Share

4

Namun, Xue Ling tidak pernah menemukan waktu untuk mengatakan semua itu pada Xue Yao.

Suatu malam yang cerah, Xue Yao kembali dengan wajah penuh senyum. “Bagaimana pendapatmu tentang nona Mo Fan Wan?”. Tanya Xue Yao pada Xue Ling saat hendak tidur.

Xue Ling terdiam beberapa saat sebelum menjawab. “Baik. Sangat baik.”

Senyum Xue Yao semakin lebar. Ia tidak dapat melihat wajah Xue Ling yang sedih saat berkata. “Ya…kau benar. Ia sangat baik. Cocok sekali menjadi Nyonyamu, bukan?”

“Ya –“ Xue Ling tidak mungkin mengatakan yang sebaliknya karena kenyataannya memang nona Mo Fan Wan sangat baik. Apalagi kakak pertama sangat menyukai nona Mo Fan Wan.

Malam itu, Xue Ling tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ia merasa bahwa dirinya jahat karena tidak menginginkan Tuan Mudanya menyukai wanita lain selain dirinya. Bagaimanapun dirinya tidak bisa dibandingkan dengan wanita secantik dan seanggun nona Mo Fan Wan.

Dini hari ia terbangun karena merasa sangat kedinginan. Racun dinginnya kambuh padahal sudah lama tidak terjadi. Rasa dingin ia rasakan naik dari kakinya, saat rasa dingin itu merayap naik ke dadanya, Xue Ling bangun dari tempat tidurnya, membuka pintu dengan perlahan agar tidak membangunkan Tuan Mudanya, ia melangkah perlahan di tangga agar tidak menimbulkan bunyi, turun ke dapur menuju ke halaman belakang, menghidupkan api unggun untuk menghangatkan diri sambil minum arak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status