Share

Kesempatan.

Penulis: NomNom69
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-14 08:22:47

Malam itu rumah terasa tenang. Lampu ruang tamu redup, hanya suara jam dinding dan suara kecil dari video TikTok di ponsel Tante Sarah yang memecah keheningan. Luki rebahan santai di sofa dengan kaos oblong, satu tangan menyangga kepala, sementara tangan lainnya sibuk menggenggam ponsel.

Sarah duduk di sofa seberang, kakinya ditekuk santai sambil sesekali tertawa kecil melihat konten di layar. “Anak-anak TikTok sekarang aneh-aneh ya, Luk,” celetuknya tanpa menoleh.

Luki melirik sekilas, lalu tersenyum tipis. “Iya, Tante… tiap hari ada aja trend baru,” jawabnya sambil tetap fokus ke layar ponselnya.

Notifikasi WhatsApp tiba-tiba masuk. Luki membuka, ternyata pesan dari temannya, Ardi. “Luk, beneran lu butuh kerjaan?”

Luki mengetik cepat. “Iya, Di. Lagi cari, ada info gak?”

Balasan masuk hampir seketika. “Bukannya kemarin gue dapet info dari Nissa. Katanya lu simpenan tante-tante njirr. Mana semok lagi, katanya.”

Mata Luki langsung membesar. Jantungnya berdetak lebih cepat, ada rasa pan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Kabar dari Tante Sarah

    Siang itu rumah terasa lebih tenang dari biasanya. Televisi menyala dengan volume sedang, menampilkan acara yang bahkan tak benar-benar ditonton oleh Ajeng. Ia duduk bersandar di sofa, satu kakinya dilipat, matanya sesekali melirik ke arah Luki yang mondar-mandir di kamar, sibuk bersiap. Tak lama kemudian, Luki keluar dengan kemeja rapi dan jam tangan yang baru saja ia kenakan. Gerakannya terlihat tergesa tapi masih terkontrol, seolah ia sendiri belum sepenuhnya yakin dengan kepergiannya. Ajeng menoleh, mematikan suara televisi lalu bertanya dengan nada datar, tapi penuh perhatian. “Kamu mau ke mana, Luk?” Luki berhenti sebentar, lalu berjalan mendekat sambil merapikan ujung bajunya. “Ke rumah Tante Sarah bentar, Mbak,” jawabnya ringan. “Katanya ada yang mau diomongin.” Ajeng mengernyit kecil. Ia menegakkan duduknya, menatap Luki lebih serius. “Ngomongin apa?” Luki mengangkat bahu pelan. “Gak tau. Katanya nanti aja ngomongnya di sana.” Ajeng terdiam sejenak, pikira

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Maria x Kekhawatiran Sarah

    Siang itu, di dalam sel, Pak Herman sedang duduk bersandar di dinding ketika seorang petugas lapas berhenti di depan jeruji. “Pak Herman,” panggil petugas itu dengan nada datar. Herman mengangkat kepala. “Iya, Pak?” “Ada yang mau besuk.” Herman sedikit mengernyit. “Siapa? Bukannya tadi sudah… Luki sama Ajeng.” Petugas itu melihat catatannya sebentar. “Namanya Bu Sarah.” Herman terdiam sesaat. Ada jeda yang cukup jelas sebelum akhirnya ia bangkit berdiri. Wajahnya tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, meski langkahnya tetap tenang mengikuti petugas menuju ruang besuk. Begitu sampai, Herman langsung melihat sosok Sarah sudah duduk di kursi seberang meja pembatas. Sarah menoleh, tersenyum tipis, tanpa langsung bicara apa pun. Herman duduk perlahan. “Kamu ke sini?” Sarah mengangguk kecil. “Udah ketemu Luki sama Ajeng, Man?” Herman semakin heran. “Kok kamu tahu mereka habis dari sini?” Sarah menyandarkan punggungnya, ekspresinya tenang. “Semalem Luki cerita. Katany

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Besuk Papah x Kedatangan Tante Sarah

    Sabtu siang itu cuaca terasa terik, tapi Luki tetap menyetir dengan tenang. Di kursi sebelahnya, Mbak Ajeng duduk sambil memangku plastik berisi bakmi yang baru saja mereka beli—bakmi kesukaan papah Luki, yang sejak tadi terus Ajeng jaga agar tidak tumpah. “Harusnya masih anget pas nyampe,” kata Ajeng pelan sambil melirik jam di dashboard. “Iya, Papah pasti seneng,” jawab Luki singkat, meski nadanya terdengar sedikit tertahan. Sepanjang perjalanan menuju lapas, suasana di dalam mobil lebih banyak diisi diam. Luki fokus ke jalan, sementara Ajeng beberapa kali menoleh ke arah Luki, seolah ingin memastikan kondisi batinnya baik-baik saja. Tapi Ajeng memilih tidak banyak bicara, memberi ruang pada Luki untuk tenggelam dalam pikirannya sendiri. Setibanya di depan lapas, Luki memarkir mobil dengan rapi. Ia menarik napas dalam sebelum mematikan mesin. “Siap, Mbak?” tanyanya sambil menoleh. Ajeng mengangguk. “Siap. Kamu juga udah siap kan, Luk.” Mereka turun dari mobil dan berja

