lengannya.

"Om kira kamu gak akan dateng, soalnya Om kira kamu tipe orang yang gak suka keramaian." Ucap Jhonatan.

"Kalau gak aku paksa, pasti gak bakalan dateng." Ujar Zuco dan Ailee hanya bisa tersenyum kaku.

Kenan yang berdiri di samping Jhonatan hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kebiasaan maksa-maksa orang."

"Biarin." Sahut Zuco.

"Kemarin malam aja maksa dibeliin sepatu, mending di daerah sini, ini dari luar negeri tapi maksa sampe sehari. Gila kali, untung adek, coba kalau bukan." Ujar Kenan.

"Dih, ngarang. Bohong mulu jadi orang, dosa."

"Yeu, siapa yang--"

"Ssst... Kalau ketemu berantem mulu, giliran jauh-jauhan saling tanya, 'Pah Kak Kenan sehat?, Pah, Zuco lagi ngapain, dimana? Obatnya jangan lupa...' heran." Potong Jhonatan menengahi perdebatan kedua putranya.

Ailee hanya bisa tertawa pelan melihat adik dan Kakak yang sedang bertengkar. Seperti dirinya dan juga Kiran yang terkadang seperti anjing dan kucing.

"Eh iya, kenalkan Putra keduaku, Zulleon Corner. Dan ini calon menantuku Ailee." Ucap Jhonatan memperkenalkan keduanya pada salah satu rekan bisnisnya.

Zuco tersenyum lebar mendengarnya, sedangkan Ailee, lagi-lagi harus tersenyum kikuk menanggapi kalimat itu. Ailee yakin jika wajahnya sudah benar-benar memerah.

"Mampus keduluan nikah!" Ujarnya pada sang Kakak.

"SMA juga belum lulus." Sahut Kenan.

"Tinggal beberapa bulan lagi, dih, iri." Balas Zuco.

Ailee terlihat menarik-narik kecil ujung pakaian yang Zuco kenakan.

"Kenapa yaang?" Tanya Zuco.

"Bosen." Bisik Ailee.

Zuco mengangguk paham. Kemudian ia mengedarkan pandangannya, sampai akhirnya ia menemukan spot yang mungkin akan membuat rasa bosan Ailee berkurang.

"Ikut aku," Zuco pun membawa Ailee menuju ke arah kolam yang juga tak luput dari hiasan.

Baru saja ia melangkah masuk ke area belakang rumah, Ailee langsung terdiam karena di sana terdapat beberapa gadis dan juga pria yang terlihat menikmati udara dingin malam hari. Ia kira tempatnya akan sepi.

Lalu tiba-tiba saja langkah Ailee terhenti, membuat Zuco menatap ke arahnya. "Kenapa yaang?"

"Vina..." Lirihnya. Jujur saja, ketika melihat Vina, Ailee langsung teringat akan kejadian di ruang serba guna yang Vina lakukan terhadapnya.

"Hm? Apa? Aku gak denger," tanya Zuco.

Ailee menggelengkan kepalanya.

Zuco menuntun Ailee dan membawanya duduk di sebuah sofa yang menghadap kolam yang memantulkan cahaya dari lampu-lampu.

"Zuco, mereka siapa?" Tanya Ailee mempoin para remaja yang berada di bagian belakang rumah bersama mereka.

"Itu pasti anak dari kenalan dan karyawan-karyawan Papah aku," jawab Zuco seraya membawa tubuh Ailee ke dalam pelukannya.

Ailee terdiam dan dengan perlahan ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Zuco, matanya terpejam sejenak dan menikmati detak jantung Zuco.

Zuco menautkan jari-jemarinya dengan milik Ailee, "i love you..." Ucap Zuco seraya mengecup lengan Ailee.

Ailee membuka pejaman matanya dan menatap lengannya yang berada dalam genggaman kekasihnya itu.

"Ya, i love you too..." Gumam Ailee menjawab.

Zuco tersenyum, walau terdengar samar, tapi ia merasa senang mendengar kalimat balasan itu dari kekasihnya.

"Ini luka bekas apa?" Tanya Ailee seraya melepaskan genggaman Zuco dan menunjuk bekas luka sayatan pada lengan kekasihnya.

Zuco langsung menarik lengan kemeja yang digulungnya hingga melewati sikut untuk menutupi bekas luka di atas pergelangan tangannya.

"Bekas apa?"

Zuco tersenyum gugup dan, "ini udah agak lama sih, pas Mamah aku pergi--ya aku... Aku cuma berusaha untuk ngurangin rasa sakit aku,"

Ailee mengusap lengan Zuco dan mengangguk paham. "sakit yah?"

"Udah enggak yaang, ini udah lama," jawab Zuco seraya mengecup bibir Ailee sekilas.

Drrt.. drrt...

"Bentar," Zuco meraih ponselnya dan membaca pesan yang diterimanya. "Yaang, Papah manggil aku, bentar yah. Jangan kemana-mana," ujar Zuco.

Ailee mengangguk paham. "Okay,"

Selang beberapa menit, seseorang datang menghampirinya.

"Vina..." Gumam Ailee saat seseorang yang sempat menjadi teman masa kecilnya berdiri dengan melipat kedua tangan di hadapannya.

Ailee pun berdiri dari duduknya dan menatap Vina dengan biasa, namun wanita di hadapannya itu malah tersenyum miring kepadanya.

"Halo, Nyonya Corner... Wiiih, enak yah pacaran sama orang kaya..." Ucapnya dengan nada meremehkan.

Ailee hanya diam dan tersenyum miris.

Hal itu membuat rasa kesal Vina semakin tak tertahankan. Ia menggeram tertahan dan langsung mencengkeram pakaian yang Ailee kenakan, dress selutut yang tampak elegan dipakai oleh Ailee.

"Gara-gara lo, gue hampir dikeluarin dari sekolah, gara-gara lo bokap gue hampir kehilangan pekerjaannya. Sialan!" Ucap Vina dengan penuh amarah, sedangkan Ailee hanya mengernyit heran.

"Gue? Gara-gara gue?"

Ailee mendorong tubuh Vina hingga mundur beberapa langkah menjauh dari tubuhnya.

"Gue! Semua yang terjadi sama lo, gue penyebabnya!" Sentak Ailee yang sudah habis kesabaran.

Ia menunjuk Vina dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Gue diem karena lo temen masa kecil gue, gue ngehargain hubungan itu. Tapi lo makin menjadi!"

Vina memundurkan langkahnya, ini pertama kalinya ia melihat Ailee marah dengan berteriak di depan wajahnya.

"LO TERUS NYALAHIN GUE! Perilaku lo yang minus dan itu salah gue? Gak Vin, itu salah diri lo sendiri. Lo terlalu egois, lo terlalu berambisi. Gak semua hal bisa lo dapetin. Dan Milan, kalau gue tahu lo suka sama dia, gue gak bakalan pernah suka." Tekan Ailee.

Vina menatap Ailee dengan tersenyum miring. "Pernah? Owh, dalam hitungan detik lo langsung gak suka gara-gara udah dapetin Leon... Ckck. Iya sih, Leon lebih sempur--"

Ailee geram, ia refleks mengangkat tangannya. Vina terkejut, ia memundurkan langkahnya tanpa melihat keadaan di belakang yang hanya tinggal satu langkah lagi terjatuh ke kolam.

"Aaah..." Pekik Vina.

Ailee mengurungkan niatnya untuk menampar, ia langsung menarik lengan Vina dengan kencang dan itu membuat tubuhnya tertarik ke arah depan, kemudian...

BYURRR!!!

"Heeukkqhh... Tolong...!" Pekik Ailee yang berusaha untuk memunculkan wajah dari dalam air.

Ia tidak bisa berenang. Kolamnya terlalu dalam untuk bisa berdiri tanpa tenggelam.

Vina terduduk di lantai yang tak jauh dari kolam, ia terlihat mengulum senyuman dan menahan tawa. Sedangkan para tamu di sekitar terlihat panik tanpa ada yang berniat untuk menolong.

"Cepet tolongin!" Teriak salah satu.

"Baju gue bisa basah, gak bawa ganti." Sahut yang lainnya.

Dengan di posisi yang sama, Vina terlihat tertawa lepas, ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Vin-naaah!" Ujar Ailee.

Vina yang tadinya tertawa kini mulai memasang wajah heran. "Dia bener--sial... Dia beneran gak bisa berenang." Pekiknya seraya berdiri.

Ia mulai melepaskan salah satu heelsnya, namun...

"AILEEEEE!" Pekik Zuco yang baru saja kembali.

Tanpa pikir panjang ia langsung masuk ke dalam kolam dan meraih tubuh Ailee agar tidak tenggelam.

Dengan perlahan ia berjalan ke tepi dan mendudukkan tubuh Ailee di sana.

"Are you okay?" Tanya Zuco seraya beranjak dari dalam kolam.

Ailee terlihat memegangi kepalanya.

"Yaang? Sayang bilang sesuatu dong..."

"Pusing..." Lirih Ailee.

Mata Zuco membulat dengan sempurna. Ia langsung meraih tubuh Ailee dan memangkunya ala Bridal style ke dalam rumah.

"Minggir!!" Ujar Zuco membuat para tamu yang menghalangi jalannya menyingkir.

Semua orang terdiam dan kini Zuco yang tengah memangku Ailee yang menjadi pusat perhatian.

"Ailee kenapa, dek?" Tanya Kenan seraya mengikuti langkah Zuco menaiki anak tangga.

Zuco sama sekali tak menjawab pertanyaan tersebut, pandangannya hanya fokus pada langkah dan menatap Ailee dengan khawatir.

"Zuco jawab Kakak,"

"Just let me take care of her first, please..." Ucap Zuco.

Kenan membukakan pintu kamar sang adik dan membiarkan Zuco yang mengurus Ailee. Ia pun kembali ke bawah untuk mengatasi beberapa tamu yang mungkin bertanya-tanya.

Vomment...


Komen (1)
goodnovel comment avatar
Betty Yuspriatna
sukaaaaaa......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status