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Menjenguk Papah x Bersama Ajeng

    Siang itu, ruangan Gladys terasa cukup tenang. AC menyala pelan, sementara berkas-berkas kontrak tersusun rapi di meja. Luki memperhatikan satu kontrak yang sedang Gladys jelaskan.“Jadi yang ini tinggal kamu cek ulang pasal pembayarannya aja, Luk,” kata Gladys sambil menunjuk halaman terakhir.Luki mengangguk. “Oke, gampang. Nanti malam aku rapihin terus kirim revisinya.”Rapat kecil itu berjalan sekitar 20 menit. Setelah semuanya dirasa cukup, Gladys menutup map berkas dan bersandar.“Udahan dulu. Kita makan siang yuk?” ajaknya.“Gas,” jawab Luki sambil merapikan meja.Mereka berjalan menuju kantin kantor. Suasananya lumayan ramai, tapi masih dapat meja kosong. Saat makanan baru sampai, Luki mengambil ponselnya sebentar. Ada satu pesan WhatsApp baru.Dari Om Iksan.Luk, Papah kamu minta dijenguk minggu ini. Kalau bisa ajak Ajeng sekalian ya.Luki menarik napas pelan, kemudian membalas singkat.Iya Om, insyaallah Sabtu ya.Gladys melihatnya dari seberang meja. “Chat dari siapa? Mbak

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Tawarin Kerja x Untuk Ajeng

    Setelah itu, suasana kamar masih hangat dan sunyi. Tante Sarah berbaring menyandar di dada Luki, tubuhnya masih dibalut selimut yang sama, napasnya perlahan mulai stabil. Luki mengusap pelan kepala Tante Sarah, gerakannya lembut, seperti mencoba menenangkan sekaligus menormalkan kembali suasana. Tante Sarah menarik sedikit selimut naik ke bahunya, lalu berkata dengan suara lirih, “Aku sebenarnya mau ajak kamu sama Ajeng kerja di butik aku nanti…” Luki menoleh kecil, masih mengusap rambutnya. “Aku kan udah kerja, Tan,” jawabnya pelan. “Kalau mau ngajak, coba tawarin Mbak Ajeng aja.” Tante Sarah mengangkat wajahnya sedikit, menatap Luki dengan alis terangkat. “Ajeng? Kan dia juga kerja, Luk.” Luki menggeleng. “Mbak Ajeng udah nggak kerja, Tan.” Tante Sarah diam sebentar, kagetnya terlihat jelas. Ia bangkit sedikit, bersandar di lengan Luki sambil memegang selimut agar tetap menutup tubuhnya. “Serius?” tanyanya. “Kenapa udah nggak kerja?” Luki menarik napas pelan

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Malam, Tante Sarah Berkeringat

    Setelah memastikan mobil tamu tadi benar-benar menjauh, Luki akhirnya memajukan mobilnya perlahan. Ia berhenti tepat di depan pagar rumah Tante Sarah. Rumah itu terlihat tenang sekarang, hanya lampu teras yang menyala lembut. Luki turun dari mobil, menoleh kanan–kiri sejenak untuk memastikan situasi aman, lalu berjalan masuk melewati pagar yang sedikit terbuka. Pintu rumah ternyata masih terbuka lebar, seperti sedang menunggu seseorang. “Assalamualaikum…” suara Luki terdengar pelan tapi jelas. Dari dalam, muncul Tante Sarah sambil tersenyum kecil. “Waalaikumsalam. Masuk sini, Luk. Tante kira kamu nggak jadi datang.” Luki hanya membalas senyum itu. “Tadi nunggu tamunya pergi dulu, Tante.” “Oh begitu…” Tante Sarah mengangguk, belum menanggapi lebih jauh. “Ngopi dulu? Tante bikinin ya?” tawarnya sambil berjalan ke dapur kecil. “Boleh, Tan. Makasih.” Tidak butuh lama, Tante Sarah kembali membawa dua cangkir kopi panas. Dia meletakkan satu di depan Luki, lalu menutup pint

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status